Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Tertunda Menjadi Ketua NU Kalsel, Syaifullah Tamliha : Cukup Diakui Jadi Santri Mbah Hasyim dan Idham Chalid Lebih Bermakna

×

Tertunda Menjadi Ketua NU Kalsel, Syaifullah Tamliha : Cukup Diakui Jadi Santri Mbah Hasyim dan Idham Chalid Lebih Bermakna

Sebarkan artikel ini
IMG 20230613 060933
Syaifullah Tamliha

BANJARMASIN, kalimantanpost.com – H Syaifullah Tamliha, calon kuat Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (NU) Kalsel dalam Konferwil IX Amuntai yang tiba-tiba dibatalkan Sabtu lalu oleh PBNU dan ditunda hingga setelah Pemilu 2024 mendatang, terlihat santai menyikapinya.

Saat ditemui di sela-sela Ruang Vip Room Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Senin, 12 Juni lalu, anggota Fraksi PPP DPR RI meyakini bahwa penundaan itu pasti ada hikmahnya.

Baca Koran

“Ulun cukup diakui jadi santri Mbah Hasyim Asy’ari dan Idham Chalid aja sudah lebih bermakna ketimbang urusan jabatan di struktural,” tegasnya.

Pria yang telah banyak pengalaman menjadi pengurus IPNU & GP ANSOR Kalsel ini mengingatkan agar pengurus NU hari ini kembali membuka akar sejarah hubungan ruhiah NU dan Kalimantan Selatan.

“Belajar dari jejak perjuangan KH Hasyim Asy’ari dan ingat Trilogi Perjuangan Kyai Idham Chalid, yang disampaikan pada tahun 1960 bahwa dalam menjalankan perjuangan membesarkan NU dan meluaskan pengaruhnya dalam masyarakat dan bangsa harus berpegang pada tiga asas kesadaran, yaitu sadar pada prinsip pribadi, sadar pada prinsip orang lain dan sadar akan situasi dan kondisi, papar Syaifullah yang juga dikenal sebagai wirausaha banua yang terbilang sukses.

Situasi dan kondisi NU Kalsel menurutnya memprihatinkan, dimana hampir satu dekade terlihat senyap dalam kiprah dan pergerakan. Dalam pengamatannya, NU Kalsel masih terjebak seremonial keagamaan namun belum sepenuhnya menyadari situasi dan kondisi rendahnya keterlibatan warga Nahdliyin untuk menjadi bagian solusi persoalan daerah antara lain pemerataan dan distribusi ekonomi dari kota ke pedesaan, ancaman radikalisme dan berkembangnya paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila di Kalsel hingga pendidikan politik dan hubungan ulama dan umara bagi warga Nahdliyin sesuai sanad ilmu para pendiri NU.

Baca Juga :  Pendidikan dan Olahraga Prioritas di APBD-P 2025, Banggar Soroti Rendahnya Serapan Anggaran dari APBD Rp 11,7 Triliun

Syaifullah Tamliha berharap Ketua NU Kalsel petahana Hasib Salim atau Care taker yang ditunjuk oleh PBNU segera aktif dan membumi terjun langsung untuk mengentaskan kemiskinan, pendidikan dan kondisi ekonomi warga Nahdliyin yang tersebar di pelosok Kalsel.

“Jangan ada agenda politik praktis menjelang Pemilu, sehingga nasib Nahdliyin Kalsel dipertaruhkan,” tegasnya.

Lebih lanjut Syaifullah mengingatkan bahwa Kalsel adalah daerah penting yang dipilih langsung oleh KH Hasyim Asyari dan KH. Wahab Chasbullah untuk menjadi tuan rumah Muktamar NU ke XII tahun 1936 yang menghasilkan keputusan strategis negara jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.

“Sekarang, jangankan Muktamar, perayaan 1 Abad NU bulan Februari 2023 lalu saja Kalsel tidak ada menggelar apapun, padahal bertepatan juga dengan haul Abah Guru Sekumpul yang notabene juga salah satu tokoh NU terkemuka,” sesalnya. (Nau/KPO-1)

Iklan
Iklan