Oleh:Muhammad Nizar Thalib
(Mahasiswa STDI Imam Syafi’i Jember, Prodi Hukum Keluarga Islam)
Pernah gaksih? Kalian hendak berłeman dengan seorang atau kelompok yang mana mereka iłu hendak berłeman tapi pilih-pilih dengan standar outfit (pakaian), gaya bicara, jabatan, harta dan lain sebagainya. Nah inilah yang dimaksud sirkel, yang sudah menjadi bahasa anak anakjaman sekarang.
Apasih Sirkel iłu? Sirkel berasal dari kata dalam Bahasa Inggris circ/eyang secara bahasa artinya lingkaran. Lingkaran yang dimaksud dalam konteks ini adalah lingkaran/kelompok pertemanan atau pergaulan. Arti kata circle bisa disebut juga dengan komunitas yang memiliki hobi sama dan sefrekuensi. Karena itulah biasanya untuk menyebut kelompok pertemanan yang terbatas disebut juga dengan circle pertemanan.
Pada umumnya sirkel pertemanan ini sangatlah luas, terlebih pada saat kita masih jadi anak sekolah atau di anak perkuliahan, Kemudian secara tidak langsung perlahan akan mengecil seiring dengan bertambahnya usia. Orang-orang yang masuk ke dalam sirkel pertemanan biasanya adalah orang-orang yang secara tidak langsung obrolan mulai nyambung, mempunyai tujuan atau maksud yang sama.
Setelah kita ketahui makna sirkel, sebenarnya apasih? pengaruhnya sirkel pertemanan terhadap kehidupan kita bukankah memiliki banyak teman iłu baik?
Diriwayatkan dari Abu Musa radhiya//ahu ‘anhu, Nabi sha//a//ahu ‘a/aihi wa sa//am bersabda,
“Seseorang yang duduk (berłeman) dengan orang sha/ih dan orang yangje/ek bagaikan berłeman dengan pemi/ik minyak wangi dan pandai besi. Pemi/ik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membe/i (minyak wangi) darinya atau minima/ engkau mendapat baunya. Adapun berłeman dengan pandai besi,jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minima/ engkau mendapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari)
Hadits di atas menyebutkan bahwa teman yang baik (shalih) maupun teman teman yang jelek keduanya sama-sama memiliki pengaruh terhadap kehidupan kita.
Setiap orang sedikit banyak dipengaruhi oleh sirkel pertemanannya karena seringnya berkumpul atau aktivitas bersama. Sirkel pertemanan—baik pada lingkungan kerja, pendidikan, komunitas, dan sebagainya—dapat berdampak pada individu baik dari cara pandang, selera, perubahan tingkah laku, dan gaya hidup (Pratiwi, 2020).
Hal tersebut selaras dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,
Dari Abu Hurairah radhiya//ahu ‘anhu, Rasulullah sha//a//ahu ‘a/aihi wa sa//am bersabda,
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. O/eh karenanya, perhatikan/ah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Memilih Sirkel yang Lebih Baik
Pada dasarnya menjalin sebuah pertemanan merupakan sesuatu yang baik. Meninggalkan atau memutuskan tali pertemanan secara tiba-tiba merupakan hal yang tidak mudah, bahkan dapat mendatangkan mudharat, dan berujung pada permusuhan.
Alih-alih memutuskan atau keluar dari sirkel pertemanan yang selama ini sudah terjalin, kita memiliki sebuah pilihan, yakni memasukkan orang-orang yang lebih baik ke dalam sirkel pertemanan kita.
Ada beberapa cara untuk memasukkan orang-orang yang baik/shaleh ke dalam sirkel pertemanan kita, salah satunya adalah dengan datang ke majelis ilmu.
Majelis Ilmu
Majelis ilmu merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang insya Allah memiliki tujuan yang sama, yakni: mencari ilmu, dan berusaha untuk memperbaiki diri.
Dari Anas bin Ma/ik Radhiya//ahu ‘anhu, bahwa Rasu/u//ah Sha//a//ahu ‘a/aihi wa sa//am bersabda, “Jika kamu me/ewati taman-taman surga, maka singgah/ah dengan senang.” Para sahabat bertanya, “Apakah taman-taman surga itu?” Be/iau menjawab, “Ha/aqah-ha/aqah (ke/ompok-ke/ompok) dzikir.” (HR. Tirmidzi)
Dengan datang dan bergabung ke dalam majelis ilmu minimalnya kita dapat bertemu dan berteman dengan orang baik, yang dapat mengingatkan kita tatkala kita berbuat salah bukan yang membenarkan setiap kesalahan kita agar kelak kita bisa menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Terlebih di zaman di mana orang-orang sudah mulai banyak yang tidak peduli dengan batas halal dan haram dalam muamalah sehari-hari.
Selain itu, kita juga dapat mengajak teman-teman yang lain untuk bergabung ke dalam majelis ilmu yang kita ikuti agar semakin banyak orang-orang baik yang berada di sirkel pertemanan kita. Teringat sebuah pepatah dalam bahasa arab,
“Yang namanya sahabat bisa menarik (memengaruhi).”
Pengaruh Yang Buruk
Bisakita lihat banyaknya para pemuda yang labil dalam menentukan pertemanan yang baik mereka mudah terhasut dalam pergaulan yang tidak baik dalam sirkel itu sendiri, terkadang orang yang berpendidikan agama yang baik akan kalah atau rusak jika tidak memiliki rasa takut dan malu terhadap kenakalan pada sirkel tersebut. Sikap baik seseorang bisa kita lihat dari bagaimana cara seseorang tersebut berteman. Semoga Allah selalu menjaga Kita dari kenakalan yang menjauhkan kita dari ridho allah dan ketaatannya.