Banjarmasin,KP – Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) terhadap balita dan anak di Kota Banjarmasin ternyata tergolong masih cukup tinggi.
Menurut data Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Kota Banjarmasin, tercatat sebanyak 2909 anak di Banjarmasin mengalami stunting.
Dari sebanyak 52 Kelurahan di Banjarmasin, Sungai Lulut dikategorikan menjadi penyumbang terbanyak kasus stunting dengan besaran 237 kasus.
Sementara untuk data per Kecamatan, Banjarmasin Selatan mendominasi penyumbang kasus terbanyak dengan total kasus di angka 1156 anak.
Data kasus stunting kota Banjarmasin didapat setelah dilakukan survey terhadap 47 Ribu lebih anak melalui 26 Puskesmas.
Kepala Bidang Keluarga Sejahtera DPPKBPM Banjarmasin Nurbaiti S.Pi mengatakan, Banjarmasin memiliki persentase kasus Stunting sebanyak 6,44 persen dari data yang telah didapat.
“Data itu kami dapatkan per Desember 2020, melalui 26 puskesmas di Banjarmasin, untuk data di tahun 2021 kami himpun pada akhir tahun,” katanya.
Menurutnya untuk menekan angka tersebut, masyarakat perlu memahami faktor apa saja yang menyebabkan stunting.
Stunting jelasnya, merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Kekurangan gizi dalam waktu lama itu lanjutnya, bisa saja terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran).
Penyebabnya lainnya adalah, karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.
Dikatakan, faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi bisa penyebab anak stunting. Itu apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik.
Selain itu, ibu yang masa remajanya kekurangan nutrisi, bahkan saat kehamilan, juga sangat berpengaruh pada masa pertumbuhan serta kecerdasan anak.
” Yang paling perlu diwaspadai adalah balita atau anak yang mengalami stunting berakibat fatal bisa meninggal,” kata Nurbaiti.
Cukup tingginya angka Stunting di Banjarmasin lanjut Nurbaiti, tentunya menjadi perhatian serius Pemko Banjarmasin.
Karena itulah,DPPKBPM Kota Banjarmasin dalam upaya melakukan pencegahan terus memaksimalkan pendampingan kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman dalam rangka pencegahan stunting.(nid/K-3)