Martapura, KP – Pemkab Banjar melalui Bappedalitbang menggelar Laporan Akhir Analisis Kebijakan Percepatan Penurunan Angka Prevalensi Stunting, di Aula Bauntung, Martapura, Jumat (8/9).
Sekretaris Bappedalitbang Hanafi mengatakan, dengan pertemuan ini, akan didapat gambaran secara utuh tentang prevalensi stunting di Kabupaten Banjar.
“Secara garis besar, bukan hanya pasca melahirkan, tetapi juga gambaran pra nikah, nikah dan melahirkan,” ucap Hanafi.
Menurutnya, dengan meneliti lebih awal pasangan yang mau menikah, akan mudah mengetahui apakah pasangan tersebut bakal melahirkan status anak yang stunting atau tidak.
“Jadi dapat diteliti lebih awal sebelum nikah dan akan kita kupas tuntas ini. Juga peran aktif kita sangat diperlukan tim peneliti,” tambahnya.
Salah satu peneliti dari Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (Uniska) Banjarmasin Hj Mardiana menjelaskan, tujuan penelitian guna mengetahui kendala yang menjadi penghambat program percepatan penurunan stunting.
`’Menyusun strategi kebijakan dengan metode penelitian kualitatif deskriptif lewat pendekatan Van Meter dan Van Horn,” jelasnya.
Ini pendekatan yang mencoba menghubungkan antara isu kebijakan dengan implementasi dan suatu model konseptual yang menghubungkan kebijakan dengan kinerja kebijakan,” jelasnya.
Ditambahkannya, variabel Van Meter dan Van Horn terdiri dari 6, yakni standar dan sasaran kebijakan/ukuran serta tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik organisasi pelaksana, disposisi/sikap para pelaksana, komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan serta lingkungan sosial, ekonomi dan politik.
Adapun tim peneliti lainnya dari Uniska, yakni Nurul Indah Qariati, Yati Nurhayati dan Zakky Zamrudi. (Wan/K-3)