Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Digital Library (e-Library) untuk Perpustakaan Anak dalam Upaya Peningkatan Tingkat Literasi pada Anak Indonesia
(Commemorated : Hari Anak Nasional 23 Juli)

×

Digital Library (e-Library) untuk Perpustakaan Anak dalam Upaya Peningkatan Tingkat Literasi pada Anak Indonesia<br>(Commemorated : Hari Anak Nasional 23 Juli)

Sebarkan artikel ini

Oleh : Imazen Ananda
ASN BPS Kota Banjarmasin

Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli, merupakan momentum pemerintah untuk mengajak dan menggugah rasa peduli dan tanggung jawab seluruh komponen bangsa Indonesia untuk bersama-sama mendukung keberlangsungan kesejahteraan anak di negara Indonesia. Dengan mengangkat tema “Anak terlindungi, Indonesia maju”, ini mengandung arti agar semua komponen bangsa Indonesia untuk bersama-sama memberikan hak kepada anak-anak Indonesia yaitu hak untuk hidup tenang, hak tumbuh dan berkembang dengan baik, serta berakhlak sesuai dengan usianya sampai dengan masa dewasanya nanti.

Baca Koran

Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2021 di Indonesia jumlah anak usia 0-14 tahun berjumlah 66 186,3 dan sebanyak itu pula anak-anak Indonesia harus mendapatkan semua hak-haknya. Salah satunya adalah mendapatkan pendidikan yang layak. Lingkungan disekitar anak yang paling dominan untuk mendukung terciptanya pendidikan bagi anak adalah orangtua. Peran orangtua sebagai “first supported system” adalah kunci awal bagi anak untuk menjajaki pendidikan. Support system merupakan individu yang memberikan dukungan, rasa hormat dan perhatian kepada sesama individu lainnya (Mayo clinic, 17 Februari 2022). Secara literally, support system merupakan orang-orang yang mampu memberikan kepercayaan, dukungan secara moril dan spirituil kepada anak.

Adanya peranan pendidikan yang maksimal untuk tumbuh kembang anak harus selalu diciptakan oleh seluruh unsur pendukung pendidikan. Tidak hanya struktur organisasi yang terdapat di sekolah-sekolah saja yang harus menjembatani keberhasilan pendidikan pada anak, namun diperlukan usaha-usaha yang maksimal dan berkesinambungan.

Salah satu unsur pendidikan yang harus diperkenalkan untuk anak (khususnya anak-anak Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar) adalah perpustakaan. Doktrin ini harus segera dilakukan karena saat sekarang anak-anak sekarang tidak begitu mengenal buku sebagai alat atau media pembelajaran yang merupakan sumber pembelajaran karena segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai acuan, referensi, atau rujukan dalam pembelajaran. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar (Sanjaya, 2010 : 228). Jadi untuk mempermudah dan membantu anak untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar secara optimal diperlukan suatu sarana yang representatif yaitu berupa sumber belajar atau bahan pembelajaran.

Baca Juga :  ANAK NAKAL

Saat sekarang dengan berkurangnya minat membaca pada buku sebagai bahan tercetak, itu semua dikarenakan anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai keefisienan dan kemajuan teknologi karena lebih melek teknologi dibandingkan dengan minat membaca buku. Saat sekarang, orang tua modern bahkan cenderung lebih memperkenalkan gadget secara dini kepada anak-anaknya karena dianggap untuk mencegah “gagap teknologi” (gaptek) saat si anak dewasa nanti. Hal ini secara tidak langsung mendidik anak-anak untuk tergantung pada gadget yang jauh lebih menarik daripada media tercetak karena begitu banyak hal menarik yang difasilitasi dari suatu gadget. Karena dengan satu genggaman, berada dimanapun juga, dengan waktu yang tidak terbatas, suatu informasi dapat langsung di akses bergantung pada kemampuan signal internet merupakan Interconnected Network, yaitu sebuah jaringan komputer yang saling menghubungkan antar komputer secara global. Seperti yang dikemukakan ahli IT Swedia bahwa internet merupakan kumpulan jaringan komputer yang terhubung satu dengan lainnya, yang dapat membaca dan menerapkan berbagai protokol komunikasi atau yang biasa dikenal dengan istilah IP dan TCP (Allan : 2005). Masih menurut Allan, protokol tersebut adalah sebuah spesifikasi sederhana tentang bagaimana komputer saling terhubung satu sama lain dan berinteraksi.

Mengingat pentingnya kesadaran membaca untuk para anak Indonesia, maka pemerintah Indonesia juga mencanangkan perpustakaan digital (digital library) agar kebutuhan akan referensi dan data dapat terpenuhi dengan hanya mengakses digital library yang bisa diakses melalui gadget yang sudah terhubung dengan internet. Bahkan dengan hanya sekali klik, website perpustakaan digital untuk anak sudah dapat diakses melalui ipusnas.id.

Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA) selama ini fokus dalam penyediaan informasi terintegrasi yang dibutuhkan anak-anak antara lain : perpustakaan anak, mobil baca, dan pojok informasi anak digital. Walaupun pada kenyataannya, perkembangan teknologi dan informasi ini memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi anak-anak. Hal ini dikemukakan Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Endah Sri Rezki bahwa : dampak positif dari perkembangan teknologi dan informasi bagi anak adalah literasi informasi dapat diakses dengan cepat, mudah dan murah. Sementara dampak negatifnya adalah tidak ada yang menjamin keabsahan atau kebenaran informasi karena maraknya berita hoax membuat pengguna terisolasi dari interaksi sosial secara langsung karena kecanduan gawai dan anak jadi belajar konflik (politik) dari media online (sindonews, maret 2022).

Baca Juga :  Pecahnya Hubungan Netanyahu-Trump, Gambaran Rapuhnya Persatuan Musuh Islam

Namun demikian keputusan untuk menggiatkan literasi melalui digital library tidak bisa dihindarkan lagi. Digitalisasi perpustakaan bukan lagi menjadi suatu pilihan, tapi sudah menjadi suatu keharusan. Dan sebagai induk dari seluruh bentuk perpustakaan di Indonesia, Perpustakaan Nasional harus membangun ekosistem nasional untuk mentransformasi keberadaan perpustakaan menjadi sumber belajar (Prof. Muhadjir Effendy, kompas.com : 2022). Pengembangan e-library ini digadang-gadang sebagai langkah strategis keterlibatan perpustakaan sekolah/madrasah untuk mewujudkan ekosistem digital nasional guna mendukung merdeka belajar.

Sejumlah website e-library untuk anak diantaranya adalah : (1). reader.letsreadasia.org yang mempunyai koleksi buku sangat beragam, tidak hanya berbahasa Indonesia namun juga berbahasa daerah. Para orangtua juga bisa memilihkan level bacaan terbagi seperti : My First Book, Level 1 sampai dengan level 5; (2). Webiste yang juga menghadirkan e-book yang vergambar dalam bahasa Indonesia adalah serusetiapsaat.com. Dalam website ini tidak hanya diperuntukkan para pecinta buku ceriat (anak-anak), namun juga untuk para penulis dan illustrator; (3). iPusnas, merupakan salah satu aplikasi perpustakaan digital yang di rilis oleh Perpustakaan Nasional, diperlukan registrasi akun untuk bisa mengeksplore seluruh layanan di iPusnas ini. Namun dapat dipastikan koleksi-koleksinya sungguh beragam untuk dibaca terutama untuk anak-anak karena setiap buku yang menjadi koleksi Perpustakan Nasional sudah melalui seleksi kepustakaan secara menyeluruh dan maksimal; (4). Storynory adalah salah satu website yang menyediakan audio book
s berbahasa Inggris gratis. Anak-anak bisa mendengarkan cerita klasik dan audio books lainnya. Website ini wajib diakses oleh orangtua yang menginginkan anaknya handal dalam berbahasa Inggris.

Di hari anak yang diperingati setiap 23 Juli 2022 sesuai dengan motto hari anak tahun 2022 ini, yaitu Anak terlindungi, Indonesia Maju juga merupakan momentum pencetus langkah para orangtua dan semua pihak untuk bisa mendampingi hidup putra-putri kita generasi muda bangsa ini, untuk selalu kita lindungi dan kita berikan hak-haknya sehingga menjadi generasi muda yang cerdas, bermoral dan berakhlak.

Iklan
Iklan