Banjarmasin, KP – Beberapa hari ini warga Banjarmasin kembali dibuat ramai atas rusaknya kondisi di taman siring Muara Kelayan, Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Pasalnya, tulisan TAMAN KELAYAN yang ada di kawasan tersebut rusak lantaran ada beberapa hurufnya yang hilang entah kemana.
Alhasil, pemandangan di taman yang baru seumur jagung tersebut sudah tak utuh lagi lantaran tulisan yang kira-kira berukuran dua meter itu hanya meninggalkan huruf T M A N K A Y A N.
Salah seorang warga Muara Kelayan yang enggan disebutkan namanya mengatakan, rusaknya huruf besar di taman tersebut sudah terjadi sejak sekitar dua minggu yang lalu.
“Kalau huruf E dan L pada tulisan KELAYAN sudah lama, sekitar dua minggu yang lalu saya kesini sudah seperti itu. Tapi kalau huruf A di tulisan TAMAN baru sekitar sepekan tadi,” ucapnya, saat ditemui awak media.
Namun ia menduga, hilangnya tiga huruf pada monumen tersebut diakibatkan cuaca buruk yang sempat terjadi. Hingga akhirnya membuat beberapa huruf itu patah.
“Bukan karena dirusak, tapi karena angin kencang. Anak-anak yang sering bermain di lokasi taman kami tegur agar tidak dekat-dekat monumen tulisan itu. Supaya orang tahu bukan warga yang merusaknya,” jelasnya.
Benar saja, dari pantauan Kalimantan Post di lapangan. Monumen huruf di taman tersebut hanya dibuat dengan bahan plastik fiber yang dirangkai sedemikian rupa untuk membentuk sebuah huruf.
“Memang beberapa hari terakhir angin kencang terus terjadi. Jadi huruf yang dibuat dengan bahan plastik fiber di taman itu wajar saja rusak,” imbuhnya
Sebelumnya, rusaknya monumen TAMAN KELAYAN ini juga disikapi oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.
Melalui instagram pribadinya, Ibnu memposting sebuah foto yang memperlihatkan rusaknya monumen tersebut.
Dalam kepsyennya, Ibnu menulis ‘Ada haja tangan2 usil di banua kita ni lah… balum diresmikan lagi #tamanmuarakelayan hilang sudah hurufnya KELAYAN #masyaallah gasan apa diambil atau dirusak #ayokitajaga kita hasil2 pembangunan’.
Namun sebagaimana yang disampaikan warga tadi, kondisi itu bukan karena dirusak ataupun diambil. Melainkan karena angin kencang.
Saat disampaikan pernyataan warga tersebut, Ibnu tak serta merta langsung mempercayainya.
“Kami belum terima laporan penyebab kerusakannya. Tidak mungkin karena angin rusak,” ujarnya sembari tersenyum, saat dikonfirmasi di Balai Kota, Rabu (02/3).
Dalam hal ini, Ibnu pun telah menginstruksikan Camat dan Lurah setempat untuk memeriksa langsung kondisi di lapangan. Sekaligus mencari tahu penyebab kerusakannya.
“Kita sudah minta Camat dan Lurah memeriksa. Dari pihak Balai juga berjanji akan memperbaiki dalam tahun ini juga,” janjinya. (Kin/KPO-1)