Banjarmasin, KP – Penjualan parfum refill atau isi ulang di bulan suci Ramadan meningkat dibanding jika dibandingkan hari biasanya. Penggunaan minyak wangi untuk kebutuhan sehari-hari sudah menjadi tren tersendiri bagi masyarakat umum.
Di Banjarmasin, cukup banyak toko parfum yang menawarkan berbagai merk dan aroma. Salah satunya, adalah Toko MB Parfum di Jalan Masjid Jami, Sungai Jingah, Banjarmasin.
Dikatakan Sauqi, di tokonya MB Parfum, menyediakan ratusan jenis wewangian yang berasal dari Eropa dan Timur Tengah. Pelanggannya datang dari berbagai kalangan dan semua usia.
“Jenis parfum Eropa yang paling laku saat ini adalah Baccarat Extrait dan Salvador Dali, harganya Rp 7 Ribu per miligram. Kalau aroma parfum dari Timur Tengah, yang sering dicari itu Ameer Oud dan Al Haramain Madinah, harganya Rp 15 Ribu per miligramnya,” ujar Sauqi, saat disambangi Kalimantan Post, Selasa (4/5).
Secara keseluruhan, imbuh Sauqi, harga bibit parfum yang dijualnya cukup terjangkau. Mulai yang paling murah Rp 2 Ribu hingga Rp 15 Ribu per miligram. Dan, beberapa jenis parfum yang dijual di tokonya sudah mengantongi sertifikat Halal Quality Control (HQC) dari Expressions Parfumees, France.
Menurut Sauqi yang telah 15 tahun menggeluti dunia wewangian ini, prospek bisnis parfum tidak ada matinya dan cukup menjanjikan. Yang penting distributor selalu mengikuti regulasi yang telah diatur pemerintah.
Apalagi, lanjutnya, dari sisi duniawi parfum sudah menjadi gaya hidup masyarakat saat ini. Sementara, jika dihubungkan dengan akhirat, menggunakan parfum pun bisa meraih pahala. Karena berwangi-wangian termasuk sunnah Nabi. Faktor itulah, yang menjadikan parfum selalu dicari dan digunakan banyak orang.
“Umat muslim disunnahkan memakai wangi-wangian. Dan dari berbagai jenis parfum, ada jenis yang sesuai sunnah nabi, yaitu Minyak Kasturi. Rasulullah SAW sangat menyukai wanginya minyak kasturi dan seringkali menggunakannya. Minyak kasturi ini sering disebut rajanya wewangian,” terangnya lagi.
Dari segi penjualan, ia mengungkapkan, tahun 2021 perputarannya lebih bagus dibanding tahun lalu, meski belum bisa dikatakan normal. Waktu awal-awal pandemi, penjualannya merosot tajam hingga 50 persen lebih.
“Tahun ini, lumayan ada perubahan, meningkat 25 persen lah jika dibandingkan tahun lalu. Namun, secara keseluruhan Omzet cenderung menurun selama pandemi Covid-19 ini. Dulu, Sebelum pandemi, omzet mencapai Rp 60 Juta. Sekarang, paling sekitar Rp 30 Juta per bulan,” bebernya.
Selain di Jalan Masjid Jami yang menjadi pusatnya, MB Parfum memiliki dua buah toko cabang lagi, yakni di Jalan Sutoyo S dan Jalan Veteran Banjarmasin.Bahkan, saat ini cabangnya sudah merambah hingga provinsi tetangga, Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Timur (Kaltim).
“Cabang kami di Palangka Raya, Muara Teweh, Kalteng dan di Panajam, Kaltim. Rencananya akan buka cabang baru lagi untuk Banjarmasin dan Palangka Raya,” sebut Sauqi.
Dalam waktu dekat, MB Parfum berencana akan membuka kesempatan peluang usaha bagi masyarakat yang ingin bermitra dengan pihaknya. “Sehabis lebaran, kami akan membuka program franchise dan melayani mitra usaha yang ingin berbisnis di bidang parfum,” pungkasnya. (opq/K-1)