KOTA BANJARMASIN sebagai salah satu pintu gerbang pulau Kalimantan dikenal sejak tempo dulu sebagai kota perdagangan. Predikat itu terus melekat pada kota paling tua di provinsi kalimantan ini Banjarmasin mempunyai banyak pasar sebagai tempat bertemunya pedagang dan pembeli, baik yang sifatnya lokal maupun antar daerah.
Salah satu pasar yang sangat terkenal di Banjarmasin pada tempo dulu adalah Pasar Malam Blauran. Keberadaan pasar tradisional yang aktivitasnya berlangsung pada malam hari ini diperkirakan sudah ada sekitar era di bawah tahun 1950-an.
Di bawah tenda dan hanya diterangi lampu berlampu petromak atau biasa orang Banjar menyebutnya dengan lampu strongkeng karena terbatasnya daya lisitik, Pasar Malam Blauran yang hampir seluruhnya dari Pedagang Kaki Lima (PKL) itu puluhan tahun silam sempat berjaya dan mengalami era keemasan.
Dari cerita orang tua kita dulu, Pasar Malam Blauran pertama dulunya berlokasi dari depan Mengseng (sebuah toko roti milik orang China) atau dari Taman Sari depan Pasar Harum Manis sepanjang jalan Pasar Baru.
Kemudian seiring waktu lokasinya berpindah dari depan eks Bioskop Ria hingga Pasar Sudimampir dan beberapa tahun kemudian berpindah lagi ke Jalan Brigjen Katamso hingga depan eks Bioskop Cempaka.
Pada saat menempati lokasi kawasan Jalan Brigjen Katamso Pasar Malam Blauran masih ramai dikunjungi pembeli. Bahkan warga luar daerah yang datang ke Banjarmasin ketika itu tidak afdol bila tidak mengunjungi Pasar Malam Blauran.
Namun belakangan atas kebijakan Pemko Banjarmasin di era dibawah tahun 1990-an Pasar Malam Blauran kemudian direlokasi lagi ke Pasar Antasari.
Ditempat baru berjualan itupun pasar rakyat yang menjualan berbagai konveksi dan berbagai jenis barang dagangan lainnya inipun tetap hidup , karena Pasar Malam Blauran pada era itu masih satu-satunya pasar malam yang ada di Kota Banjarmasin.
Namun seiring berjalannya waktu Pemko Banjarmasin kemudian melakukan renovasi terhadap Pasar Antasari dengan menjalin kerjasama dengan PT Giri Jaladhi Wana (GJW).
Menyusul selesai pekerjaan renovasii Pasar Antasari yang kemudian berubah namanya menjadi Pusat Peberlanjaran Pangeran Antasari (P3A) itu. Pemko Banjarmasin mengembalikan lagi Pasar Malam Blauran ke kawasan Jalan Brigjen Katamso hingga saat ini.
Berdasarkan catatan pemindahan untuk kembali ke kawasan Jalan Brigjen Katamso hingga eks depan Bioskop Cempaka ini sempat diwarnai penolakan dan protes keras dari para pedagang Pasar Malam Blauran.
Namun belakangan atas negosiasi yang dilakukan oleh Almarhum Sofyan Arpan ketika menjabat Walikota di era tahun 2001-2002 waktu itu para pedagang Pasar Malam Blauran akhirnya mau pindah.
Dari catatan KP saat merelokasi pemindahan gerobak, rombong tempat berjualan pedagang Pasar Malam Blauran ini, almarhum Sofyan Arpan sebagai walikota ketika itu harus berjalan kaki dari Pasar Antasari menuju Jalan Brigjen Katamso.
Sementara seiring berjalannya waktu saat ini era kejayaan dan nasib Pasar Malam Blauran terus kian memudar. Hal ini menyusul diizinnya oleh Pemko Banjarmasin berdirinya Pasar Tungging di kawasan Jalan Belitung pada sekitar tahun 2002 hingga maraknya pasar tungging yang digelar di kawasan pemukiman warga.
Kondisi itu ditambah berdirinya Duta Mall dan kios atau toko serta gerai yang kini marak hampir di seluruh ruas jalan di kota ini. Dari mulai menjual konveksi hingga berbagai barang dagangan lainnya.
Persaingan sangat ketat nasib pedagang Pasar Malam Blauran pun semakin terpuruk. “Padahal Pasar Blauran dulunya ramai dikunjungi pembeli, namun kini seolah hidup segan mati tak mau,”kata Ketua Persatuan Pedagang Pasar Blauran Fadillah.
Kendati masih tetap bertahan, nasib pedagang Pasar Blauran tampaknya secara perlahan terus tergerus.
Terakhir, Pemko Banjarmasin memindahkan gerobak atau rombong milik pedagang yang di parkir di samping halaman Kantor DPRD Kota Banjarmasin. (amir hamzah/K-3)