Banjarmasin, KP – Kondisi bahu jalan yang terlalu tinggi di kawasan Jalan Tembus Perumnas atau tepatnya di ruas Jalan Cemara Ujung, Kayutangi, Kecamatan Banjarmasin Utara kini sudah mulai ditanggulangi.
Kepala Bidang (Kabid) Jalan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Chandra mengatakan, proyek tersebut mengerjakan bahu jalan yang dinilai bisa membahayakan masyarakat atau pengguna jalan dengan bahan cor beton.
Benar saja, dari pantauan Kalimantan Post, Selasa (29/06) siang, hampir sepanjang 1,5 km di bahu jalan itu sudah mulai dipasangi kerangka dan lapisan plastik untuk pengecoran bahu jalan.
Bahkan beberapa diantaranya sudah dilakukan pengecoran.
Chandra menjelaskan, pembangunan tersebut merupakan lanjutan dari proyek pengaspalan di Jalan Cemara Ujung yang sebelumnya sudah rampung.
“Jadi sekarang proyek mengunci aspal dengan pengecoran bahu jalan ini masih proses persiapan,” ungkapnya saat ditemui awak media belum lama tadi.
Tujuan utamanya tidak lain agar kekhawatiran warga soal tingginya bahu jalan bisa tertanggulangi.
Menurut Chandra, pihaknya belum bisa memastikan apakah pembangunan bakal diprioritaskan di sepanjang jalan Cemara Ujung atau hanya di beberapa kawasan yang dinilai rentan.
“Kita masih melihat situasi dan kondisi di lapangan dulu, pengerjaan bahu jalan ini situasional. Pengerjaannya pun mengambil waktu yang tidak mengganggu aktivitas warga,” jelasnya.
Meski kontrak kerjasama dalam proyek pembangunan jalan dengan pihak ketiga itu berakhir di bulan September 2021, namun pihaknya menargetkan proyek senilai Rp 2,9 miliar tersebut sudah bisa rampung pada bulan Agustus 2021 mendatang.
Di samping itu, Chandra juga berharap kepada para pengguna jalan bisa mematuhi aturan yang ditetapkan saat melintas di kawasan Cemara Ujung. Seperti truk bermuatan 6 ton atau lebih agar tak melintas di jalan tersebut.
“Hal itu tujuannya tidak lain agar bisa awet dan seluruh pengguna jalan bisa nyaman,” tuntasnya.
Sementara itu, Fachrul, salah seorang warga yang setiap harinya melewati ruas jalan tersebut berharap pengerjaan proyek bahu jalan tersebut bisa selesai lebih cepat.
“Kalau tidak segera diselesaikan takutnya bisa menimbulkan korban. Siapa tahu ada pengguna jalan yang lengah, kemudian terperosok ke bahu jalan yang tinggi,” imbuh karyawan swasta tersebut saat dibincangi Kalimantan Post.
Selain itu. Rasa khawatir yang dirasakannya itu juga terjadi lantaran kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti aturan lalu lintas di ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Barito Kuala dan Kota Banjarmasin itu.
“Padahal kan di ruas jalan ini diberlakukan satu arah saja. Makanya jadi tambah sempit gara banyak yang melawan arus,” tandasnya. (Zak/KPO-1)