Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Ekonomi

Harga Emas Anjlok Terdampak Ini

×

Harga Emas Anjlok Terdampak Ini

Sebarkan artikel ini
IMG 20230928 WA0010
Ilustrasi - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan. (Kalimantanpost.com/Antara)

JAKARTA, Kalimantanpost.com – Emas merosot tajam ke terendah 6,5 bulan pada akhir perdagangan Kamis (28/9/2023) pagi WIB, memperpanjang kerugian untuk sesi ketiga berturut-turut dan jatuh di bawah level psikologis 1.900 dolar, di tengah berlanjutnya aliran uang investasi dari logam kuning menuju greenback dan imbal hasil obligasi pemerintah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok 28,90 dolar AS atau 1,51 persen menjadi ditutup pada 1.890,90 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.921,70 dolar AS. Harga terendah sebelumnya untuk emas Desember adalah 1.875,70 dolar AS, tercatat pada 13 Maret.

Baca Koran

Harga emas berjangka jatuh 16,80 dolar AS atau 0,87 persen menjadi 1.919,80 dolar AS pada Selasa (26/9), setelah tergelincir 9,00 dolar AS atau 0,46 persen menjadi 1.936,60 dolar AS pada Senin (25/9), dan terangkat 6,00 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.945,60 dolar AS pada Jumat (22/9).

Penembusan emas di bawah angka 1.900 dolar AS juga telah memicu aksi jual teknis, begitu pula kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama mendorong dolar, membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.

Dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengalami reli yang hampir tak terbendung. Indeks dolar mencapai level tertinggi yang belum pernah dicapai sejak November 2022. Dolar yang lebih kuat biasanya membuat mereka yang memegang mata uang lain enggan membeli komoditas dalam denominasi dolar, termasuk emas.

Imbal hasil, yang mengacu pada obligasi pemerintah AS 10-tahun melonjak ke level tertinggi baru dalam 16 tahun pada Selasa (26/9), mencapai puncak yang belum pernah terlihat sejak Juli 2007.

Baca Juga :  Jaringan XL Axiata Siap Sambut Nataru 2025

“Dolar AS akan sulit untuk digulingkan,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA. “Dolar AS menguat karena imbal hasil obligasi pemerintah terus meningkat dan ekspektasi (bahwa) kisah eksepsionalisme pertumbuhan AS belum siap untuk hilang.”

Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (27/9) bahwa pesanan barang tahan lama AS naik 0,2 persen dalam basis bulan ke bulan pada Agustus berdasarkan penyesuaian musiman menjadi 284,7 miliar dolar AS.

Investor sedang menunggu rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, pada Jumat (29/9).

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 47,20 sen atau 2,03 persen, menjadi ditutup pada 22,724 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari berkurang 17,90 dolar AS atau 1,96 persen, menjadi menetap pada 896,30 dolar AS per ounce. (Ant/KPO-3)

Iklan