Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kotabaru

Hampir Sepekan Tak Turun Hujan
Cadangan Air di Kotabaru Mulai Surut

×

Hampir Sepekan Tak Turun Hujan<br>Cadangan Air di Kotabaru Mulai Surut

Sebarkan artikel ini
hal 16 K Baru 25 klm
ABDULLAH - Pengelola air Swadaya di Desa Semayap Kecamatan Pulaulaut Utara. (KP/Ist)

Kotabaru, KP – Hampir sepekan terahir hujan tidak mengguyur Kotabaru wilayah perkotaan, cadangan air bersih sudah mulai surut.

Terkhusus cadangan air bersih kelolaan swadaya masyarakat yang hanya mengandalkan bendungan kecil di pinggiran aliran sungai, jika hujan tidak turun dengan intensitas sedang, maka secara otomatis akan menyurut.

Baca Koran

Disampaikan oleh Salah seorang pengelola air Swadaya di Desa Semayap Kecamatan Pulaulaut Utara, Abdullah, yang kerap di panggil Abah Udin menyatakan, “Kurangnya pohon pohon kayu di hulu sungai yang bisa menyerap air, berpengaruh besar dari cepatnya menyurut cadangan air di sungai pak. Sehingga, kita benar benar mengandalkan curah hujan saja. Jika dalam seminggu hujan tidak turun dengan curah sedang, sudah dipastikan cadangan air berkurang,” ujar Abdullah yang mengaku mengelola air sejak, tahun 2006, bersama beberapa warga lainnya, kemudian menambahkan.

“Berbeda pada zaman dahulu, saat pohon pohon belum habis di tebang, baik oleh pemilik kebun, ataupun oleh penebang liar, walaupun hujan tidak turun dalam waktu sebulan, aliran sungai masih juga mengalir, walau tak deras. Kalau sekarang, dalam waktu seminggu tidak hujan bisa kita lihat di Salo kayyang, Sungai besar, (nama sungai yang melintas di desa Semayap), airnya sudah nyaris habis, kecuali yang mengendap di beberapa palung palung kecil sepanjang aliran sungai,” terangnya.

Di akui oleh Abdullah, bahwa saat kemarau berkepanjangan, yakni hujan tidak turun dalam jangka waktu 3 bulan, semua cadangan air kelolaan swadaya akan mengalami kekeringan, karena kapasitas bendungannya tidak banyak, bahkan hanya membelokkan aliran air di bagian hulu sungai ke dalam pipa yang di tanam di pinggiran, sementara aliran besarnya yang utama, tetap mengalir ke bawah.

Baca Juga :  Pamen, Pama, dan Bintara Polri di Polres Kotabaru Naik Pangkat

Di katakan bahwa, “saat debet air sudah sangat terbatas, daya dorong air di dalam pipa yang hanya mengandalkan gravitasi tentunya sangat lemah. Sehingga distribusi air kepada pelanggan tidak mungkin bisa merata. Karenanya, saat itu. Aliran air ke pipa pelanggan, sudah tidak dijalankan lagi. Dan iuran pemeliharaan juga secara otomatis terhenti,” katanya. (and/K-6)

Iklan
Iklan