Nakhoda KM Wahyu Mina Barokah IV Agus Priyono mengucapkan terimakasihnya kepada Kapolres yang telah banyak membantu
PELAIHARI, KP – Belasan anak buah kapal (ABK) KM Wahyu Mina Barokah IV asal Rembang, Jawa Tengah (Jateng), telah dipulangkan oleh Kepolisian Resort (Polres) Tanah Laut menaiki bus menuju pelabuhan Tri Sakti Banjarmasin.
“Kemarin dipulangkannya dinaikkan kapal laut melalui pelabuhan Trisakti di Banjarmasin,” sebut Kapolres Tala AKBP Rofikoh Yunianto melalui Kasatpolairud Iptu Teguh Triono, Rabu (13/4).
Teguh bersama Kanit Gakkum Ipda Dody WSA bersama anggota mengantarkan langsung hingga ke pelabuhan.
Kapolres Tanah Laut (Tala) AKBP Rofikoh Yunianto mengimbau, para nelayan dari luar pulau yang menggunakan alat tangkap cantrang tersebut tidak melakukan aktivitas di perairan laut di wilayah Tala.
“Hal tersebut melanggar Peraturan Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan nomor 18 tahun 2021. Aktivitas melaut menggunakan alat tangkap cantrang tersebut juga bisa menimbulkan kerusakan alat tangkap nelayan tradisional di Tala,” ungkap Kapolres.
Nakhoda KM Wahyu Mina Barokah IV Agus Priyono mengucapkan terimakasihnya kepada Kapolres yang telah banyak membantu.
Mulai dari evakuasi dan menampung serta mengembalikan seluruh ABK kembali ke daerah asalnya dan mendapat pelayanan yang sangat baik selama berada di Polres Tala.
Diketahui, kapal nelayan jenis cantrang KM Wahyu Mina Barokah IV dibakar massa di wilayah perairan laut Jorong Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, Senin (11/4) lalu, pukul 13.00 WITA.
Kapal itu beroperasi di Perairan Jorong bersama dua kapal lainnya, yang berhasil kabur saat dikejar nelayan gabungan yang berasal dari sejumlah wilayah Jorong.
Aktivitas melaut menggunakan alat tangkap cantrang tersebut juga bisa menimbulkan kerusakan alat tangkap nelayan tradisional di Tala. Selain itu juga dapat merusak terumbu karang.
Sementara nelayan lokal hanya menggunakan alat tradisional. Karenanya aktivitas nelayan dari luar pulau tersebut juga berimbas terhadap menurunnya pendapatan nelayan lokal.
Apalagi nelayan dari luar pulau tersebut saat melaut kerap mendekati pesisir yang merupakan area melaut nelayan lokal.
Diduga tak terima dengan hal itu, membuat nelayan lokal geram hingga akhirnya melakukan aksi pembakaran tersebut. (rzk/K-4)














