BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Sebentar lagi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) digelar secara serentak di Indonesia, termasuk pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada November 2024 mendatang.
Sebelum digelar Pilkada, Aktivis 1989 kembali menggelar Diskusi Interatif dengan tema Membangkitkan Kembali Nilai-Nilai Kepemimpinan Banjar dalam Konteks Kekinian di Tradisi Kopi Kilometer 5 Banjarmasin, Minggu (30/6/2024) malam.
Inisiator dan penggagas diskusi, Suchrowardi, Jumat (28/6) mengatakan tujuan digelarnya diskusi itu menggali nilai-nilai kepemimpinan yang diwariskan oleh leluhur tokoh-tokoh Banjar dalam memimpin Banua.
“Mengevaluasi kepemimpinan Banua sejauh ini dalam kaitannya dengan nilai-nilai kepemimpinan yang telah diwariskan oleh leluhurnya,” ucapnya.
Selain itu, kata anggota DPRD Banjarmasin ini, mengidentifikasi beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai kepemimpinan tersebut dalam momen pelaksanaan Pilkada di Tanah Banua.
Suchrowardi menambahkan sebagai pemantik dalam diskusi terbatas diantaranya anggota DPR RI asal Banjarmasin, Syamsul Bahri, calon Wali Kota Banjarmasin Muchyar.
Selain itu Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin, mantan Sekda Provinsi Kalsel, Haris Makkie, Sekretaris NU Berry Furqon, mantan Kepala Ombudsman Perwakilan Kalsel Norhalis Majid, politikus, dosen FISIP ULM Siti Maulina Harini, Budayawan sekaligus dosen Sejarah FKIP ULM, Mansyur dan lain-lain.
Dijelaskan Suchro, dalam diskusi nanti dicari nilai-nilai kepemimpin seperti punya semangat membangun dan memajukan Banua dengan semboyan Pahlawan Banua, Pangeran Antasari “Dalas Hangit dan Waja Sampai Kaputing.
“Calon pemimpin daerah nanti juga harus mengingat wejangan Pangeran Antasari, jangan bacakut Bapadaan,” tandasnya.
Selain itu, kata Suchro, calon pemimpin Banua juga harus mengingat petuah ulama besar Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari agar nantinya mensejahterakan masyarakat dan mempertahankan sebagai daerah religius.
“Di Diskusi nanti diharapkan banyak memunculkan gagasan dan ide bagaimana kriteria seorang pemimpin serta menterjemahkan keinginan seorang pemimpin Banua yang diinginkan Pangeran Antasari dan Syekh Arsyad al-Banjari,” pungkasnya. (ful/KPO-3)