Pelaihari, KP – Berbagai isu dan kabar miring mengenai pengungsi banjir di Desa Pulau Sari, Kecamatan Tambang Ulang yang menempati kandang ayam beredar secara liar di media sosial akhir-akhir ini, Tim Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Tanah Laut (Tala) pun menghimpun berbagai informasi mengenai bagaimana kondisi sesungguhnya di lokasi pengungsian tersebut.
Dari data yang dihimpun, bangunan yang ditempati oleh para pengungsi tersebut sudah dibangun selama dua tahun dan belum pernah difungsikan sama sekali sebagai kandang ayam.
Dengan ukuran lebar tujuh meter dan panjang 40 meter kandang itu dibangun, materialnya pun menggunakan bambu, kayu dan atap daun nipah seperti layaknya kandang ayam besar yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan broiler ayam. Dari pengakuan para pengungsi selama mengungsi di tempat tersebut tidak terdapat bocor pada bangunan tersebut, tempat tersebut juga dinilai bersih.
Salah satunya menurut pengakuan Nurul Husnah yang mengungkapkan bahwa dirinya merasa nyaman-nyaman saja selama tinggal di bangunan kandang ayam yang ada di Desa Pulau Sari ini.
”Alhamdulillah meski tempat ini namanya kandang ayam, tapi kan tidak pernah ditempati atau dipakai untuk peternakan ayam sehingga sangat bersih, untuk toilet dan kamar mandipun sudah ada. Kalau soal nyamuk ya di rumah juga ada nyamuk,” jelasnya.
Lebih lanjut Nurul menegaskan bahwa kehidupan mereka di pengungsian ini tidak semengenaskan yang ada di dalam berita atau sosial media yang beredar, menurutnya cuma judulnya saja mereka tinggal di kandang ayam, namun menurutnya tempat itu sangat layak.
”Lantainya kami lapisi dengan karpet, selimut dan bantal juga ada. Memang diminta beberapa kali pindah namun kami yang ingin bertahan disini,”ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Desa Pulau Sari Suryani menyangkal isu-isu di media sosial yang menyatakan bahwa para pengungsi dari Desa Kurau ditelantarkan di Desa Pulau Sari.
“Jika mereka ditelantarkan tidak mungkin mereka menolak ketika delapan kali tawari untuk pindah,untuk makan pun kami jamin tiga kali sehari bahkan jika ada pemberian nasi dari para relawan juga kami berikan sebagai tambahan kepada mereka,”pungkasnya.
Guna memastikan beredarnya isu-isu yang tidak jelas tersebut, Wakil Bupati Tala Abdi Rahman pun mengunjungi langsung lokasi pengungsian yang berada di Desa Pulau Sari tersebut pada Minggu (17/1/2021), Abdi langsung duduk bersama pemilik bangunan kandang ayam Aril dan para pengungsi dan melakukan klarifikasi kepada mereka secara langsung.
Abdi pun melontarkan pertanyaan, apakah para pengungsi nyaman berada di tempat tersebut, para pengungsi kompak menjawab “nyaman”, selanjutnya Abdi pun menanyakan atas kehendak siapa mereka berada di kandang ayam tersebut, mereka pun menjawab karena kehendak sendiri.
“Saya Wakil Bupati Tala mewakili pemerintah daerah menyatakan bahwa kandang ayam ini layak huni, bersih tidak ada ayamnya bahkan telurnya. Isu-isu diluar tidak benar, telur ayam dan anak ayam pun tidak ada,”singgung Abdi.
Wabup Tala pun meminta agar masyarakat memiliki etika yang baik dalam bersosial media khususnya dalam musibah banjir seperti ini jangan menyebarkan isu tidak jelas yang menimbulkan polemik di masyarakat.
“Jangan menebar kebencian disaat musibah melanda seperti ini, justru kita doakan dan harus membantu para korban yang ada. Bukan malah menebar kebencian itu sangat tidak bermoral dan beretika,”tegasnya.
Abdi pun mengapresiasi Aril yang telah membantu keluarganya sendiri dan pemerintah daerah dalam hal menyediakan tempat pengungsian kepada warganya.
Dalam kesempatan yang sama Aril pun menegaskan bahwa yang ada didalam tempat pengungsian tersebut adalah keluarganya sendiri.
“Kalau tempat ini tidak layak mana mungkin saya biarkan keluarga saya yang menghuninya,”ucapnya singkat.
Kandang tersebut ternyata memang sengaja dibangun oleh Aril yang rencananya kandang tersebut akan digunakan sebagai tempat peternakan ayam ketika ia berhenti menjadi sopir truk nanti.
Dari data terakhir pihak Desa Pulau Sari pengungsian yang berlokasi di bangunan kandang ayam tersebut dihuni sebanyak 30 orang terdampak banjir di Desa Kecamatan Kurau, mereka sendiri telah mengungsi di tempat tersebut sejak Jumat (15/1/2020) lalu. (rzk/K-6)