Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar sesuai PUEBI dalam Karya Ilmiah

×

Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar sesuai PUEBI dalam Karya Ilmiah

Sebarkan artikel ini

Oleh : Hj. Mariyana, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 5 Banjarmasin

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi kenegaraan yang digunakan di dalam situsi formal, baik tulis maupun lisan. Penggunaan bahasa Indonesia yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap pemahaman pendengar/pembaca. Hal tersebut mengakibatkan pembaca/pendengar tidak dapat memahami dengan baik maksud yang disampaikan. Hal ini menandakan bahwa kemampuan pengguna bahasa Indonesia masih rendah.

Baca Koran

Keterampilan menulis hingga saat ini masih dipandang sebagai keterampilan yang paling sulit dibandingkan keterampilan berbahasa lainnya. Oleh karena itu, menulis karya ilmiah juga dipandang sulit. Keterampilan menulis karya ilmiah ini merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dikuasai oleh siapa saja, tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi guru dan bagi masyarakat umum.

Karya tulis ilmiah atau akademik menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa. Dalam hal bahasa, karya tulis semacam itu (termasuk laporan penelitian) harus memenuhi ragam bahasa standar (formal) atau bukan bahasa informal atau pergaulan.R agam bahasa karya tulis ilmiah atau akademik hendaknya mengikuti ragam bahasa yang penuturnya adalah terpelajar dalam bidang ilmu tertentu. Ragam bahasa ini mengikuti kaidah bahasa baku untuk menghindari ketaksaan atau ambigiutas makna karena karya tulis ilmiah tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa karya ilmiah sedapat-dapatnya tidak mengandung bahasa yang sifatnya kontekstual seperti ragam bahasa jurnalistik. Tujuannya agar karya tersebut dapt tetap dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks saat karya tersebut diterbitkan. Masalah ilmiah biasanya menyangkut hal yang sifatnya abstrak atau konseptual yang sulit dicari alat peraga atau analoginya dengan keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal semacam itu, diperlukan struktur bahasa
keilmuan adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terungkap dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya. Penulisan ilmiah merupakan sebuah karangan yang bersifat fakta atau real yang ditulis dengan menggunakan penulisan yang baik dan benar serta ditulis menurut metode yang ada.

Baca Juga :  Konsistensi Pahlawan Lingkungan Kalpataru Lestari untuk Indonesia

Dalam aktivitas berbasa tulis khususnya penulisan karya tulis ilmiah di samping perbendaharaan kata dan tata bahasa, ejaan memegang peranan yang cukup penting agar tulisan yang dibuat tertata dengan baik. Penggunaan ejaan bahasa Indonesia dalam penulisan karya tulis ilmiah secara benar masih jauh dari yang diharapkan karena banyaknya dijumpai kesalahan dalam pemakiannya. Banyaknya kesalahan (ejaan) yang terjadi dalam pemakaiannya itu menunjukkan bahwa masih diabaikannya persoalan penerapan ejaan dalam penulisan karya tulis Kesalahankesalahan ejaan menjadi terpinggirkan karena penulis enggan untuk memperbaikinya atau malah tidak tahu bahwa yang ditulisnya itu salah dari sudut pemakaian ejaan. Bahkan, kesalahan ejaan dianggap hal yang biasa karena tidak sampai mengganggu makna kalimat yang dibuat. Inilah persoalannya. Kesalahan pemakaian ejaan dianggap sepele. Kesalahan pemakaian ejaan dianggap merupakan tugas para penyunting. Dasar pemikiran itu perlu diluruskan. Persoalan ejaan bahasa Indonesia adalah persoal
an bersama untuk menghasilkan karya tulis yang tertib dalam berbahasa tulis.

Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang bahasa Indonesia dalam bentuk tulisan. Dengan demikian ejaan bahasa Indonesia meliputi pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Kelima hal itu diuraikan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (1994) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam menulis karya ilmiah dibutuhkan bahasa yang baik dan benar yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) karena karya ilmiah merupakan sumber ilmu yang akan dipakai sebagai referensi bagi penulisan karya yang lain. Jika sebuah karya ilmiah menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ditakutkan akan terjadi kesalahan atau banyak penafsiran pada tiap-tiap orang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dibutuhkan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Baca Juga :  Membangkitkan Pengambau Hilir Luar sebagai Desa Lumbung Pangan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya) dengan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis yang harus memperhatikan pemakaian huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata.

PUEBI ditetapkan pada tahun 2015 dalamPeraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 tahun 2015, serta Mendikbud mencabut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Ejaan Yang Disempurnakan. Pembagian PUEBI terdiri dari pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Pemakaian huruf diklasifikasikan menjadi delapan yaitu: huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal. Selain itu dalam PUEBI membagi penggunaan tanda baca yaitu terdiri dari tanda baca titik (.), koma (,), titik koma(;), titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (–), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda ellipsis (…), tanda petik(“…”), tanda petik tunggal (‘…’), tanda kurung ((…)), tanda kurung siku ([…]), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat atau apostrof (‘).

Dengan menggunakan PUEBI, maka seseorang mampu untuk berpikir, berbicara, menulis dan PUEBI ini dapat membantu mengetahui kesalahan penggunaan huruf kapital dan tanda baca pada sebuah karya tulis. PUEBI juga dapat mengembangkan pemecahan tentang kesalahan yang dominan terjadi pada penggunaan huruf kapital dan tanda baca. Dalam penerapannya PUEBI dapat memberikan pengembangan dan sumbangsih terhadap keberlangsungan tata bahasa Indonesia sehingga penggunakan bahasa Indonesia tidak hanya sebagai pelengkap atau sekedar tahu sehingga melenceng dari peraturan ejaan bahasa Indonesia yang seharusnya telah ditetapkan.

Iklan
Iklan