Wasekjen PB PBSI asal banua, H Edi Sukarno menyebutkan tentang sulitnya masuk menjadi atlet maupun pelatih di Pelatnas Bulutangkis Cipayung.
Banjarmasin, KP – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PB PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) H Edi Sukarno,SH,MH menyebutka, tidak mudah bagi atlet maupun pelatih untuk masuk di Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) Bulutangkis Cipayung.
Menurut Pengurus PB PBSI asal Banua ini di Banjarmasin kemarin, untuk menjadi atlet atau pelatih di Pelatnas seorang atlet dan juga pelatih harus benar-benar memiliki kesiapan fisik dan mental. Karena jika sudah masuk di ‘kawah candradimuka’ bulutangkis nasional tersebut, mereka harus menjalani latihan yang super ketat, tiap hari harus menjalani evaluasi terhadap perkembangan prestasinya dan juga fisiknya.
‘’Kalau sampai terjadi penurunan prestasi, tolok ukurnya saat mengikuti sebuah turnamen internasional dan gagal menjadi juara, atlet dan pelatih akan di evaluasi secara detail tentang penyebab penurunan tersebut,’’ jelas Edi sukarno yang beberapa priode menduduki jabatan di kepengurusan PB PBSI.
Dipaparkannya, masuk dalam Pelatnas Bulutangkis Cipayung merupakan idaman semua atlet dan pelatih bulutangkis, karena fasilitas yang disediakan untuk cabor yang selalu diproyeksikan untuk even tertinggi olahraga dunia yakni Olimpiade tersebut, sangat luar biasa. Baik untuk fasilitas latihan, perangkat peralatan dan pakaian, bahkan uang saku sangat melimpah.
‘’Tetapi konsekwensinya juga tidak mudah, semua harus dibayar dengan menunjukkan prestasi terbaik, sehingga atlet dan pelatih benar-benar harus disiplin mematuhi jadwal latihan yang ditentukan,’’ papar Edi Sukarno.
Di Pelatnas Cipayung, semua kelompok memiliki pelatih dan assisten pelatih, untuk nomor tunggal putra dan tunggal putri, ganda putra dan ganda putri, dan ganda campuran. Juga dilengkapi dengan psikolog dan ahli gizi. Juga ada pembagian kelompok pemain senior dan junior.
-Tujuh Wakil di Olimpiade
FEDERASI Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengonfirmasi berakhirnya kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 Jumat (28/5/2021) sore WIB. Penghitungan poin bagi para pebulu tangkis untuk lolos ke Olimpiade Tokyo telah ditutup.
Indonesia akan mengirimkan tujuh wakil untuk mentas di ajang empat tahunan tersebut. Merata di seluruh nomor yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Pada nomor tunggal putra Indonesia meloloskan Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Anthony mengoleksi 75,332 poin dari 17 turnamen untuk duduk di urutan kelima. Jonatan berada pada posisi ketujuh dengan koleksi 72,940 poin.
Ganda putra juga meloloskan dua wakil. Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Kedua pasangan secara perkasa menempati ranking 1-2.
Marcus/Kevin berada di urutan pertama dengan koleksi 106,853 poin dari 16 turnamen. Ahsan/Hendra berada di peringkat kedua dengan 96,757 poin dari 17 turnamen.
Indonesia memiliki satu wakil di tunggal putri. Gregoria Mariska Tunjung, mendapatkan tiket ke Olimpiade menempati peringkat ke-20. Ia mengumpulkan 45,200 poin dari 18 turnamen.
Ganda putri meloloskan satu wakil yakni Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Lolos setelah menduduki ranking ketujuh dengan perolehan 67,805 poin dari 17 turnamen. Menjadi Olimpiade ketiga bagi Greysia Polii setelah tampil pada 2012 dan 2016.
Lalu satu wakil di ganda campuran yakni Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Menempati peringkat keempat dengan perolehan 77,487 poin dari 17 turnamen selama periode kualifikasi.
Sayangnya, secara tragis ganda campuran Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja gagal lolos pada detik-detik terakhir. Mereka berada di urutan kesembilan setelah digeser wakil Inggris yakni Marcus Ellis/Lauren Smith yang mendapat poin terakhir di Kejuaraan Eropa 2021.
Indonesia di urutan kedua dalam jumlah wakil terbanyak di Olimpiade Tokyo 2020. Jumlah terbanyak dimiliki China dan Jepang dengan sembilan wakil. (nets/nfr/k-9)