Banjarmasin, KP – Meningkatnya kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan tak berbanding lurus dengan ketersediaan plasma konvalesen yang digunakan sebagai terapi penyembuhan pasien Covid-19 yang bergejala.
Kepala Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit mengatakan, kondisi itu dikarenakan masih minimnya penyintas Covid-19 yang menjadi pendonor plasma darah.
“Sampai-sampai ada petugas kami yang kelelehan untuk memenuhi permintaan. Walaupun kerjanya sudah pakai sistem shift,” ungkapnya saat ditemui awak media di kantor kerjanya, Kamis (22/07) pagi.
Sedangkan trend kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) sedang meningkat. Yang biasanya hanya memproduksi puluhan kantong saja dalam sebulan, kini belum akhir Juli 2021 pihaknya sudah memproduksi 232 kantong plasma konvalesen.
Kendati demikian, pria dengan sapaan dr Rama itu mengaku jumlah tersebut masih belum mampu memenuhi permintaan plasma konvalesen yang masuk ke UDD PMI Kota Banjarmasin.
“Memang banyak yang mendonorkan plasma darah, tapi banyak yang keruh yang artinya mempunyai komorbid atau penyakit bawaan. Dan itu tidak bisa digunakan sebagai donor plasma darah,” ujarnya.
“Terakhir masih ada sekitar lebih dari 100 antrian yang menunggu dapat plasma. Makanya petugas kita kewalahan,” tambahnya.
Karena itu, pihaknya sudah mensiasati kondisi ini dengan melakukan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel untuk menginstruksikan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menjadi penyintas Cobid-19 agar mendonorkan plasma darahnya.
“Kami minta kerjasama pemprov dengan bentuk mendata ASN yang sudah pernah terkena Covid untuk pengecekkan Titter antibody.Sehingga bia mendonorkan plasma.
Ia menilai, potensi yang didapatkan dari data ASN Pemprov yang sembuh berjumlah lebih 35 ribu orang. Jika diambil berapa persennya saja, menurutnya jumlah tersebut bisa menutupi kekurangan plasma konvalesen.
“Satu orang bisa dapat sampai 2 kantong plasma konvalesen. Karena kondisi ini sudah urgen. Dan dari informasi yang didapat, UTD RSUD Ulin pun juga kewalahan, makanya minta ke kami juga,” tukasnya.
Disamping itu, menurutnya, jika ada orang yang ingin mendonorkan plasma, pihaknya tidak mengharuskan pendonor untuk datang ke Banjarmasin.
“Cara mendonornya gampang. Para ASN yang jadi penyintas bisa mengirim sampel darahnya dari masing-masing kabupaten. Nanti kita periksa disini. Kalau titter antibodinya bagus nanti bisa di suruh kesini (Banjarmasin),” tuntasnya. (Zak/KPO-1)