Selain aroma, dari pengakuan warga, air sumurnya tercemar lantaran posisinya berdekatan dengan saluran pembuangan air limbah sehingga tidak bisa digunakan sehingga harus menggunakan air ledeng
Banjarbaru, KP – Saluran pembuangan air limbah yang mengeluarkan aroma tidak sedap menjadi pertanyaan warga, perihal asal muasal aroma yang kerap mengganggu indera penciuman. Halimah warga RT 01 RW 01 Kelurahan Sungai Ulin misalnya, dirinya merasa aroma tidak sedap tersebut yang diduga berasal dari air pembuang limbah Q-mall.
Selain aroma, dari pengakuan Halimah ada rumah warga yang air sumurnya tercemar lantaran posisinya berdekatan dengan saluran pembuangan air limbah sehingga tidak bisa digunakan lagi dan memilih menggunakan air ledeng. Dari hal tersebut yang paling mengganggu adalah aroma yang terkadang diwaktu tertentu sangat kuat seperti pagi, sore dan malam hari. Yang paling kuat saat cuaca sedang panas sehingga uap yang keluar sangat terasa.
“Cukup terganggu ya dengan aromanya apalagi posisi kami cukup dekat. Memang tidak selalu tapi momen tertentu bisa cukup kuat,” ujarnya.
Saat di konfirmasi berapa lama hal ini berlangsung Halimah mengakui jika sudah cukup lama. Dan untuk komplain dirinya meminta perpanjangan suara dari ketua RT setempat untuk disampaikan kepada manajemen Q-mall, namun nihil jawaban.
“Ya sudah beberapa tahun, pernah komplain juga tapi belum ada jawaban,” ujarnya.
Untuk itu Halimah dan warga lainnya meminta ada upaya untuk pengurangan aroma air limbah tersebut. Sehingga mereka bisa beraktivitas dengan nyaman setiap hari.
Dikonfirmasi General Manager Q-Mall Banjarbaru, Andi Indrawangsa melalui M. Andrean Koordinator Dept. HSE menjelaskan perihal air limbah tersebut dirinya menyatakan bahwa untuk aroma kurang sedap tersebut tidak bisa secara pasti darimana asalnya. Untuk memastikan hal tersebut bisa dilakukan uji laboratorium kualitas udara dari instansi terkait. Namun untuk hasil akhir dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari Qmall sudah dinyatakan aman dari hasil uji Laboratorium.
“Seperti yang kita lihat tadi untuk air yang keluar sudah bening dan tidak mengeluarkan aroma kuat. Itu karena IPAL yang kami gunakan sesuai dengan standar yang ditetapkan,” jelas Andrean.
Andrean juga menambahkan untuk uji sampel dilakukan rutin setiap bulan dan diawasi langsung oleh konsultan IPAL. Apalagi saat ini IPAL dari Qmall sudah menjadi pilot project dan menjadi mall pertama di Kalsel yang memiliki standar IPAL.
“Namun untuk proses memang bisa saja terjadi human error tapi hal ini menjadi catatan bagi kami agar hal ini terus menjadi evaluasi. Kami juga terus melakukan perbaikan lagi apa yang kurang pada sistem IPAL kami” lanjutnya.
Andrean berharap adanya komunikasi dua arah baik dari manajemen Qmall dan warga agar evaluasi lainnya bisa berlangsung. “Kami terbuka dengan segala komunikasi terutama warga setempat.” Pungkasnya. (Dev/K-3)
