Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Mediasi Deadlock, Komite Sekolah Akan Temui Warga

×

Mediasi Deadlock, Komite Sekolah Akan Temui Warga

Sebarkan artikel ini
IMG 20211221 WA0047 scaled
Pengawas Pembina Sekolah di wilayah Kecamatan Banjarmasin Tengah, Noor Rakhman saat menjelaskan kepada warga terkait kondisi yang dialami sekolah (KP/Zakiri)

Banjarmasin, KP – Protes warga terkait pembangunan fasilitas penunjang bangunan Sekolah Penggerak SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin, berujung dengan digelarnya pertemuan antara pihak sekolah dan warga, Selasa (21/12) pagi.

Baca Koran

Pertemuan digelar di SD tersebut tak lain tentang pembangunan fasilitas penunjang bangunan sekolah, berupa lapangan yang tak kunjung diselesaikan itu.

Lantas bagaimana hasilnya?

Ketua Komite Sekolah Penggerak SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin, Yuyun Yuniati menjawab masih belum ada titik temu alias deadlock.

Kendati demikian, pihaknya mengaku akan menggelar pertemuan kembali dalam beberapa hari kedepan Yakni, antara komite sekolah dengan warga.

“Kami tekankan bahwa kondisi lapangan sekolah seperti ini (tampak terbengkalai), selain karena ketiadaan dana, juga lantaran terdampak banjir rob,” ungkap Yuyun.

Disinggung terkait apakah ada upaya lain yang bakal dilakukan pihak sekolah?

Terkait hak itu, Kepala Sekolah Penggerak SDN Teluk Dalam 7, Yuni Chandra mengaku bakal membeli mesin pemotong rumput.

“Mungkin dananya diambil dari dana BOS,” timpalnya.

Di sisi lain, pertemuan antara pihak sekolah dan warga, juga dihadiri oleh Koordinator Pengawas Pembina Sekolah di Kecamatan Banjarmasin Tengah, Noor Rakhman.

Ia berjanji, bakal menyampaikan hasil pertemuan, ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin.

Menurut pengamatannya, terjadi kesenjangan masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat menuntut agar adanya halaman sekolah. Termasuk perihal tuntutan warga agar kepsek yang ada di ganti.

“Tapi, terus terang, untuk mengganti kepala sekolah itu tidak mudah. Karena, sekolah ini statusnya adalah Sekolah Penggerak. Dalam aturan, selama 3 tahun, tidak boleh diganti. Kemudian, kalau saya lihat, kinerja sekolah ini bagus saja. Tapi bagaimana pun juga, aspirasi warga akan kami sampaikan,” janjinya.

Terpisah. Kepala Bidang (Kabid) Bina SD di Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Nuryadi mengaku sudah mengetahui kondisi yang terjadi di Sekolah Penggerak, SDN Teluk Dalam 7 Banjarmasin, itu.

Baca Juga :  Banjarmasin Sebagai Kota Kedua di Indonesia Perdakan Fasilitasi Penyelenggaraan Mediasi
IMG 20211221 WA0048

Ia menegaskan, pihak sekolah mesti menampung aspirasi warga. Mengingat menurutnya, sekolah berada di lingkungan permukiman warga.

“Saat rapat bersama Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) pun, kami selalu meminta kepsek bisa mengakomodir aspirasi warga. Intinya, tidak boleh mengacuhkan kemauan warga. Harus ada komunikasi dan komitmen bersama dengan warga sekitar di sekitar bangunan sekolah,” jelasnya saat dikonfirmasi terkait hal tersebut melalui sambungan telepon, Selasa (21/12) siang.

Namun, untuk menindaklanjuti keluhan para warga terkait Sekolah Penggerak SDN 7 Teluk Dalam Banjarmasin, ia mengaku akan mempelajarinya terlebih dahulu, baik dari hasil pertemuan maupun kondisi di lapangan.

“Kami kaji terlebih dahulu untuk mencari solusi,” ucapnya.

Diakui Nuryadi, terkait kondisi lapangan yang seakan tak terurus itu, pihak sekolah menurutnya memang tidak memiliki dana untuk melakukan pembangunan.

Sedangkan untuk meminta bantuan pada Disdik Kota Banjarmasin, pihaknya pun memiliki skala prioritas tersendiri untuk membangun fasilitas sekolah.

“Skala prioritas itu kami lihat dari perkembangan di lapangan. Di sisi lain, selama dua tahun terakhir ini pun sebenarnya tidak ada aktivitas siswa di lapangan. Tak lain karena gara-gara pandemi,” ujarnya.

Disinggung apakah ada usulan yang masuk ke disdik untuk memperbaiki lapangan, Nuryadi mengaku ada. Tapi, sekolah yang berada di wilayah lain yang kondisinya lebih parah dibandingkan SDN Teluk Dalam 7 itu.

“Kondisi yang seakan tak terurus itu, merupakan dampak dari terlalu lama diliburkannya aktivitas sekolah. Ditambah beberapa hari belakangan wilayah itu terendam air pasang (banjir rob),” ucapnya.

Lebih jauh, ditanyakan apakah dana BOS bisa digunakan untuk memperbaiki lapangan, Nuryadi mengaku bisa. Namun, dilakukan secara bertahap alias tidak bisa dilakukan sekaligus atau secara menyeluruh.

Baca Juga :  Komisi III DPRD Kalsel Dukung Revitalisasi Sungai Veteran

“Misalnya, ada jalan yang harus diperbaiki dan itu menjadi prioritas dari sekolah. Itu bisa saja menggunakan dana BOS. Dengan catatan, jumlah siswanya banyak dan ada beberapa program lain yang tidak bisa dijalankan,” jelasnya.

Nuryadi pun menekankan, di masa pandemi COVID-19, ada banyak kegiatan sekolah yang tidak bisa dijalankan. Maka menurutnya, sekolah bisa mengajukan ke disdik untuk pengalihan dana BOS yang tersisa, untuk membangun fasilitas sekolah. Termasuk perbaikan halaman.

“Kalau berharap dengan disdik, kami memiliki prioritas sendiri. Misalnya, seperti perbaikan sekolah yang terdampak banjir rob tadi,” tekannya.

Ia menilai, kondisi lapangan atau halaman sekolah di SDN Teluk Dalam 7 itu tidak akan mengganggu proses pembelajaran.

Bukan tanpa alasan, pasalnya, pihak Disdik sendiri hanya menginstruksikan untuk menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Belum untuk aktivitas ekstra kurikuler dan olahraga.

“Walaupun olahraga sudah diperkenankan, pihak sekolah bisa memakai fasilitas lain. Seperti misalnya Stadion 17 Mei, atau sarana lain yang berdekatan dengan lokasi sekolah,” pungkasnya. (Zak/KPO-1)

Iklan
Iklan