Oleh : Melda
Mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi Universitas Sari Mulia
Banyak sekali perkembangan dengn penemuan-penemuan baru yang terjadi pada abad ke-21 ini bukti nyata yang dapat dirasakan adalah adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat perkembangannya. Pada ruang lingkup pendidikan pun dituntut agar dapat menyesuaikan dengan era industri 4.0 yang saat ini sedang berlangsung yang kemudian dikenal dengan Computational Thinking yang merupakan suatu konsep belajar dan berpikir melalui proses analisa data dan pembentukan model dalam menemukan sebuah solusi. Computational Thinking merupakan suatu penerapan teknik ilmu komputer (Informatika) yang diharapkana bisa berikir secara komputasi yang bermaksud dapat memahami suatu permasalahan secara logis dan dapat mencari solusi yang mana solusi tersebut dapat di pahami oleh manusia maupun komputer.
Computational Thinking sudah banyak digunakan untuk pemecahan masalah di semua disiplin ilmu dari mulai siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas bahkan juga sudah bisa di perkenlakan pada siswa sekolah dasar, karena pada dasarnya Computational Thinking dapat mengajak siswa untuk melatih kemampuan oatak untuk membiasakan diri berpikir secara logis, terstruktur dan kreatif.
Namun permasalahan yang dihadapi sekarang ini adalah kurangnya sumber daya manusia (pendidik) yang memilki pengetahuan dan kemampuan tinggi yang dapat di ajarkan mengenai materi Computational Thinking ini kepada siswanya bahkan tenaga pendidik pun hanya sedikit yang mengetahui istilah ini.
Mahasiswa teknologi informasi juga dapat berperan penting dalam pengembangan Computational Thinking, karena pada dasarnya mereka dapat membagikan ilmu-ilmu yang didapatkan kepada guru-guru ataupun kepada tenaga pendidik lainnya dan juga tentunya kepada siswa, mahasiswa dapat memberikan materi seperti halnya teknik pemecahan masalah dengan berpikir secara komputasi yang sangat luas wilayah penerapannya, bukan hanya untuk menyelesaikan masalah seputar ilmu komputer saja, melainkan juga untuk menyelesaikan berbagai masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa akan mengajarkan teknik ini bagi para siswa dengan belajar bagaimana berpikir secara terstruktur, seperti halnya ketika para software engineer menganalisa kebutuhan dan merencanakan pengembangan software.
Mahasiswa dapat membantu siswa dengan teknik berpikir Computional Thinking sebagai sebuah pendekatan sangat penting dikuasai para siswa untuk membantu mereka menstrukturisasi penyelesaian masalah yang rumit. Dimana kecakapan complex problem solving dan berpikir kritis ini merupakan dua keahlian terpenting yang diperlukan pada masa mendatang menurut World Economic Forum. Dengan menguasai kecakapan ini, maka para siswa akan lebih siap dalam bertahan dan bersaing di masa mendatang, di era dimana akan hilangnya beberapa profesi yang ada dan munculnya profesi baru.
Wing (2006, hlm. 33) berpendapat bahwa computational thinking melibatkan pemecahan masalah, perancangan sistem, memahami perilaku manusia dengan berkaca pada konsep-konsep dasar ilmu komputer. Meskipun begitu, pemikiran komputasi dapat diimplementasikan terhadap permasalahan lain di luar ilmu komputer pula. Hal ini dapat terlihat dari definisi berbeda dari salah satu pemikir utama computational thinking, yakni Jeannette M. Wing. Pada tahun 2011, Wing mengubah definisi pemikiran komputasi menjadi: Computational thinking adalah proses berpikir yang merumuskan masalah dan solusinya, sehingga solusi tersebut direpresentasikan dalam bentuk yang dapat dilakukan secara efektif oleh agen pengolah informasi (Wing, 2011).
Teknologi dan dapat membantu mereka beradaptasi dan sebagai mahasiswa pun harus lebih sigap dan melek terhadap perkembangan dunia teknologi apalagi bisa saja dalam beberpa tahun ke depan banyak pekerjaan yang bisa dapat digantikan oleh robot dan mahasiswa pun juga selain sigap terhadap hal tersebut juga senantian membagikan ilmu mengenai teknologi kepada guru ataupun kepada siswa khususnya agar mereka saat sudah menjadi mahasiswa akan sudah banyak memiliki ilmu dan bisa berinovasi lebih cepat dan membuat suatu perubahan yang besar kepada bangsa dan negara nantinya.
Computational Thinking memiliki empat bagian, yaitu penguraian (decomposition) yang berarti memecah masalah yang besar ataukomplek menjadi masalah yang lebih kecil dan bisa di kerjakan, memahami pola yang berarti menganalisa dan mencari hal secara berulang, desain Algoritma (Algoritma Design) yang berarti membuat langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sudah dipecah kecil-kecil berdasarkan dari pola-pola yang ditemukan. Yang terakhir, yaitu Abtraksi (Abstraction) yang berarti pisahkan atau buang bagian dari masalah yang tidak dibutuhkan dan buat satu solusi yang bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah lain yang serupa.
Dengan adanya pengetahuan yang didapatkan mengenai teknologi bagi para mahasiswa teknologi informasi tentunya di harapkan dapat membuat suatu perubahan terutama terhadap tenaga pendidik dan siswanya mengenai Computational Thinking karena dihadapakan dengan era revolusi industri 4.0 bahkan menuju era indsutri 5.0 yang dimana perubahan mengenai teknologi semakin meningkat pesat dan sumber daya manusia di indonesia harus terus-terusan disuntikan ilmu yang dapat mengimbagi dengan era revolusi industsri yang akan terus berkembang dan tentunya teknologi semakin canggih, maka dari itu sesuai dengan konsep Computational Thinkng ini pun yaitu harus senantiasa berpikir secara logis, terstruktur, dan kreatif agar dapat memecahkan suatu masalah dan mendapatkan solusi yang dapat di pahami baik dari manusia ataupun komputer.