Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Birokrasi Warung Layanan Vaksin, Siapa Cepat Dia Dapat

×

Birokrasi Warung Layanan Vaksin, Siapa Cepat Dia Dapat

Sebarkan artikel ini
Hal 10 3 Klm Antri Booster 1
Mengantre - Warga mengantre di halaman Puskesmas Sungai Jingah untuk mendapatkan vaksin. (KP/Zakiri)

Sebagian warga mengaku tidak bisa mendapatkan vaksin booster dengan alasan, siang itu hanya ada tiga orang yang mendaftar untuk mendapatkan vaksin booster.

BANJARMASIN, KP – Pelayanan vaksinasi di Kota Banjarmasin dinilai masih amburadul, hal itu diungkapkan oleh akademisi ULM, Nurul Azkar yang pagi tadi ingin mendapatkan jatah vaksin dosis booster di Puskesmas Sungai Jingah.

Kalimantan Post

Dosen FISIP ULM itu menilai, pelayanan vaksinasi di Kota Seribu Sungai ini sangat amburadul dan tak beraturan.

Bukan tanpa alasan, hal itu diutarakannya lantaran dirinya tidak kebagian vaksin gegara petugas Puskesmas Sungai Jingah tidak menjalankan birokrasi secara pas dan benar.

Mereka mendahulukan orang yang lebih dulu datang ketimbang orang yang sudah mengantri sejak kemarin.

Bukan tanpa sebab, pada Kamis (14/7) kemarin, ia mendatangi Puskesmas Sungai Jingah untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster.

Seperti warga kebanyakan, sebelumnya mendapatkan vaksin, ia pun melapor ke pegawai puskesmas tersebut. Askar pun mengantre dan saat sampai pada gilirannya, seorang pegawai puskesmas datang.

Pegawai yang bersangkutan menyatakan bahwa dirinya tidak bisa mendapatkan vaksin booster. Dengan alasan, siang itu hanya ada tiga orang yang mendaftar untuk mendapatkan vaksin booster.

Azkar pun diminta untuk datang kembali esok hari atau pada Jumat (15/07)

Sesuai anjuran pegawai puskesmas, Azkar kembali datang. Kali ini lebih pagi. Sekitar jam sembilan. Sesampainya di puskesmas, ia pun kembali melapor dan duduk mengantre.

Sekitar 15 menit mengantre, di luar dugaan, Azkar lagi-lagi mendapatkan pelayanan yang tidak diinginkan. Seorang pegawai puskesmas memberitahunya bahwa vaksin booster yang ingin didapatkannya sejak kemarin sudah habis.

“Pun demikian dengan vaksin booster jenis lainnya,” ungkapnya saat dibincangi awak media, Jumat (15/7) siang.

Ia pun langsung komplain, mengapa bisa demikian. Pasalhya ia sudah menjelaskan bahwa dirinya sudah datang dan melaporkan diri sehari sebelumnya. Lalu, disuruh pegawai puskesmas untuk datang kembali pada hari yang sudah ditentukan.

Baca Juga :  Gelar Salat Hajat, YN'S Center Lepas Jemaah Umroh

“Tidak hanya saya. Tadi, ada dua orang ibu-ibu yang sama seperti saya (antre lama dan akhirnya tidak kebagian vaksin). Saat saya komplain, petugas tetap bilang tidak bisa,” ungkapnya.

Yang cukup disayangkan Azkar, selain pelayanan yang tidak memuaskan, sebagai warga, ia juga tidak mendapatkan solusi apa-apa dari pihak puskesmas.

“Saya tidak diminta datang lagi ke puskesmas, atau misalnya disuruh mendatangi puskesmas lain. Tidak ada solusi,” jelasnya.

Dengan berat hati, Azkar pun lantas meninggalkan puskesmas. Pun demikian dengan ibu-ibu yang sebelumnya juga turut mengantre.

Dari pengalaman yang dialaminya, Azkar pun mengharapkan Wali Kota Banjarmasin mengambil tindakan. Yakni, dengan mengevaluasi penuh pelayanan yang ada di Kota Banjarmasin. Khususnya, di bidang kesehatan.

“Dalam hal pelayanan vaksinasi, saya rasa sangat jelek. Mestinya, pegawai memiliki standar pelayanan. Standar waktu dan kepastian. Agar warga tidak bolak-balik ketika hendak berurusan,” sarannya.

Tidak hanya sampai di situ, Azkar juga menyinggung manajemen birokrasi yang dijalankan pihak puskesmas.

Menurutnya, yang diterapkan saat ini adalah manajemen warung. Siapa yang datang lebih dulu itu yang dilayani.

“Sementara kami yang sudah melapor justru tidak mendapatkan pelayanan dan tidak mendapatkan kepastian,” tukasnya.

Disarankan Azkar, warga yang datang hingga melapor untuk mendapatkan vaksin mestinya bisa dicatat kemudian disuruh menunggu. Dengan begitu, pegawai puskesmas juga bisa menghitung atau memperkirakan apakah warga bisa mendapat vaksin atau tidak.

“Yang lebih menyedihkan, ini terjadi di perkotaan. Bisa dibayangkan bagaimana pelayanan di puskesmas di pinggiran atau yang jauh dari fasilitas kesehatan,” tegasnya.

Di sisi lain, Azkar juga memberikan penilaian mengapa capaian vaksinasi Kota Banjarmasin tak kunjung bisa mencapai target.

“Menurut saya bukan karena masyarakat tak ingin bervaksin. Melainkan karena pelayanannya yang jelek,” tekannya.

Baca Juga :  Karnaval Budaya Nusantara Tutup Rakernas JKPI, Banjarmasin Tampilkan Pesona Sasirangan

“Saya sebenarnya mau datang lebih awal. Tapi saat saya ke puskesmas pada jam delapan pagi, pegawainya justru masih senam. Saya pun tak jadi mampir. Lalu, memutuskan jam sembilan saja mampirnya,” pungkasnya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Sungai Jingah, Sri Pramundia, tak menepis manajemen pemberian vaksin yang diterapkan pihaknya memang mengutamakan warga yang lebih dulu datang.

“Tidak dicatat. Siapa yang datang itu yang dilayani. Asalkan kuota vaksinnya masih ada. Termasuk vaksin booster,” jelasnya.

Ia mengaku sudah menyiapkan dosis vaksin setiap harinya yang jumlahnya tergantung dari masyarakat yang datang. Hanya saja memang, satu vial vaksin itu diperuntukan bagi beberapa orang.

“Ambil contoh, vaksin booster yang ada di kami itu Astrazeneca. Itu harus 20 orang. Kalau datang terlambat dan kuotanya habis, kami tidak mungkin membuka vial baru hanya untuk satu orang,” jelasnya. “Harus menunggu 19 orang lainnya, agar vaksin tidak terbuang,” tekannya.

Lantas bagaimana tanggapan pihaknya terkait adanya keluhan warga tadi?

Terkait hal itu, Pramundia menilai bahwa ada kemungkinan yang bersangkutan datang terlambat.

“Mungkin datangnya agak siang. Kalau datangnya pagi, pasti dapat. Karena pelayanan kami sejak pagi. Bahkan ada anak sekolah dasar yang kami layani,” ucapnya.

“Artinya siapa yang datang, divaksin langsung. Kalau kesiangan, kami biasa berpesan agar yang bersangkutan datang lebih pagi,” pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, M Ramadhan. Ia menilai, puskesmas sudah mempunyai jadwal tersendiri untuk vaksinasi. “Terjadwal itu agar vaksin bisa dimaksimalkan,” tekannya.

Ia juga berpandangan bahwa warga yang bersangkutan, datang terlalu siang. “Vaksin booster itu satu vialnya untuk 20 orang dan itu sudah disuntikan kepada masyarakat yang datang lebih awal,” tekannya.

“Kalau dibuka satu dosis lagi, kan sayang. Hanya untuk menyuntik satu orang, merugikan kesempatan 19 orang lainnya,” tuntasnya. (Kin/K-3)

Iklan
Iklan