“Dalam pembahasan ini nanti kita perlu merumuskan langkah-langkah strategis dalam memitigasi dampak dari perubahan iklim. seperti antisipasi dampak dari musim kemarau maupun kekeringan ekstrim el nino, hingga menjaga ketersediaan air,” ungkap Roy
BANJARBARU, KP – Pemprov Kalsel melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Tingkat Provinsi tahun 2025 untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam peningkatan pertanian di Kalsel.
Musrenbangtan dibuka Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar, dan diagendakan akan dilaksanakan selama 3 hari, mulai Rabu (17/4) hingga Jum’at (19/4).
Roy Rizali Anwar menyampaikan, kegiatan musrenbangtan sangat penting karena menentukan strategi dalam menghadapi tantangan sektor pertanian ke depan.
Ditambahkannya, musrenbangtan juga bertujuan menyamakan arah dan haluan dalam agenda perencanaan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan di Provinsi Kalsel. Hal ini sekaligus menjadi upaya sinergi perencanaan antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota, melalui APBD dan APBN tahun anggaran 2025.
“Dalam pembahasan ini nanti kita perlu merumuskan langkah-langkah strategis dalam memitigasi dampak dari perubahan iklim. seperti antisipasi dampak dari musim kemarau maupun kekeringan ekstrim el nino, hingga menjaga ketersediaan air,” ungkap Roy, dilansir Abdi Persada FM.
Isu strategis yang senantiasa perlu mendapat perhatian bersama, adalah tantangan perubahan iklim. pengaruh iklim yang tidak diantisipasi dengan baik, akan mengancam sektor pertanian, hingga akhirnya mengganggu ketahanan nasional. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor pun mengajak jajaran Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Kota, dan seluruh pemangku kepentingan dari lintas sektor untuk menguatkan komitmen dan sinergi dalam mencapai prioritas pembangunan pertanian di Kalsel.
“Saya menekankan agar kita tetap fokus mempertahankan surplus produksi padi, mempertahankan swasembada beras di daerah yang telah mencapainya, dan melakukan pemetaan wilayah-wilayah pertanian yang perlu dioptimalkan dengan lebih intens,” lanjut Roy.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman menyampaikan, Kalsel menjadi salah satu provinsi yang menjadi penyangga pangan di Indonesia dan merupakan sebuah tantangan.
“Dimana kita menjadi salah satu provinsi penyangga produksi pangan Nasional di urutan 12 dari 38 provinsi se Indonesia, dan kita menjadi salah satu provinsi untuk ditunjuk Kementerian Pertanian RI untuk program-program seperti optimalisasi lahan rawa, tumpang sisik,” ucap Syamsir.
Oleh karena itu, ia menerangkan untuk produksi pangan merupakan urusan wajib bagi pihaknya mulai saat ini.
“Karena sesuai dengan arahan Pak Menteri dan Paman Birin bahwa Kalsel harus tetap menjadi penyuplai pangan nasional, apalagi Ibukota Negara berpindah ke Pulau Kalimantan,” pungkasnya. (Opq/K-1)