“Kita juga minggu depan ada stok minyak goreng yang masuk sekitar 10 kontainer. Itupun satu dua hari sudah habis. Karena kita mendistribusikannya ke daerah-daerah hingga ke pelosok,” tutur H. Aftah.
BANJARMASIN, KP – Persediaan gula putih disebutkan sangat aman untuk bulan Februari hingga memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri. Bahkan disebut pasokan cukup untuk tahun 2023 ke depan.
“Stok kita saat ini hampir 8.000 ton. Dan cukup untuk memenuhi kebutuhan gula di bulan Februari ini. Tapi, sistem kita kontinyu. Pasokan kita akan masuk terus,” ujar H. Aftahuddin, Ketua Koperasi Harum Manis Bersatu, kemarin.
Menurutnya, stok gula selalu berputar menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Dimana keluar stok barang di gudang harus sesuai dengan waktu masuknya. Stok yang pertama kali masuk ke gudang adalah stok yang harus pertama kali keluar dari gudang.
“Jadi stok kita selalu berputar, sehingga persediaan selalu aman. Demikian juga saat masuk bulan Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri nanti, InsyaAllah stok gula aman,” ucapnya.
Meski harga gula mengalami sedikit kenaikan, namun naiknya tidak terlalu signifikan. Dia justru mengkhawatirkan ketersediaan minyak goreng di pasaran yang akan mempengaruhi harga.
“Minyak goreng kan lagi kosong, seperti minyak goreng Kita dan minyak goreng kemasan biasa. Saat ini pabrik mengeluarkannya sangat berhati-hati,” ungkap H. Aftah, sapaannya.
Hal ini terkait dengan perizinan dari pemerintah yang mengatur antara ekspor sawit dan keharusan pabrikan memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri.
“Jadi pabrik-pabrik besar itu boleh ekspor, tapi mereka juga harus menyediakan kebutuhan dalam negeri,” bebernya.
H Aftah memperkirakan, harga minyak goreng akan sedikit mengalami kenaikan. Apalagi jika pasokannya sedikit, tidak sebanding dengan yang kebutuhan masyarakat.
“Hukum ekonomi kan seperti itu, barangnya sedikit tapi permintaan banyak otomatis memicu kenaikan harga. Dan itu tidak bisa ditahan oleh pemerintah,” tandasnya.
Hanya saja, lanjutnya, kenaikannya masih dalam tahap wajar, sekitar Rp 500 saja. Yang biasanya harga distributor Rp 13.000 menjadi Rp 13.500 per liter.
Dia juga memprediksi harga akan kembali normal pada bulan Februari nanti, seiring selesainya proses perizinan ekspor oleh pemerintah.
“Kita juga minggu depan ada stok minyak goreng yang masuk sekitar 10 kontainer. Itupun satu dua hari sudah habis. Karena kita mendistribusikannya ke daerah-daerah hingga ke pelosok,” tutur H. Aftah.
“Pada dasarnya semua masih sangat aman dan terkendali,” tuntasnya,” ujarnya mengakhiri.
Sementara menurut pengamatan KP di pasara tradisonal harga minyak kita yang ditetapkan HET nya Rp14.000/liter, kini oleh pedagang dipasar Cemara Kayu Tangi Rp15.000/liter.
“Hal ini kami jual di atas HET, karena daan penyelurnya memang sudah di naikan,’’ kata Evi salah seroang pedagang di opasar tersebut. (Opq/K-1)