Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

GABUT : Bahaya dan Solusinya

×

GABUT : Bahaya dan Solusinya

Sebarkan artikel ini

Oleh : Ahmad Supiannor, SH
Alumni Mahasiswa STDI Imam Syafi’i Jember, Jawa Timur

G-A-B-U-T, satu kata yang mungkin sering sekali kita dengar di zaman ini. Kata ini sangat familiar terlebih dikalangan anak-anak muda atau yang kita sebut generasi z, bahkan berbagai jejaring sosial semisal, whatsapp, facebook, instagram, twiter, tiktok, dll yang digunakan anak-anak muda ini pasti tidak lepas dengan kata ‘gabut’ ini.

Baca Koran

Dilansir dari berbagai sumber, kata gabut sendiri pada dasarnya adalah singkatan dari Gaji Buta. Digunakan untuk mengungkapkan keadaan seseorang yang menerima gaji atau upah, sedangkan ia tidak melakukan apa-apa atau tidak melaksanakan pekerjaannya dengan semestinya. Seiring berjalannya waktu, ada perubahan makna pada kata ini. Tidak hanya untuk mengungkapkan keadaan seseorang yang tidak melakukan pekerjaan dengan semestinya, akan tetapi juga digunakan dalam bahasa gaul untuk mengungkapkan keadaan seseorang yang tidak memiliki kegiatan menarik atau bermanfaat untuk dilakukan. Semisal seseorang menghabiskan waktunya untuk rebahan, melamun, main HP, scroll instagram, scroll tiktok, dan semisalnya.

Bahaya meng-‘gabut’

Mungkin ada yang masih bertanya-bertanya, benarkah gabut itu berbahaya? Jika iya, memang apa saja bahayanya?

Sebelum kita jawab, mari renungi hadis dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut, “Ada 2 kenikmatan yang banyak di antara manusia tertipu olehnya, nikmat sehat dan waktu luang”. (HR. Bukhari)

Dalam hadis ini dijelaskan bahwa banyak di antara manusia yang tertipu oleh kesehatan atau waktu luang yang mereka miliki. Bagaimana mereka bisa disebut tertipu? Jika mereka tidak menggunakan kedua nikmat tersebut untuk hal yang bermanfaat. Semisal memperbanyak ibadah kepada Allah atau urusan-urusan dunia yang bermanfaat baginya. Istilah tertipu identik dengan kerugian, sehingga orang yang tertipu akan merugi. Begitu juga orang yang meng-gabut, yang menghabiskan waktu luangnya untuk perkara sia-sia. Baik dengan rebahan, melamun, main HP, scroll instagram, scroll tiktok, dan semisalnya maka dia termasuk orang yang merugikan dirinya sendiri.

Di antara bahaya meng-gabut bagi anak muda adalah sebagaimana dikatakan oleh seorang bijak “Anak muda + waktu luang = kebinasaan”.

Maksudnya, jika anak muda memiliki waktu luang lalu dia meng-gabut tidak menggunakan waktu luang tersebut untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat, maka sangat-sangat ditakutkan dia akan melakukan hal-hal yang tercela. Karena diri kita ini pada asalnya cenderung suka melakukan keburukan apalagi jika ada kesempatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya jiwa ini selalu mendorong kepada keburukan, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabb-ku”. (QS. Yusuf: 53)

Baca Juga :  Hijrah "Disconnect" Momentum Tahun Baru Islam 1447 H

Terlebih lagi jiwa itu adalah jiwa anak muda, yang masih labil, yang memiliki rasa penasaran kuat terhadap hal baru. Terlebih lagi di zaman yang dengan mudah sekali seseorang mengakses keburukan-keburukan dengan HP-nya. Maka sangat-sangat mungkin sekali bagi anak muda untuk jatuh ke dalam berbagai keburukan, baik yang melanggar norma pada masyarakat maupun yang melanggar syariat.

Betapa banyak kita saksikan di kehidupan nyata, di berbagai media. Banyak di antara anak muda kecanduan game, sepanjang waktunya dia habiskan bermain game. Ada juga yang kecanduan film porno. Bahkan Na’udzubillah akibat kecanduan porno tersebut dia berani melakukan pelecehan untuk melampiaskan hasratnya tersebut. Salah satu kejadian naas yang baru-baru terjadi bulan Agustus 2023 ini, sebagaimana dilansir oleh kompas.com. Seorang siswi SMP di Bengkalis-Riau, yang masih berusia belasan tahun dibunuh kemudian disetubuhi oleh kakak kelasnya yang berumur 14 tahun. Pelaku mengaku melakukan hal tersebut karena nafsu dengan korban. Apakah dia tiba-tiba bernafsu begitu saja? Tentu tidak, pasti ada faktor yang menimbulkan hal tersebut yang tidak lain adalah kecanduan film porno.

Dalam sebuah sesi obrolan, ada juga seorang perempuan yang masih muda, dia bukan seorang PSK, akan tetapi pernah melayani pria hidung belang. Ketika di tanya mengapa mau melakukan hal tersebut, dia menjawab ‘Ya gakpapa, gabut aja si sebenarnya, dari pada gak ada kerjaan, dan pas ada yang ngajakin aja’.

Dengan mudahnya dia mengatakan ‘gabut aja sih’. Sebahaya itu keadaan meng-gabut, sampai-sampai seseorang bisa menganggap kehormatannya tidak lagi berharga. Na’udzubillahi min dzalik.

Bagaimana solusinya?

Di antara solusi yang bisa dilakukan adalah : 1. Memberikan siraman rohani. Siraman rohani bisa dilakukan oleh seorang ustadz, guru, atau orang tua yang sekiranya perkataan orang tersebut mudah diterima oleh anak. Mengingatkan anak akan berharganya masa muda dan waktu luang yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di kemudian hari. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Manfaatkanlah 5 perkara sebelum 5 perkara; (1) Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, (2) Sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, (4) Waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim)

Selain itu, anak juga diingatkan bahwa di antara baiknya agama seseorang adalah dengan meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda, “Di antara tanda baiknya islam seseorang: jika ia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi); 2. Perhatian dan pengawasan dari orangtua. Orang tua harus memberikan perhatian khusus dalam masalah ini, serta mengawasi kegiatan-kegiatan anak secara berkala. Sehingga ketika orang tua tau bahwa anaknya sedang meng-gabut, Ayah atau Ibunya bisa langsung menegur sang anak agar meng-gabutnya tidak berkepanjangan, serta mengarahkan sang anak agar mengerjakan hal-hal yang bermanfaat. Agar tidak bosan, sesekali orang tua juga perlu membawa anak untuk liburan, agar dia kembali bersemangat menjalankan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat; 3. Mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Di antara sebab mengapa seseorang terlebih anak muda terjebak dalam keadaan meng-gabut, adalah karena tidak ada pengaturan waktu di dalam hidupnya. Sehingga dia tidak tahu sekarang mau apa, sejam kemudian mau apa, dan seterusnya, yang berujung kepada meng-gabut. Oleh karena itu penting sekali mengatur waktu kapan melakukan ini, kapan melakukan itu, kapan waktu belajar, kapan waktunya bermain, dan seterusnya. Di dalam islam kita juga diajarkan untuk disiplin waktu, sebagaimana terkandung dalam surah Al-Insyirah:

Baca Juga :  Hijrahnya Pustakawan

“Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain)” (QS. Al-Insyirah: 7)

Quotes

“Jika kita tidak mengisi waktu luang kita dengan ketaatan maka ingatlah syaitan akan terus berusaha membuat kita mengisi waktu luang itu dengan kemaksiatan”. Wallahu A’lam

Iklan
Iklan