Banjarmasin, KP – Cemaran bahan bakar yang terjadi akibat tumpahan bahan bakar minyak jenis High Sulfur Fuel Oil (HSFO) di aliran Sungai Alalak dan Sungai Awang terlihat sudah berkurang.
Salah satu motoris kelotok di Sungai Alalak, Amat mengatakan, hal itu dikarenakan banyak warga yang ditugaskan oleh pihak perusahaan untuk membersihkan minyak dengan menggunakan ilung atau eceng gondok.
“Jadi ilung yang ditempeli minyak itulah yang mereka angkat dan dikumpulkan di satu tempat,” ucapnya saat dibincangi Kalimantan Post, Selasa (23/08) petang.
Benar saja, berdasarkan pantauan Kalimantan Post, Sungai Alalak yang berada disamping Jalan Cemara Raya, Kelurahan Sungai Miai, Kecamatan Banjarmasin Utara, tidak lagi ada minyak berwarna hitam yang mengapung di atasnya.
Seperti diketahui, pencemaran terjadi pada Rabu (10/8) lalu. Sebuah kapal tongkang berisi minyak yang karam di tepian Sungai Alalak, Kabupaten Batola. Persisnya, di kawasan Kompleks H Anang Maskur.
Minyak yang tumpah, diperkirakan sebanyak tiga sampai lima ton. Hampir dua pekan berselang, sejak peristiwa terjadi, jajaran petugas DLH Batola bersama jajaran Satpolair setempat, pun kembali memantau perairan.
Dengan menggunakan empat perahu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Barito Kuala (Batola), menyisir kawasan yang sempat tercemar tumpahan minyak jenis High Sulfur Fuel Oil (HSFO).
Kawasan yang disusuri, kemarin (23/8) itu, utamanya perairan Sungai Alalak hingga Sungai Awang di Banjarmasin.
Mereka menyusuri sungai untuk mengambil sampel air untuk proses pemeriksaan kadar cemaran air yang terjadi.
Kepala DLH Batola, Fahriana menjelaskan bahwa sudah ada pengurangan pencemaran. Setidaknya, itu dilihat dari kasat mata.
“Karena sudah ada usaha dari pihak perusahaan. Salah satunya, dengan mengikat minyak melalui metode penyebaran eceng gondok,” jelasnya usai pengambilan sampel.
Disinggung terkait apakah aliran air yang sempat tercemar tumpahan minyak sudah bisa kembali digunakan, setidaknya untuk urusan Mandi Cuci Kakus (MCK), Fahriana mengatakan belum berani memastikannya.
“Kami masih mengambil sampel yang kedua. Yang hasilnya bisa diketahui sepekan ke depan,” ungkapnya.
Lebih jauh, Fahriana pun berharap ke depan bahwa pihak perusahaan bisa mengikuti SOP yang berlaku. Selain pengelolaan lingkungan, juga dalam hal bongkar muat pun mesti harus diperhatikan.
“Jadi harus berpedoman dengan pengelolaan lingkungan,” tekannya.
Sebagai tindaklanjut, pihaknya mengaku merencanakan pertemuan dalam waktu beberapa pekan kedepan, khususnya terkait pengawasan perusahaan-perusahaan di Kabupaten Batola.
“Kalau misalnya ada kejadian serupa yang terulang, untuk sanksi pasti ada. Tapi sebelumnya, kami bersinergi dahulu ke instansi terkait. Tapi kami harapkan tidak terjadi lagi hal serupa,” tutupnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala DLH Banjarmasin, Alive Yoesfah Love. Ia mengaku sudah memanggil dan meminta penjelasan langsung dari pihak perusahaan terkait peristiwa tersebut.
“Kemarin itu mereka minta waktu dua minggu untuk pembersihan, dan itu akan terus kita kawal agar pembersihannya bisa secara menyeluruh,” ungkapnya.
Berdasarkan penjelasan pihak perusahaan, peristiwa itu terjadi tanpa kesengajaan, karena waktu itu sungai sedang surut dan kapal tongkang pembawa minyak yang bersandar di dermaga miliknya miring akibat tingginya endapan di sisi sungai.
“Gara-gara itu, kapalnya miring dan ada yang tumpah ke sungai. Dan kita meminta komitmen mereka agar bertanggung jawab untuk membersihkannya,” pungkasnya.
Sementara itu, dari hasil pantauan minyak berkelir hitam yang sebelumnya memenuhi permukaan air di sejumlah kawasan sudah tak lagi begitu tampak.
Kalaupun ada yang tersisa, bercak minyak yang tumpah itu menempel di sejumlah tanaman hingga rerumputan yang tumbuh di pinggir sungai. Atau, tiang-tiang pondasi rumah yang berdiri di pinggir sungai.
Terpisah, selaku pihak perusahaan, Kepala Cabang Banjarmasin PT Intim Putra Perkasa, Teguh Santoso menekankan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi.
Ia mengaku, setidaknya ada delapan armada yang dikerahkan untuk membersihkan cemaran minyak tersebut. Dan hal itu dilakukan secara terus menerus sejak awal mula peristiwa itu terjadi.
“Besok, kami juga akan menambah armada dan petugas lagi. Khususnya, membersihkan minyak yang menempel di tanaman yang ada di pinggir sungai,” ucapnya.
“Akan kami bersihkan sepenuhnya. Dan kami bersihkan secepat mungkin. Lalu, bila ada keluhan masyarakat, kami siap bertanggung jawab,” tekannya.
“Tidak hanya di Batola, tapi juga Kota Banjarmasin. Atau seluruh kawasan yang terdampak,” tandasnya. (Kin/K-3)














