Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalteng

Isi Liburan dengan Lestarikan Lamang Kuliner Tradisonal Khas Dayak

×

Isi Liburan dengan Lestarikan Lamang Kuliner Tradisonal Khas Dayak

Sebarkan artikel ini

Palangka Raya, KP – Mengisi masa liburan yang cukup panjang, banyak hal bisa dikerjakan, termasuk belajar melestarikan kuliner khas Dayak berupa Lamang.

Panganan ini merupakan sejenis makanan yang terbuat dari beras ketan atau dikenal juga dengan nama pulut yang dimasak dengan cara dibakar dalam seruas bambu. Sekelompok jurnalis berkumpul bersama mengisi waktu luang di salah satu media online di Kota Palangka Raya, akhir pekan tadi coba belajar memasak dan melestarikan budaya malamang, masakan ini juga umumnya ditemukan di wilayah persebaran kebudayaan Melayu, baik di Semenanjung Melayu, Pulau Sumatera maupun Kalimantan.

Baca Koran

Menurut Ming Apriady malamang merupakan kebiasaan memasak orangtua di zaman dulu. Lamang diriwayatkan sebagai makanan persembahan atau sesajen suku Dayak pada umumnya.

Disebutkan bahan baku lamang relatif sederhana, yaitu beras ketan, perasan santan, dan garam. Selain itu, sebagai alat biasanya disediakan daun pisang serta ruas bambu dengan panjang kurang lebih 40-70 cm dan diameter sekitar 7-15 cm.

Pembuatan lamang dimulai dengan mencari bambu muda dan mencucinya di air mengalir, mencari daun pisang untuk pembungkus nya, kemudian mencuci serta meniriskan beras ketan. Beras ketan tersebut kemudian dicampur dengan santan kelapa.

Selanjutnya, dimasukkan dalam bambu yang telah dilapisi dengan daun pisang. Batang bambu tersebut kemudian dibakar hingga beras di dalamnya matang. Proses pembakaran, dan pembuatan meski terbilang mudah, namun bila tak memiliki pengetahuan, hasilnya akan tak nyaman.

Masing-masing daerah memiliki cara tersendiri dalam menikmati penganan ini. Meskipun demikian, secara umum, lamang disantap dengan dua varian rasa yakni manis dan asin. Teknik penyajian kuliner ini juga memiliki keunikan tersendiri tergantung bahan pelengkap yang menyertainya. Bisa juga dimakan dengan ikan kering khusus seperti ikan sepat atau ikan lais.

Baca Juga :  UPT Taman Budaya Gelar Konser Bhineka Tunggal Ika

Jhon Kanaw (38) warga Kota Palangka Raya, masih memiliki kemampuan mengolah lamang bercita rasa gurih dan lezat. Dengan bahan baku sederhana, yakni beras ketan (beras banjar), santan kelapa serta sedikit garam agar rasanya gurih Pria paruh baya yang sehari-hari berprofesi sebagai Wartawan di daerah ini, dengan piawai mengolah lamang. Mulai dari memilih batang bambu (telang) yang memiliki ruas tertentu dan paling cocok sebagai media memasak lamang tersebut.

Menurut dia “tidak ada ritual khusus dalam memasak Lamang tetapi Lamang menjadi sajian khusus dalam setiap kegiatan, atau ritual tertentu masyarakat Suku Dayak. Biasanya ada beberapa jenis Lamang yang dibuat khusus sebagai bagian pelengkap ritual bersama sesajian lainnya. Seperti halnya padi yang dianggap tumbuhan sakral, Lamang diriwayatkan sebagai makanan persembahan bagi leluhur”, tukas Jhon.

Diakui pada perkembangannya lamang tidak hanya dibuat saat ritual adat atau pesta adat tetapi pada acara lainnya seperti perkawinan, atau sekedar beekumpul keluarga. Bahkan Lamang juga kerap dibuat dan disajikan tidak hanya oleh masyarakat adat, “tetapi juga masyarakat Dayak pada umumnya dan banyak dijual di pasar-pasar tradisional sebagai oleh-oleh”, tutur Jhon (drt/k-10)

Iklan
Iklan