Banjarmasin, KP – Belasan warga berkumpul di halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) Teluk Dalam 7 Banjarmasin pada Minggu (19/12) siang. Mereka merupakan perwakilan dari warga yang tergabung dalam paguyuban orangtua yang anaknya menuntut ilmu di sekolah tersebut.
Bukan tanpa alasan, kegiatan tersebut rupanya dilakukan untuk meluapkan kekecewaan lantaran banyak kinerja dari kepala sekolah yang mereka nilai tidak beres.
Belasan warga yang tinggal di dekat bangunan sekolah itu mengeluarkan seluruh unek-uneknya, terutama terkait perbaikan fasilitas sekolah yang hingga kini masih amburadul.
Salah seorang warga, Anang Suryani menuturkan, pihak sekolah tampak tidak memiliki keseriusan untuk memperbaiki fasilitas penunjang sekolah.
Seperti halaman sekolah. Lelaki 42 tahun itu menilai bahwa perbaikan dilakukan terkesan sembarangan. Lalu terkesan tak kunjung diselesaikan.
“Belum selesai pengerjaan perbaikan fasilitas halaman, eh malah mau perbaiki yang lain lagi. Hasilnya, satu pun tak ada perbaikan yang selesai,” keluhnya.
Alhasil halaman sekolah yang menyandang status sebagai salah satu Sekolah Penggerak di Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini jadi tampak terbengkalai, hingga akhirnya ditumbuhi banyak tanaman liar.
Benar saja, dari hasil pantauan Kalimantan Post Minggu (19/12) siang, bangunan gedung sekolah sebenarnya tampak kokoh dan masih sangat bagus dengan lukisan dan ornamen lainnya
Namun, tidak demikian dengan sarana penunjangnya seperti halaman.
Halaman masih didominasi tanah urukan. Lalu di atasnya, hanya diletakkan kulit pohon kelapa hingga ditumbuhi tanaman liar bahkan lumut yang membuat licin halaman sekolah.
Saking lembabnya tanah di halaman tersebut, saat awak media sedang melakukan wawancara, seorang bocah tergelincir lantaran licinnya permukaan halaman.
Hal serupa juga diungkapkan Ketua RT 30 RW 2, Tarmiji yang menuturkan bahwa kondisi itu diketahui berlangsung sejak 2019 lalu.
Menurutnya, walaupun dahulu halaman sekolah terbilang rendah dan gampang terdampak banjir rob, namun halamannya masih tergolong bagus dan terawat.
Sehingga tak tampak adanya kerusakan, apalagi sampai ditumbuhi tanaman liar dan terkesan tidak terawat seperti sekarang ini.
Namun menurut Tarmiji, keadaannya berubah setelah dijabat kepala sekolah (kepsek) yang baru, kondisi sekolah tampak tak diperhatikan.
“Kita bisa lihat sendiri kondisinya. Mestinya, makin tahun makin bagus (terawat). Kalau seperti ini, kami khawatir bisa membahayakan anak-anak. Karena kadang-kadang kami menemukan ada ular juga di sini,” ungkapnya.
Ia menilai, halaman sekolah penting untuk penunjang aktivitas anak-anak di sekolah. Kemudian, masyarakat di sekitar sekolah pun bisa meminjamnya apabila sewaktu-waktu diperlukan.
“Jadi, antara masyarakat dengan sekolah bisa bersinergi. Kalau dekat perumahan, idealnya antara permukiman dan bangunan sekolah itu menyatu,” tambahnya.
Tidak hanya kondisi becek dan dipenuhi tumbuhan liar di halaman sekolah. Di bagian lain, memang ada upaya perbaikan dengan dipasangnya paving blok. Namun, kondisinya terbengkalai alias tidak diselesaikan.
Kemudian, disana juga ada bagian halaman tampak botol plastik ekobrik yang ditanamkan secara vertikal di halaman sekolah.
Entah apa fungsinya. Padahal seperti diketahui, ekobrik umumnya hanya digunakan untuk bahan kerajinan tangan. Bisa berupa bangku, meja, pagar, atau hiasan lainnya.
Bukan malah dibenamkan ke dalam tanah, yang justru malah menghambat resapan air.
Sementara itu, salah seorang warga yang juga orang tua siswa lainnya, Ijah menuturkan, sepengetahuannya pihak sekolah menginginkan agar sekolah bisa bertaraf internasional.
“Tapi, bagaimana mau bertaraf internasional, kalau soal halaman ini saja tidak selesai-selesai. Mestinya, selesaikan dahulu pengerjaan perbaikan yang ada, baru ke perbaikan yang lain. Jangan setengah-setengah seperti ini,” ungkapnya.
“Masukan warga maupun guru-guru yang ada di sini, terkait perbaikan fasilitas sekolah pun seperti tidak didengar lagi oleh kepala sekolah,” tambahnya.
Lebih jauh, lantaran terkesan adanya pembiaran, warga mengaku akan menempuh jalur lain. Yakni, dengan mengirimkan surat ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin.
Ada pun bunyi surat itu, warga menilai telah terjadi kemunduran terkait pembenahan sarana prasarana sekolah.
Untuk itu, warga menuntut, agar sekolah tersebut tidak lagi dipimpin oleh kepala sekolah yang bersangkutan.
Dalam surat itu pula, setidaknya ada 20 tandatangan warga sekaligus orang tua siswa yang menginginkan adanya perubahan.
Terpisah, saat awak media mengkonfirmasi keluhan warga kepada Kepala SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin, Yuni Chandra.
Namun, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan. Nomor telepon yang bersangkutan tak bisa dihubungi. (Zak/KPO-1)