Jika keberhasilan pengolahan biogas di TPA Basirih hanya dinikmati warga yang tinggal Handil Palung, Kecamatan Banjarmasin Selatan
BANJARMASIN, KP – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin diminta terus berusaha meningkatkan program pemanfaatan sampah untuk menjadi biogas.
Kepada {KP} Jumat (27/5/2022) anggota komisi III DPRD Kota Banjarmasin Aliansyah mengatakan, keberhasilan DLH dalam mengolah biogas dari bahan sampah organik dengan memanfaatkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di kawasan Basirih sangat memungkin untuk terus dikembangkan kepada masyarakat secara lebih luas lagi.
Ia mengatakan, biogas yang diolah DLH di TPA saat ini hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan bahan bakar untuk warga yang tinggal di sekitar lokasi TPA.
“Padahal pengolahan biogas ini memungkinkan ditingkatkan jangkauan lebih luas lagi,” kata Aliansyah.
Disebutkannya, jika keberhasilan pengolahan biogas di TPA Basirih hanya dinikmati oleh warga yang tinggal Handil Palung, Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Hal senada juga dikemukakan, Taufik Husin yang mengatakan, rasa salutnya atas keberhasilan pemanfaatan biogas yang telah dikembangkan oleh DLH Kota Banjarmasin.
Hal itu setidaknya kata Taufik Husin Nyang anggota komisi III ini membuktikan Pemko Banjarmasin melalui DLH telah memenuhinya janjinya mengolah biogas setidaknya untuk membantu warga di sekitar TPA Basirih dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar yang selama ini bergantung dengan gas elpiji atau minyak tanah.
Aliansyah dan Taufik Husin mengakui. pengembangan pemanfaatan biogas agar lebih bisa dimanfaatkan lebih luas lagi kepada masyarakat dibutuhkan penyediaan anggaran yang tidak sedikit.
“Namun karena program ini untuk membantu kepentingan masyarakat dewan pada dasarnya siap memberikan dukungan jika DKP mengajukan penyediaan alokasi anggaran untuk kebutuhan itu melalui APBD,” ujar Aliansyah.
Secara terpisah Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Banjarmasin Marzuki mengakui, saat ini pemanfaatan biogas baru dinikmati sekitar 150 warga Desa Handil Palung Kecamatan Banjarmasin Selatan yang mereka berada di sekitar TPA.
Ia menjelaskan, sampah yang diolah menjadi biogas yang disalurkan kepada warga ini dimanfaatkan selain sebagai alternatif kebutuhan bahan bakar, tapi juga dimanfaatkan untuk penerangan.
Seperti lampu penerangan di sekitar kawasan TPA Basirih dengan kapasitas mencapai lima ribu watt, sebagian sudah menggunakan biogas, ujar Marzuki yang akrab disapa Zack ini.
Diakuinya, prospeknya pemanfaatan biogas memang cukup bagus sehingga akan terus dikembangkan dengan jangkauan lebih luas untuk digunakan masyarakat sebagai alternatif bahan bakar gas elpiji dan minyak tanah yang harganya terus naik.
Marzuki mengungkapkan, untuk membangun instalasi biogas biayanya relatif cukup murah dan pada awal .dibangun mengalokasikan anggaran hanya sekitar Rp 200 juta.
Menyinggung volume pembuangan sampah di TPA Basirih Marzuki mengatakan, saat ini ada penurunan. Hal ini ujarnya, dikarenakan program bank sampah berkembang cukup baik. Disamping itu, penanganan di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) juga berjalan maksimal.
“Meski tidak turun signifikan namun ada penurunan volume sampah yang masuk ke TPA. Ini juga merupakan prospek yang sangat bagus karena sebagian warga sudah terbiasa mengolah dan memanfaatkan sampah untuk menjadikannya kembali menjadi barang produktif,” demikian kata Marzuki. (nid)














