Banjarmasin, KP – Jajaran Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, masih berupaya keras agar capaian vaksinasi siswa bisa mencapai angka 70 persen.
Kepala Disdik Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto mengatakan, saat ini capaian vaksinasi siswa baru menyentuh angka 57 persen. Artinya, cuma naik sekitar tiga persen dari bulan Oktober lalu, yang persentasenya menyentuh angka 54 persen.
“Kami mengalami sejumlah kesulitan untuk memvaksin siswa,” ucapnya saat ditemui awak media di lobi Balai Kota, Selasa (16/11) pagi.
Ia menjelaskan, kesulitan yang dihadapi lantaran vaksinasi siswa wajib mempunyai persetujuan dari wali murid.
Karena itu, menurut Totok, pihaknya tak ada upaya lain selain menggencarkan edukasi khususnya ke wali murid.
Bahwa dalam kondisi pandemi, vaksin COVID-19 sangat dibutuhkan untuk membentuk kekebalan tubuh, hingga mampu menghalau virus corona.
Di sisi lain, Totok juga menjelaskan bahwa saat ini, vaksinasi yang dilakukan baru menyentuh siswa di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Belum menyentuh siswa di jenjang Sekolah Dasar (SD).
“Untuk vaksin siswa SD, kami perlu melihat dahulu ketersediaan vaksin yang ada. Termasuk petunjuk teknisnya (juknis) seperti apa. Dan tentu, kami nantinya juga perlu berkoordinasi dengan dinas kesehatan (dinkes),” tambahnya.
Kemudian, Totok juga memaparkan bahwa saat ini, pihaknya juga masih mengupayakan vaksinasi langsung di sekolah. Alias, tidak di layanan vaksinasi massal atau fasilitas atau penyedia layanan kesehatan (fasyankes).
“Kami menginginkan, tiap SMP itu setidaknya bisa memvaksin 150 siswa. Kalau jumlahnya yang divaksin hanya sedikit, kasihan tenaga kesehatan (nakes). Semoga saat akhir tahun, target sebanyak 70 persen vaksinasi siswa SMP bisa dicapai,” harapnya.
Lebih jauh, hingga kini Totok mengaku bersyukur bahwa sejauh ini pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Banjarmasin berjalan lancar.
Ia juga mengklaim bahwa hingga saat ini, menurutnya tidak ada terjadi penularan kasus selama di sekolah.
Untuk itu, ia pun kembali mewanti-wanti pihak sekolah di jenjang SD maupun SMP agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
“Jadi, kami ingin menekankan agar sekolah benar-benar memperhatikan hal itu. Pastikan pula bahwa siswa yang datang ke sekolah benar-benar sehat. Tidak dalam keadaan sakit,” tuntasnya. (Zak/KPO-1).