Banjarmasin, KP – Ambulance sungai milik Pemko Banjarmasin senilai Rp800 juta sama sekali belum pernah dioperasionalkan, padahal fasilitas tersebut merupakan kado di Hari Kesehatan Nasional (HKN) lalu.
Dari pantauan awak media, pada Rabu (12/11) siang, ambulance sungai itu tertambat di dermaga RSUD Sultan Suriansyah. Badan ambulance hingga mesinnya ditutupi dan diikat terpal.
Beberapa meter dari lokasi ambulance itu bertambat, seorang warga Kecamatan Banjarmasin Selatan, Arbaini, tampak duduk santai. Pria yang akrab disapa Cuit, setiap hari bertugas menjaga inventaris tersebut, bergantian dengan rekannya.
Cuit menceritakan, sepengetahuannya, usai diresmikan, ambulans sungai itu tak pernah kelihatan digunakan membawa seorang pasien pun atau beranjak dari tempatnya. “Sudah berbulan-bulan jaga di sini. Tak pernah melihat ambulance ini diberangkatkan. Soal mengangkut pasien, biasanya menggunakan mobil ambulance,” ungkapnya lelaki 37 tahun itu.
Kondisi ambulance sungai yang tak kunjung dioperasionalkan itu mendapatkan beragam komentar warga. Ada yang menilai, pengadaannya hanyalah sekadar seremonial, bahkan sebatas gaya-gayaan. Mengabaikan fungsi utamanya.
Zulkifli, salah seorang pemancing menyarankan, agar ambulans sungai itu bisa dioperasikan sebagaimana mestinya. “Kan bisa dipakai berpatroli. Atau mendatangi warga di bantaran sungai sambil membawa alat pengecek kesehatan atau vitamin. Jadi tidak menunggu diperlukan,” sarannya.
Hal senada juga disampaikan Mundari. Ia bahkan terkejut, ketika mengetahui anggaran pengadaan ambulance sungai. “Duit segitu tidak sedikit. Bisa digunakan menambah mobil ambulance, minimal ambulance bekas,” ucapnya.
“Mobil ambulance tersebut bisa diletakan di masing-masing kawasan terpencil. Toh sama-sama digunakan mengangkut pasien kan,” cetusnya.
Diketahui, ambulance yang dilengkapi dengan sirine dan sejumlah peralatan penanganan darurat seperti alat bedah minor dan penjahitan luka, serta oksigen tiga tabung. Lengkap dengan tempat tidurnya itu hanya terparkir di dermaga Siring RSUD Sultan Suriansyah.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD Sultan Suriansyah, M Syaukani membantah bahwa ambulance tak pernah difungsikan. “Tadi saja, ketika ada kebakaran digunakan untuk patroli. Kalau ada korban yang membutuhkan evakuasi, karena terjadi di pinggir sungai,” ungkapnya melalui sambungan telepon, Rabu (12/1) petang.
Kendati demikian, Syaukani mengakui pemanfaatan ambulance itu masih kurang maksimal. Karena ada kemungkinan, fasilitas darat lebih banyak digunakan. “Meski banyak penduduk tinggal di bantaran sungai, tapi kalau jalur darat nyaman, tentu tidak maksimal fungsinya. Terlebih lagi, ini barang baru. Jadi perlu lebih banyak disosialisasikan,” ucapnya.
“Apa lagi daerah pinggiran, banyak orang yang tidak terlalu paham mengakses ambulance sungai,” tambahnya.
Lebih jauh, Syaukani menyatakan bahwa ambulance sungai itu baru pada akhir tahun diletakan di dermaga RSUD Sultan Suriansyah. “Sebelumnya terkendala proses pelunasan. Ketika sudah lunas, baru diletakkan di dermaga rumah sakit,” pungkasnya
Selain itu, tarif ambulance sungai pun juga belum ada, mengingat ke depan bakal mematok tarif pengoperasian ambulance sungai tersebut. “Tarif ambulance sungai tentu berbeda dengan ambulans darat yang sudah ada perwali-nya. Untuk ambulans sungai aturannya masih digodok,” jelasnya.
Ditambahkan, tarif ambulance tergantung pada wali kota. “Kalau gratis untuk masyarakat kota, kan tidak mungkin bagi di warga luar, masa gratis juga,” katanya, karena ada juga pasien dari kabupaten tetangga yang datang pakai perahu mesin kesini, karena dirasa lebih dekat.
Disinggung berapa kali ambulance sungai dioperasikan, Syaukani mengaku tidak mengetahuinya. Karena menurutnya, unit tersebut berada di bawah penanganan instalasi yang membidanginya. “Termasuk soal perawatannya. Jadi, misalnya ada pasien yang perlu penjemputan, langsung hubungi bagian instalasi ambulance saja,” jelasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menjelaskan bahwa keberadaan ambulance sungai itu dirasa perlu, lantaran 30 persen masyarakat di Kota Banjarmasin bermukim di bantaran sungai.
“Ambulans sungai ini sudah menjalani uji fungsi dan kelayakan. Jadi, sekarang sudah bisa mulai dioperasikan untuk melayani warga,” ucapnya saat peresmian ambulance air di Siring Depan Balai Kota.
Di samping digunakan untuk pelayanan kesehatan, ambulance juga digunakan untuk menjemput pasien di kawasan pesisir dan terpencil untuk dirawat di RSUD Sultan Suriansyah.
Kemudian, juga bakal disiagakan ketika ada pelaksanaan lomba dayung dan kegiatan pemerintah kota seperti perahu hias, tanglong dan kegiatan lainnya. “Ini menjadi pelengkap bagi fasilitas yang dimiliki Kota Banjarmasin, apalagi kota ini dikenal sebagai wilayah kota seribu sungai. Operasional ambulance sungai ini gratis untuk warga,” tekannya.
“Ambulance ini ditempatkan di dermaga RSUD Sultan Suriansyah. Stand by 24 jam. Bagi warga yang memerlukan, bisa langsung menghubungi call center 119,” tambahnya.
Ibnu juga mengatakan, operasional ambulance sungai tidak menutup kemungkinan sampai ke kabupaten tetangga. Misalnya, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala. “Intinya selama bisa melayani, akan kami layani. Tapi yang diutamakan, tentu warga Kota Banjarmasin,” tutupnya. (zak/K-7)














