Banjarmasin, KP – Harga komoditi jenis cabai terpantau melambung tinggi dalam beberapa hari terakhir. Namun, pergerakan harganya cenderung tak stabil, tergantung cuaca yang akhirnya memengaruhi pada ketersediaan dan harga di pasaran. Jika hari ini turun, lusa bisa saja harganya naik lagi.
Diungkapkan Purwati, pedagang cabai di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, kondisi seperti ini bisa terjadi bila intensitas hujan tinggi di sejumlah daerah penghasil cabai, termasuk di Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Semua jenis cabai harganya naik dalam 2-3 hari belakangan ini. Seperti cabai keriting hari ini dijual Rp 30 ribu per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram,” ujarnya, Rabu (15/2/2023).
Sedangkan, cabai merah besar yang sebelumnya Rp 28 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Cabai hijau yang sebelumnya Rp 15 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram.
“Begitu juga jenis cabai tiung tanjung hari ini harganya Rp 48 ribu, sebelumnya Rp 40 ribu per kilogram. Kalau cabai rawit merah sekarang Rp 90 ribu sebelumnya Rp 80 ribu per kilogramnya,” jelas Purwati yang sudah 30 tahun berdagang di Pasar Antasari.
Menurutnya, cabai-cabai tadi di pasok dari daerah Kalimantan Selatan, khususnya dari Barabai dan Kandangan, lantaran harganya lebih murah.
“Kalau dari cabai dari pulau Jawa harganya sudah mahal duluan, makanya pedagang di sini tidak mendatangkan dari sana,” ucapnya.
“Kalau cabai tiung kecil dipasok dari daerah Palu, Sulawesi Tengah. Harganya juga naik. Yang sebelumnya Rp 40 ribu, sekarang harganya Rp 55 ribu per kilogram,” tambah Purwati.
Dijelaskannya, faktor utama yang menyebabkan naik turunnya harga cabai dan jenis sayuran-sayuran lainnya adalah soal pasokan dari daerah penghasil.
“Bila pasokan melimpah harga akan murah, dan sebaliknya, kalau pasokannya sedikit otomatis harga akan melambung naik,” terangnya.
“Jadi belum tentu saat memasuki bulan Ramadhan atau Lebaran nanti harga jadi mahal. Kalau stoknya banyak harganya pasti turun juga,” sambungnya.
Purwati juga mengeluhkan kondisi pasar yang sepi pembeli. Hal ini jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.
“Masuk awal tahun 2023 tadi pasar sepi. Pedagang juga banyak yang mengeluh. Konsumen biasa beli satu kilogram, sekarang mengurangi beli hanya setengah kilogram saja,” ujarnya.
“Sekarang ini, kita mau jual rugi saja lambat lakunya,” bagaimana kami mau nyari untung,” keluh Purwati.
Sementara, dari pantauan di lapangan, sejumlah harga komoditi juga terpantau normal. Bahkan, sebagian bahan pokol lainnya terjadi penurunan harga.
Misalnya, harga timun normal di harga Rp 6 ribu per kilogram, tomat normal di angka Rp 8 ribu dan kol Rpl 10 ribu per kilonya.
Sedangkan harga bawang merah justru turun, dari sebelumnya Rp 45 ribu sekarang hanya Rp 38 ribu per kilogram. (Opq/K-1)
Teks foto :
KP/Opiq
Cabai Mahal – Harga semua jenis cabai naik dalam beberapa hari terakhir. Namun, harga komoditi lainnya justru turun.