Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Haruan dan Pepuyu Disebut Hampir Punah,

×

Haruan dan Pepuyu Disebut Hampir Punah,

Sebarkan artikel ini

Banjarbaru, KP – Dua ikan jenis ikan di Provinsi Kalsel, Gabus atau Haruan dan Pepuyu mempunyau nilai ekonomis yang tinggi, namun fakta di lapangan mulai mengalami kepunahan.

Oleh karena itu, pemerintah mencari jalan keluar agar dua jenis ikan khas tersebut tak punah dari alam. Pemprov Kalsel dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama mewujudkan pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal dengan meresmikan Unit Produksi Gabus Haruan dan Unit Produksi Maggot di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin.

Kalimantan Post

Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalsel, Rusdi Hartono, unit produksi Gabus Haruan ini dibangun di lahan seluas 1.000 meter persegi untuk menghasilkan induk unggul bagi pembudidaya ikan sebanyak 25 sampai 30 ribu ekor per tahun. Hal tersebut disebutnya dapat mengurangi ketergantungan dari penggunaan induk di alam yang secara tidak langsung telah mengganggu keberlanjutan ekosistem perairan umum.

“Keunggulan induk Gabus Haruan yang dihasilkan adalah sudah terdomestikasi, adaptif terhadap lingkungan budidaya, memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit, dan memiliki kemampuan telusur sumber benihnya,” ucap Rusdi.

BPBAT Mandiangin juga telah membangun unit produksi maggot di Instalasi Budidaya Ikan Bincau pada lahan seluas 1.000 meter persegi dengan proyeksi kapasitas produksi sebesar 18 ton per tahun.

“Unit ini diharapkan menjadi salah satu langkah terobosan untuk mendapatkan pakan ikan dengan harga murah dan kualitas yang baik dengan menggunakan bahan baku lokal karena selama ini pakan berkontribusi lebih dari 60 persen untuk biaya produksi,” tambah Rusdi.

Pada sisi lain, Mutaqin, salah satu petambak ikan pepuyu di Kecamatan Karang Intan, mengaku stok pepuyu di penambah cukup banyak. Kendala yang dihadapi saat ini bukan minimnya pepuyu atau hampir punah, namun kesulitan untuk memasarkan.

Baca Juga :  SMK Nusantara Jakarta dan SMAN 2 Mojokerto Raih Juara di Grand Final AXIS Nation Cup 2025

“Ketika sudah besar dan siap panen kami kesulitan untuk memasarkan,” ujarnya.

Ia pun berharap pemerintah turun tangan membina pihaknya agar pemasaran lebih mudah, sehingga para petambak bergairah untuk membudidayakan pepuyu.

“Jika tidak pembinaan tentu kami enggan membudidayakan pepuyu. Jujur saja sekarang kami sudah siap panen tapi mencari pembeli sangat susah. Jika begini terus kami kemungkinan tidak lagi membudidayakan pepuyu. Mudah-mudahan ke depan pemerintah turun tangan membina para petambak pepuyu,” pintanya. (mns/K-1)

Iklan
Iklan