Banjarmasin, KP – Komisi II DPRD Kalsel mendorong Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Kalsel untuk pengembangkan ekonomi kreatif (ekraf), terutama di era digital.
“Kita ingin Gekrafs Kalsel dapat mengembangkan ekonomi kreatif, terutama di era digital,” kata Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo, usai rapat dengar pendapat dengan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gekrafs Kalsel, kemarin, di Banjarmasin.
Menurut Imam Suprastowo, Gekrafs memiliki peranan besar dalam mendorong para pekerja kreatif Banua untuk bisa bersaing di kancah nasional hingga internasional.
“Diharapkan ekonomi kreatif di Banua mampu berkembang di era digital yang penuh persaingan,” tambah politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Untuk itu, Gekraf harus didukung dan berkolaborasi dengan semua dinas. Sehingga, bisa bergerak bersama di era global dengan persaingan yang sangat ketat di era digitalisasi.
Ketua Gekrafs Kalsel, Andi Fitri, menjelaskan bahwa strategi pembangunan ekonomi kreatif di Banua harus mencakup tiga hal, yakni kolaborasi kreatif, tradisional budaya dan digitalisasi.
“Tiga hal tersebut harus dimaksimalkan untuk mencapai majunya ekraf di Kalsel,” tambah Andi Fitri.
Andi Fitri menambahkan, potensi pariwisata di Kalsel ini cukup mumpuni, sehingga akan mendorong pariwisata berbasis budaya.
Seperti di Loksado Hulu Sungai Selatan, Desa Barikin di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan di daerah-daerah lain.
Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Kalsel, H. Burhanuddin memberi masukan yang cukup menarik berkenaan dengan pariwisata yang cukup potensial di Kalsel. Yaitu, wisata religi. Menurut politisi Partai Golkar itu, sangat banyak titik-titik wisata religi di Kalsel di sejumlah daerah di Kalsel.
“Kalau kita bicara tentang hal yang paling berpotensi di Kalsel ialah wisata religi. Hampir di sejumlah daerah di Kalsel memiliki tempat-tempat wisata religi. Ini harus menjadi perhatian,” kata politisi Partai Golkar. (lyn/KPO-1)