Di Kalimantan Selatan (Kalsel) sendiri, minyak goreng dengan merk Minyak Kita belum ditemui di pasaran, baik di minimarket, supermarket maupun pasar tradisional.
BANJARMASIN, KP – ‘Minyak Kita’ akan digunakan pemerintah sebagai merk minyak goreng curah (migor) yang dikemas dalam kemasan sederhana. Meski dikemas, harga jual ke konsumen tetap dipatok Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kg.
Peluncuran minyak goreng curah kemasan yang dilakukan pemerintah adalah untuk menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga minyak goreng curah di masyarakat, terutama di daerah-daerah yang selama ini sulit dijangkau.
Dikemasnya minyak goreng curah memungkinkan jangkauan minyak goreng murah yang lebih luas karena bisa dijual di minimarket maupun supermarket.
Sejauh ini, minyak goreng curah seharga Rp 14 ribu hanya bisa ditemui di pasar-pasar tradisional dengan titik tertentu di warung yang telah terdaftar.
Di Kalimantan Selatan (Kalsel) sendiri, minyak goreng dengan merk Minyak Kita belum ditemui di pasaran, baik di minimarket, supermarket maupun pasar tradisional.
Hal ini dimungkinkan lantaran pemerintah masih fokus kepada daerah-daerah yang yang harga migor curah masih di atas HET, seperti Papua dan Maluku yang terkendala dalam masalah logistik dan distribusi.
Pasalnya, selama ini distribusi minyak goreng curah seringkali terkendala dengan persoalan teknis di lapangan. Seperti keterbatasan mobil tangki pengangkut hingga tangki penampung di kalangan pedagang.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani, menyampaikan, sampai sekarang tidak ada ketentuan yang mengikat dari Kemendag tentang cara pendistribusiannya.
Apalagi katanya, ketersediaan minyak goreng curah di Kalsel saat ini cukup banyak, bahkan bisa dibilang melimpah. Sehingga, harganya pun dan lebih murah dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Sekarang migor di Kalsel ketersediaannya berlimpah, sehingga harganya jauh turun,” ungkap Birhasani, saat dihubungi Kalimantan Post, Senin (15/8).
Menurutnya, harga bahan baku untuk minyak goreng curah sekarang lebih murah dari HET yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 14 ribu per liter.
“Sehingga, harga real migor curah di pasaran saat ini paling tinggi hanya Rp 13 ribu per liter, sedangkan minyak goreng kemasan paling tinggi Rp 18 ribu per liter,” ujarnya.
Sementara itu, dilansir dari CNBC Indonesia, pemerintah bakal memasok sekitar 1.000 ton minyak goreng kemasan sederhana ke Maluku dan Papua. Dengan begitu, harga minyak goreng Rp14.000 per liter bisa merata di seluruh daerah Indonesia.
“Ini saya mau rapat lagi, lagi disiapin kapalnya. Lebih dari 1.000 ton dan kita sudah siap kok barang nya,” kata Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra belum lama tadi.
Menurut Syailendra, kapasitas kapal yang akan mengangkut minyak goreng ‘Minyakita’ itu adalah 1.100 ton.
“Yang jelas itu mau kita banjirin disana, minggu depan saya mau ke Papua dan Maluku,” kata Syailendra.
“Jadi harganya Rp 14 ribu HET, sekarang posisinya di Indonesia Timur masih tinggi ada Rp 15-20 ribu per liter. Kalau kita sudah serbu gitu ya. Kan ada labelnya HET Rp 14 ribu pake botol keren dengan merek minyak kita,” pungkasnya. (Opq/K-1)