oleh: DR Syafiq Riza Basalamah LC MA
Kita pasti pernah berucap terima kasih,
Kepada seseorang yang tiba-tiba tanpa diminta,
Membantu kita di tengah keputusasaan,
Tak banyak, mungkin sesuap nasi kala kita lapar?
Seteguk air di tengah perjalanan?
Tapi rasa syukur itu benar-benar tulus terucap
Bahkan tak jarang kita bertekad, bahwa kelak akan membalas dengan yang lebih baik
Namun pernah kah kita terpikir, bahwa Allah memberi kita segalanya juga tanpa diminta
Bahkan kalau hendak beradu bilangan,
nikmat yang Allah kucurkan tak akan pernah ada yang bisa menghitung,
udara yang kita hirup selama ini, berapa jika dirupiahkan?!
Paru-paru yang memompa oksigen, bukankah juga masih bekerja dengan baik belasan tahun?!
Mata yang mampu memilah warna indah, bukankah telah kita nikmati selama ini?!
Lantas kenapa rasa syukur itu tak sebesar ketika pemberian itu dari makhluk-Nya yang tak seberapa?!
kadang kita melupakan hal yang besar, karena lalai dengan hal yang kecil
Bersyukurlah kepada Rabb azza wajalla sedari sekarang
Supaya nikmat itu kian ditambah, diiring dengan rasa syukur yang tak pernah Lelah
Supaya kita tidak terhempas, ke dalam golongan hamba yang ingkar dan lupa
Mensyukri nikmat dengan lisan sebagaimana Rasulullah jika mendapatkan nikmat beliau mengucapkan :
“Segala puji bagi Allah, dengan nikmat-Nyalah segala kebaikan menjadi sempurna.”
Ketika Rasulullah mendapati hal yang dia tidak sukai maka beliau mengatakan
“Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan”
Lisan harus senantiasa memuji Allah atas segala nikmat yang Allah berikan apapun, makanya usai makan ucapkan Alhamdulillah habis bangun tidur kita ucapkan Alhamdulillah
Bersyukur dengan raga kita, kita nih dikasih kaki oleh Allah maka gunakan fasilitas itu untuk ke Masjid rumah Allah
Coba renungkan, kaki kita lebih sering ke pasar apa lebih sering ke masjid ? tanyakan kepada diri kita ! agar kita tau sudahkah kita mensyukuri nikmat?
Barakallah fiikum