Banjarmasin, KP – Sejak didirikan pada tahun 2014 silam, Rumah Kreatif dan Pintar terus mengalami perkembangan cukup pesat. Jumlah perajin di komunitas yang awalnya hanya puluhan, sekarang mencapai ribuan. Produk yang dihasilkan pun mulai beragam.
Sebelum menjadi yayasan, Rumah Kreatif dan Pintar dulunya komunitas biasa. Bergerak di bidang Pemberdayaan Social Entrepreneurship.
Rumah kreatif dibentuk oleh pemuda asli Banjarmasin, Aripin (34), dan semula menjadi wadah menggali minat bakat bagi anak jalanan, korban penyalahguna nafza, eks narapidana, penyandang disabilitas, orangtua tunggal, serta anak-anak yatim dan piatu.
Tahun 2016 lalu, komunitas ini resmi berbadan hukum. Berubah status menjadi yayasan. Saat ini Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar terbuka bagi semua kalangan masyarakat, namun tetap yang menjadi perioritas adalah masyarakat yang termasuk golongan rawan sosial.
Rumah Kreatif dan Pintar sekarang memiliki Central Workshop yang beralamat di Jalan Tembus Mantuil, Komplek Perdana Abadi Sentosa, Blok A No.28, Kelurahan Basirih Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin.
Sementara, untuk Office dan Gallery berasa di Jalan Pramuka (Smanda 6), Komplek Antasari Bintang Residance, Blok C No. 12, Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin.
“Siapa saja yang hendak menggali potensi diri, boleh bergabung di sini tanpa dipungut biaya alias gratis, dibimbing hingga menjadi entrepreneur mandiri, kami sangat terbuka,” ujar Aripin, Selasa (20/9).
Sehingga, lanjutnya, tujuan untuk menggerakkan perekonomian dan pemberdayaan potensi masyarakat bisa berjalan dengan baik.
Menurut Aripin, sejak awal didirikan pendanaan Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar dilakukan secara mandiri. Tidak punya donatur dan bantuan pendanaan. Kecuali beberapa instansi yang membantu dengan memberikan peralatan.
“Dari peralatan itulah kami gunakan dengan maksimal. Kami bukan sejenis panti asuhan, melainkan kumpulan orang-orang kreatif yang mampu bekerja, berkreatifitas dan menghasilkan,” tutur Aripin.
Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar merekrut binaannya melalui lembaga-lembaga yang bekerja sama dengan Rumah Kreatif dan Pintar, misalnya, Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) Kalsel, BNN Provinsi Kalsel, Panti Asuhan dan beberapa Instansi Pemerintahan melalui pemberdayaan masyarakat, Bapas Banjarmasin dan juga Komunitas.
“Hingga saat ini, Yayasan Rumah Kreatif dan pintar mempunyai beberapa bidang yang bisa dipelajari, antara lain perbengkelan, kerajinan tangan (handycraft), anyaman, menjahit, dan kuliner,” jelas Aripin.
Kerajinan tangan produksi yayasan ini semakin dikenal. Tak hanya di dalam kota, orderan yang datang pun berasal dari tingkat nasional, bahkan internasional.
Kata Aripin, produk yang dipasarkannya bukan barang sembarangan. Karena dihasilkan dari teknik pengerjaan dan bahan-bahan yang berkualitas.
“Untuk tenaga pengajar kita ambil dari pegiat profesional di bidang masing-masing. Kita undang dengan mengeluarkan biaya sendiri,” paparnya.
Sebagai salah satu keberhasilannya, kini hasil olahan masyarakat binaan di Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar sudah dipasarkan dengan menjalin kemitraan dengan PT. Sarinah, Jakarta.
“Hasil olahan masyarakat mendapat tempat untuk penjualan produk di beberapa gerai Sarinah, antara lain Sarinah Thamrin Jakarta Pusat dan Sarinah Gerai Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru,” bebernya.
“Alhamdulillah, selama kami bekerjasama dengan Sarinah, omzet meningkat cukup tinggi, mencapai 300 sampai 500 persen,” tambahnya merinci.
Aripin menceritakan, orang yang paling berjasa dalam hidupnya adalah sosok seorang ayah, yang hanya seorang tukang becak dan pemulung.
“Dari beliau saya belajar dan berpikir. Ternyata, jika profesi itu digeluti dan konsisten, meskipun itu hanya sampah bisa menghasilkan nilai ekonomi lumayan tinggi,” tuntasnya. (Opq/KPO-1)