Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Meski PPKM Level IV,
Pasar Tungging Minggu Pagi Selalu Ramai

×

Meski PPKM Level IV,<br>Pasar Tungging Minggu Pagi Selalu Ramai

Sebarkan artikel ini
8 3klm pasar
SELALU RAMAI - Meski di tengah PPKM Level IV, Pasar Tungging Pagi di kawasan Pasar Baru ini tak pernah sepi pembeli. Saban hari Minggu, pengunjung selalu ramai berburu pakaian bekas. (KP/Opiq)

Banjarmasin, KP – Aktivitas jual beli di pasar tungging pagi sangat ramai. Meski di tengah aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV, geliat perdagangan di pasar yang terletak di kawasan Jalan Pasar Baru, Banjarmasin ini tak pernah sepi setiap hari Minggu pagi.

Pasar yang menjual barang-barang bekas ini merupakan ‘surga’nya pemburu pakaian second bermerek. Mulai dari celana, kaos, kemeja, topi, sepatu, tas, jaket, dan barang branded lainnya yang dijual dengan harga miring. 

Baca Koran

Di Pasar itu, tak hanya menjual pakaian bekas, tapi banyak juga jajanan, peralatan rumah tangga, obat-obatan herbal, hingga onderdil bekas sepeda motor. Boleh dibilang, semua tersedia di sana.

Seorang warga Banjarmasin, Dian, mengaku suka berburu pakaian second bermerek. Hampir setiap hari Minggu pagi, ia menyempatkan diri untuk mencari baju atau jaket yang masih layak pakai.

“Iya, suka aja nyari pakaian bekas di sini. Soalnya, masih banyak yang bagus-bagus. Harganya pun terjangkau. Kalo sudah dicuci atau dilaundry, orang nggak bakalan nyangka itu pakaian bekas,” ujarnya, saat dibincangi, Minggu, (15/8).

Kadang, lanjutnya, pakaian yang sudah dibelinya tersebut dia jual lagi jika ada selisih untungnya. “Hitung-hitung sambil menyelam minum air lah, nyari buat dipakai sendiri, juga beli buat dijual lagi,” tutur warga Pekapuran, Banjarmasin itu.

Sementara, Hendy, pedagang pakaian bekas import di pasar itu mengatakan, semakin hari peminat pakaian bekas makin bertambah banyak. Mulai dari dewasa hingga anak-anak. Selain harganya yang ramah di kantong, kondisinya pun masih gres.

“Pembeli suka karena import dari luar negeri, kebanyakan dari Asia. Pakaian bekas banyak berasal dari Korea dan Cina dan Jepang, kemudian masuk lewat Tawau, Malaysia,” terangnya.

Baca Juga :  Presiden Umumkan Pemberian THR Paling Lambat Seminggu Sebelum idul Fitri

Hendy mengaku baru 2 tahun terakhir melakoni usaha pakaian bekas. Menurutnya, bisnis seperti ini sedang tren, sehingga ia pun tertarik untuk mencobanya.

“Kalo yang saya jual ini barangnya dari Korea. Kebanyakan dress wanita bekas dijual di butik. Jadi, ini sudah pilihan semua. Harganya bervariasi, mulai Rp 25 ribu hingga Rp 100 ribu,” beber Hendy.

Lain lagi dengan Pasha, pedagang lainnya, yang menjual baju kaos bekas. Banyak pakaian yang branded terkenal dengan harga terjangkau, makanya pembeli suka, seperti merk Guess, Versace, Hugo, Louis Vuitton, dan Levi’s. Selain itu, ada juga pakaian distro merek terkenal,” ungkapnya.

Pria lajang ini menceritakan, untuk baju kaos bekas branded (merk terkenal) dengan kondisi bagus ia menjual kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 90 ribu perlembar, tergantung kondisi.

“Ada kualitas ada harga, apalagi pakaiannya merk terkenal, tentu harganya sedikit lebih tinggi. Sebab, harga kita mengambil karungannya juga lebih mahal,” ucap Pasha.

Dari pantauan, rata-rata pakaian bekas yang dijual di pasar yang buka mulai pukul 06.00 Wita pagi selepas salat subuh hingga pukul 11.00 Wita itu, berkisar mulai Rp 5 ribu hingga Rp 100 ribu.

Harus diakui, harga pakaian bekas di pasar tungging pagi ini sangat bersahabat di kocek masyarakat. Apalagi, dari sisi kualitas, barang yang dijual pun tak kalah dengan barang di toko. (opq/K-1)

Iklan
Iklan