Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka Pembelajaran PJOK pada Madrasah

×

Persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka Pembelajaran PJOK pada Madrasah

Sebarkan artikel ini

Oleh : Edi Sasmito
Guru Madrasah

Perubahan kondisi alam akan selalu terjadi yang akan mempengaruhi kehidupan manusia. Akibat dari wabah Covid-19 seluruh dunia menjadi terganggu dalam proses belajar mengajar. Pada saat pandemi Covid-19, guru melakukan pembelajaran dengan berbagai cara. Dari menggunakan daring, luring dan gabungan daring luring. Tentunya akan menambah kesulitan dalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik. Apalagi kondisi setiap siswa berbeda, maka penyerapan materi akan berbeda pula. Hal ini terjadi juga pada materi pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Sekolah dasar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merubah pelaksanaan pembelajaran PJOK menjadi pembelajaran daring (Eka MM dkk, 2021).

Kalimantan Post

Tidak hanya tingkat dasar pada tingkat kelas menengah juga melakukan pembelajaran daring melalui media pembelajaran digital. Contoh media pembelajaran digital antara lain adalah: berkas foto digital, poster digital, komik digital, berkas audio dan video digital, serta dokumen-dokumen digital lain yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran (Kusumawati M dkk, 2022). Maka dari itu pemerintah Indonesia memunculkan ide-ide untuk membuat kegiatan belajar mengajar menjadi normal dengan memunculkan kurikulum merdeka.

Kurikulum Merdeka sebagai salah satu upaya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk mengatasi krisis pembelajaran pasca pandemi Covid-19 mulai dirancang untuk diimplementasikan pada sekolah-sekolah yang sudah siap (Supriatna T N, 2022). Dengan adanya kurikulum merdeka diharapkan siswa dapat berkembang sesuai potensi dan kemampuan yang dimiliki karena dengan kurikulum merdeka mendapatkan pembelajaran yang kritis, berkualitas, ekspresif, aplikatif, variatif dan progresif (Sumarsih dkk, 2022).

Pada 2022, Kementerian Agama mengeluarkan KMA Nomor 347 sebagai pedoman implementasi Kurikulum Merdeka yang disesuaikan dengan karakteristik madrasah. Madrasah harus senantiasa melakukan perubahan dan perbaikan berkelanjutan, berani melakukan inovasi atau terobosan baru, serta memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal untuk meningkatkan mutu layanan kepada seluruh warga madrasah. Madrasah harus memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan dan kemandirian dalam berkreasi, berinovasi, menciptakan layanan yang humanis, ramah, serta adaptif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (KMA No.347, 2022). Dengan proyek profil pelajar Pancasila dan profil rahmatan lil alamin, diharapkan peserta didik dalam lingkungan madrasah dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan, keterampilan hidup, dan teknologi dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip moderasi beragama, toleransi dengan segala kemajemukan dari berbagai ras, suku, agama, dan latar belakang sosial budaya (Uswatun S H dkk, 2022).

Baca Juga :  Kotabaru, Belajar Pengendalian Banjir Era Kolonial

Kementerian Agama pada 16 Februari 2023 juga mendistribusikan akun email @madrasah.kemenag.go.id yang digunakan untuk mengakses Platform Merdeka Mengajar pada link https://guru.kemendikbud.go.id/. Pada Platform tersebut guru dapat mengakses contoh perangkat pembelajaran dan video-video penerapan kurikulum merdeka. Sedangkan KMA nomor 347 dapat di download pada link https://sikurma.kemenag.go.id/.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan mata pelajaran wajib di madrasah. Menurut Winarno (2006) Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang menggunakan aktivitas jasmani (fisik) sebagai media untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan jasmani, bukan hanya mengembangkan fisik saja, melainkan juga mengembangkan mental, sosial, emosional, dan intelektual. Olahraga pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a diselenggarakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan guna membangun gaya hidup sehat aktif sepanjang hayat (UU RI Nomor 11 Tahun 2022 Tentang keolahragaan).

PJOK merupakan mata pelajaran umum, maka penerapan kurikulum merdeka mengacu pada peraturan kemendikbud. Pada platform merdeka belajar, terdapat fase A sampai fase F. setiap fase mempunyai capaian pembelajaran (CP). Misalnya pada fase E, terdapat Capaian umum dan capaian per elemen yang terdiri dari elemen keterampilan gerak, elemen pengetahuan gerak, elemen pemanfaatan gerak dan elemen pengembangan karakter dan internalisasi nilai-nilai gerak. Contoh capaian umum pada fase E yaitu pada akhir fase E, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan berbagai penerapan keterampilan gerak pada permainan, aktivitas jasmani lainnya, dan kehidupan nyata sehari-hari sebagai hasil evaluasi pengetahuan yang benar, mengevaluasi dan mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan (physicsl fittness related health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan (physical fittness related skills), pola perilaku hidup sehat, serta menunjukkan perilaku dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai aktivitas jasmani (www.guru.kemendikbud.go.id).

Baca Juga :  PHK MASSAL

Untuk mendukung undang-undang olahraga dan menerapkan kurikulum merdeka pada madrasah maka penulis perlu mengambil pelajaran dari sekolah-sekolah yang sudah menerapkan kurikulum merdeka. Pada siswa SMK Texar Klari pada pembelajaran PJOK keterlaksanaan kurikulum merdeka belajar dapat dikatakan baik pada beberapa aspek pembelajaran seperti aspek keterampilan gerak, aspek pengetahuan gerak, aspek pemanfaatan dan pengembangan gerak ataupun dari aspek penguatan profil pancasila. (Annisa S P dkk, 2023). Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 1 Purwoasri mayoritas dilaksanakan dengan “Sangat Baik” atau minimal dalam kategori “Baik” (Subandrio W & Cahyo D K, 2021). Menurut Juditya S dkk (2022) pada penelitian pembelajaran PJOK di Kabupaten Cianjur walaupun berjalan baik, disarankan untuk tetap melakukan kegiatan pendampingan untuk pelaksanaan sosialisasi dan implementasi kurikulum merdeka belajar secara berlanjut.

Menurut Roza WF dkk (2022) Peserta didik memperoleh kebebasan dalam mengeksplorasi pengetahuan secara maksimal. Dengan adanya kegiatan-kegiatan ilmiah baik inquiry, disovery, maupun project based learning melalui kegiatan tatap muka belajar didalam kelas maupun kegiatan belajar diluar kelas, seperti pembelajaran dilapangan. Kegiatan penelitian yang dilakukan Kusumawati M dkk (2022) Guru PJOK Tingkat SD, SMP, dan SMA yang tergabung dalam KKGO, MGMP PJOK Se-Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi Berdasarkan evaluasi kegiatan, maka implementasi kurikulum merdeka belajar perlu berdiferensiasi dan dapat ditunjang dengan pengembangan media pembelajaran.

Dari berbagai penerapan kurikulum madrasah diatas, dapat disimpulkan bahwa praktik kurikulum merdeka pembelajaran PJOK berjalan baik. Namun tetap harus ada pendampingan sehingga penerapan Kurikulum Merdeka menjadi maksimal. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar memang tidak mudah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengajar. Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, guru berperan sangat penting pada pengembangan kurikulum maupun dalam implementasinya. Demikian pula dalam penerapan kebijakan merdeka belajar (Juditya S dkk, 2022). Selain pengajar, siswa, orang tua dan pemerintah harus selalu bergotong royong menyukseskan program merdeka belajar. Mari kita terus belajar tentang penerapan Kurikulum Merdeka pada madrasah dan selalu semangat menyambut program merdeka belajar.

Iklan
Iklan