Banjarmasin, KP – Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Banjarmasin kembali terdengar setelah hasil evaluasi mingguan Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, yang menyebut Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah bisa turun level.
Pasalnya, tiga indikator penentuan level PPKM sudah tidak ada lagi yang berada di level IV. Baik itu kasus mingguan, kasus perawatan mingguan maupun Bed Occupancy Rate (BOR) Covid-19 yang dihitung sejak tanggal 23 sampai dengan 29 Agustus 2021.
Alhasil, beberapa rekomendasi kelonggaran dikeluarkan Dinkes, termasuk pola pembelajaran secara tatap muka di sekolah.
Rupanya, rencana PTM ini juga sudah terdengar oleh Kepala Dinas Pendidikan Banjarmasin, Totok Agus Daryanto. Ia pun mengaku sedang mempersiapkan rencana tersebut.
“Kita juga sudah rapat Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD dan SMP. Saya pikir PTM juga bukan hal baru, karena sudah melaksanakan sebelumnya. Artinya tidak masalah,” ucapnya melalui sambungan telepon, Selasa (31/08) siang.
Totok mengatakan, pihaknya tinggal berkoordinasi dengan sekolah-sekolah untuk menyesuaikan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Dinkes. Karena menurutnya, sesuai peraturan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, PPKM level III bisa menggelar PTM.
“Kita tinggal koordinasi dengan sekolah. Apakah 25 persen sesuai rekomendasi. Tinggal pengaturan di masing-masing sekolah saja. Kemungkinan tetap menunggu PPKM level IV selesai dulu 6 September nanti,” ucapnya.
“Kalau resmi mendapat rekomendasi dari Wali Kota kita akan mulai untuk semua jenjang. Mulai dari PAUD, SD dan SMP,” tambahnya lagi.
Disisi lain. Dimulainya kembali PTM juga diiringi dengan rencana vaksinasi terhadap pelajar.
Terkait hal itu, Totok mengaku masih mendata siswa yang akan menerima vaksin. Sekaligus mengumpulkan surat persetujuan dari orang tua siswa.
Ia memprediksi, sasaran vaksinasi pelajar akan lebih banyak dilakukan kepada siswa di tingkat SMP. Mengingat jumlah anak usia di atas 12 tahun di tingkat SD tidak terlalu signifikan.
“Vaksinasi bukan kewajiban untuk pelajar. Tapi diusahakan. Targetnya dilaksanakan minggu kedua September atau awal-awal PTM. Karena bisa saja bertahap, bagi siswa yang tidak ada jadwal turun mungkin itu yang divaksin duluan,” paparnya.
Senada dengan Totok. Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, Machli Riyadi merencanakan vaksinasi pelajar dilakukan pada pertengahan September, atau di awal-awal PTM masing-masing sekolah.
Ia beranggapan, jenis vaksin Sinovac yang akan digunakan tidak akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Karena efek samping yang dirasakan tidak sekeras vaksin jenis moderna.
“Misalnya hari ini turun sekolah, besoknya kita jadwalkan. Kita alokasikan 1.000 vial untuk siswa tingkat SMP. Sebagian juga ada siswa SD dan SMA,” pungkasnya. (Zak/KPO-1)