Martapura, KP – Proporsi penggunaan minimal 1 jenis kontrasepsi modern (CPR), jadi salah satu indikator pelayanan KB. Berdasarkan Pusna (2021), Data CPR di Kalsel menunjukkan persentase penggunaan KB modern 67,5%.
Salah satu Kabupaten/Kota di Kalsel dengan CPR terendah ditempati Kabupaten Banjar sebesar 66,6%. Begitupun pada Kecamatan, berdasarkan data BPS 2022 dengan capaian akseptor kondom terendah di Banjar ditempati Kecamatan Martapura Barat dengan persentase hanya 0,18% dan 0,07% untuk capaian akseptor Metode Kontrasepsi Pria (MOP).
Hal ini menjadikan Martapura Barat salah satu Kecamatan di Banjar yang memiliki CPR dan partisipasi KB pria terendah. Ini akan mempengaruhi rata-rata jumlah anak yang dilahirkan wanita selama masa suburnya berlangsung atau total fertility rate (TFR).
Ini memicu meningkatnya jumlah penduduk tanpa terkendali, dengan dampak jangka panjangnya mempengaruhi kemampuan ekonomi serta kesejahteraan keluarga.
Guna mengatasi masalah tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK ULM) melakukan intervensi atas permasalahan reproduksi tentang partisipasi pria dalam program KB di wilayah bantaran Sungai, Sabtu (18/8) kemarin, di Puskesmas Martapura Barat.
Intervensi yang dilakukan tim dengan membentuk 10 role model konselor KB Pria di Martapura Barat, Desa Teluk Selong Ulu, harapannya konselor KB pria ini dapat memberi edukasi masyarakat setempat, khususnya suami pasangan usia subur.
Sebelumnya kami melakukan survei pendahuluan guna mengetahui gambaran lokasi, kata Dr Meitria Syahadatina Noor dr MKes, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FK ULM, Minggu, (10/9).
Hasilnya, Martapura Barat merupakan wilayah didominasi bantaran sungai, tingkat pendidikan masyarakatnya masih ada yang rendah, sehingga asumsinya ada warga dengan pengetahuan kesehatan, terutama KB, masih belum baik, salah satunya disebabkan akses informasi kurang.
Menurutnya, ini mendesak dan diperlukannya seorang tokoh masyarakat yang dijadikan role model membantu mengedukasi peningkatan partisipasi pria ber-KB di wilayah setempat.
Tim sendiri terbiasa melakukan kegiatan pengabdian masyarakat sebagai salah satu komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengalaman penelitian maupun pengabdian tim, cukup banyak, baik penyuluhan, penelitian, bakti sosial maupun jadi fasilitator, terutama bidang kesehatan reproduksi.
Kegiatan ini berjalan lancar berkat bantuan Puskesmas Martapura Barat dan Desa Teluk Selong Ulu selaku mitra kerja yang membantu menyediakan lokasi kegiatan. Serta membantu proses penentuan konselor yang dipilih sebagai sasaran kegiatan. Konselor inilah yang diberikan pelatihan terkait KB,” pungkas Meitria. (Wan/K-3)