Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
BanjarmasinTRI BANJAR

Tumpukan Sampah Tinggi, Inovasi Pemanfaatan Gas Metan Minim Biaya

×

Tumpukan Sampah Tinggi, Inovasi Pemanfaatan Gas Metan Minim Biaya

Sebarkan artikel ini
Hal 9 3 Klm Gas Metan
GAS METAN- Pegawai UPTD TPA Basirih memperlihatkan pemanfaatan gas metan untuk memasak. (KP/Mardianto)

Untuk pemanfaatan sebagai kompos sudah berjalan dengan adanya tempat workshop pembuatan kompos. Sementara, yang diharapkan berjalan adalah pemanfaatan gas metan.

BANJARMASIN Kalimantanpost.com – Gunungan sampah semakin meninggi di TPA Basirih Jalan Gubernur Soebarjo Kawasan Basirih Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Kalimantan Post

Jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir ini mencapai 600 hingga 700 ton per hari. dealnya, jumlah sampah yang masuk ke TPA adalah sekitar 25 hingga 30 persen saja, namun pada kenyataannya sampah yang masuk mencapai 70 hingga 80 persen.

Persoalannya adalah terbatasnya jumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3 R (Reduce, Reuse, Recycle), termasuk upaya pemilahan sampah.

Dari seharusnya memiliki 52 buah TPST-3R sesuai dengan jumlah kelurahan yang ada, namun yang telah beroperasi hanya 16 buah saja.

Kepala UPTD TPA Basirih, Agus Siswadi mengatakan tumpukan sampah yang datang ke TPA sudah sangat menggunung dan hampir memenuhi lahan TPA.

Dengan nada bercanda, Siswandi mengatakan Kota Banjarmasin sebagai kota di atas rawa memiliki banyak gunung namun disayangkan berupa gunungan sampah.

Agar tidak menimbulkan permasalahan lingkungan, pihaknya melakukan pembuatan tanggul agar tidak mencemari air dan menimbun sampah dengan material tanah sesuai dengan penanganan sampah secara landfill.

Sebenarnya, dirinya memiliki keinginan untul memanfaatkan sampah ini menjadi 3 bagian, yaitu pengomposan, pemanfaatan gas metan hingga pembangkit listrik.

Untuk pemanfaatan sebagai kompos sudah berjalan dengan adanya tempat workshop pembuatan kompos. Sementara, yang diharapkan berjalan adalah pemanfaatan gas metan.

Sebenarnya ini pernah berjalan sejak tahun 2016 lalu, namun terhenti akibat banyak pipa yang mengalami kerusakan.

Dari satu lubang pemanfaatan gas metan mampu memberikan gas alam untuk keperluan memasak sekitar 50 hingga 60 kepala keluarga di kawasan Handil Palung.

Baca Juga :  Dukung UMKM di Rangkaian Hari Pengayoman ke-80, Kemenkum Kalsel Hadirkan Layanan Hukum di Rumah BUMN

Namun, akibat pipa yang mengalami kerusakan, aliran gas hanya untuk keperluan kantor UPTD saja, dengan waktu yang dibatasi selama 2 jam antara pukul 8 hingga 10 pagi.

Jaringan pipa PVC yang sudah tua membuat aliran gas metan tidak lancar menjadi alasannya.

Menurutnya potensi gas metan di TPA Basirih sangat besar, walaupun tidak bisa menghitungnya secara pasti.

Potensi yang dapat dimanfaatkan sekitar 20 hektar, dengan panjang tumpukan hingga 500 meter dan lebar sekitar 250 meter.

Dirinya telah memetakan ada sekitar 8 titik gas metan yang bisa dimanfaatkan, yaitu 4 buah titik dengan jarak 30 kali 30 meter dan 4 buah titik dengan jarak 45 kali 25 meter.

Jarak ini dikatakannya lebih jauh dari standar Bank Dunia sekitar 15 hingga 25 meter dengan alasan keamanan dan khawatir ledakan gas metan.

Proses pembuatan gas metan tidak sembarangan, yaitu dengan menimbun sampah dengan material tanah setinggi 2,5 meter baru kemudian ditimbun dengan sampah dan kembali lagi dengan tanah.

Tujuannya agar menciptakan perangkap gas metan dan mempercepat proses pembentukan gas metan dari material organik sampah.

Proses mengalirkan gas metan menggunakan blower dan kemudian disaring di filter untuk membuang uap air yang terperangkat sehingga yang keluar benar-benar material gas.

Namun proses pengambilan gas metan ini terkendala biaya dan anggaran yang minim.Pemerintah Kota Banjarmasin melalui DLH hanya menganggarkan maksimal 190 juta rupiah.

Padahal anggaran yang diperlukan lebih dari 200 juta dan anggaran ini semakin meningkat kalau tempatnya semakin jauh.”Ini saja kita mendapatkan anggaran sekitar 190 juta dengan jarak sekitar 300 meter, sementara untuk titik pertama saja jaraknya lebih jauh, anggaran segini mana cukup” tutur Agus Siswadi.

Baca Juga :  Gandeng Chef Adeline, SLBN3 Banjarmasin Gelar Pengembangan Kompetensi Guru di Bidang Tata Boga

Agus Siswadi mengharapkan adanya investor yang masuk sebab kalau mengharapkan pemerintah anggarannya selalu terbatas dan banyak prioritas yang harus didahulukan.

“Kalau masuknya investor kemungkinan potensi gas metan ini bisa dihitung karena pastinya memiliki tenaga ahli dan manajemen yang lebih baik dalam mengelola, pastinya penuh perhitungan” kata Agus Siswadi.

Agus Siswadi menyebutkan masuknya investor juga membawa teknologi baru Dirinya memang memiliki cita-cita minimal ada pembangkit listrik dari sampah.

“Tumpukan sampah ini kita bongkar, material organik dapat dibuat kompos atau gas metan, sementara sampah plastik kita press untuk dijadikan bahan bakar pembangkit listrik” tutup Agus Siswadi. (mar/K-3)

Iklan
Iklan