Banjarmasin, KP – Sampah yang menumpuk di Tempat Penampungan Sementara (TPS) masih menjadi persoalan tersendiri bagi Banjarmasin. Pasalnya, sebagian sampah yang menumpuk tersebut hanya sekedar dibawa ke TPA saja tanpa adanya pengolahan.
Kendati demikian, bukan berarti tak ada rencana upaya penanganan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, mulai melakukan pertemuan dengan salah satu perwakilan perusahaan plat merah, yakni, PT Sucofindo.
Rencananya, bakal ada kerja sama. Mengupayakan sampah di TPS yang ada di Kota Banjarmasin, untuk dikelola sedemikian rupa dan bisa bernilai jual.
Kepala DLH Banjarmasin, Alive Yosvah Love menjelaskan, rencananya bakal ada mesin pengolah sampah di TPS yang dikelola oleh PT Sucofindo.
“Tadi, rencana itu sudah diekspos. Kami menyambut baik rencana kerja sama ini,” ucapnya saat ditemui awak media di lobi Balai Kota, Senin (11/07) siang.
Lantas, apa tindaklanjut dari rencana kerja sama itu?
Terkait hal itu, Alive mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan pihak PT Sucofindo, akan mensurvei TPS mana saja yang bisa dikerjasamakan.
Lalu, melihat kemungkinan di mana TPS yang bisa diletakan mesin pengolah sampah yang ramah lingkungan. Hal itu dikarenakan, setidaknya perlu lahan seluas 200 meter persegi untuk peletakan alat tersebut.
“Kami akan survei dulu di TPS mana saja yang memungkinkan. Jadi, jami belum bisa memastikan kapan bisa direalisasikan,” tutupnya.
Terpisah, perwakilan PT Sucofindo di Banjarmasin, Anwar Ramang, menjelaskan bahwa tidak hanya alat pengolah sampah saja yang diletakan.
Tapi, juga ada edukasi masyarakat terkait bagaimana mengolah sampah menjadi barang berharga atau bernilai jual.
Diyakinkannya, pengelolaan menggunakan peralatan dan metode teknokologi ramah lingkungan.
“Saat ini kami masih menawarkan. Kapanpun disetujui, dan kapan mulai ingin direalisasikan, kami siap saja,” tekannya.
“Tinggal bagaimana nanti, apakah bisa menyediakan lahan minimal 200 meter persegi atau tidak, agar kami bisa meletakan alat pengolah sampah,” pungkasnya.
“Kalau di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mungkin bisa. Karena lahan di sana sudah luas,” pungkasnya. (Kin/K-3)