Palangka Raya, KP – Pihak Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah menggelar sosialisasi Sensus Penduduk 2020 Lanjutan, yang diikuti sejumlah wartawan baik cetak, elektronik dan media online, selama sehari di Palangka Raya, Kamis (19/5).
Menurut Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro tanpa sosialisasi mustahil kegiatan sesnsus bisa berjalan baik, pasalnya sebagai Penyedus Data Statistik Berkualitas untuk Indonesia Maju” memerlukan dukungan masyakarat dan pers sehingga data bisa diperoleh data yang akurat.
Sensus Penduduk 2020 terdiri dari dua tahap, tahap pertama sudah dilaksanakan dan kini memasuki tahap lanjutan. Dalam pelaksanaannya petugas yang berpakaian rompi khusus SP, bisa dua kali mendatangi warga untuk melengkapi data yang dibutuhkan.
Untuk itu nasyarakat wajib memberi data yang benar kepada petugas SP, data nantinya akan diolah untuk mendukung Indonesia Maju, sebagai bahan dasar menyusun kebijakan pembangunan bangsa ke depannya.
SO kali ini yang ke tujuh (7) kalinya, berdasarkan UU No 16 Tahun 1997 dan PP No 51 Tahun 1999 untuk mencapai Satu Data Indonesia, sesuai harapan Pemerintah, agar tidak ada perbedaan data antara Departemen Dalam Negeri (Dukcapik) dan pihak BPS. Kalau sudah data sama memudahkan berbagai perencanaan pembangunan.
Data di Dukcapil sifatnya tetap, tetapi data BPS itu selalu berkembang, dan terkini (up date) harapannya data-data baru dapat digunakan untuk Pemilu. SP 2020 lanjutan diperlukan untuk melengkapi data indikator demografi dan karaktetisasik penduduk, sebagai alat evaluasi data kependudukan dan perencanaan pembangunan nasional.
Ditegaskan pihak BPS menjamin kerahasiaan data kependudukan yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ini juga diselenggarakan oleh semua negara dunia. Dengan tujuan rinci, diperoleh komposisi kependudukan, dan data demigrafi, indikator SDGs kependudukan bagi pengambil kebijakan pembangunan.
Di Kalteng lebih 80.000 sampel yang akan dikumpulkan, dengan melibatkan sekitar 30.000an petugas mulai 15 Mei hingga 30 Juni mendatang melalui berbagai tahapan, mulai pelatihan petugas agar pemahaman mereka seragam.
Hadir pula Ketua Komisi Informasi Daerah (KID) DR. Muklas Roziqin memaparkan bagaimana menulis berita yang baik, agar mudah dimengerti, dan dipagami pembaca . Untuk itu narasinya harus baik sesuai kaidah penulisan berita, yang tidak melanggar kode etik jurnalistik. (drt/k-10)
