Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalsel

Prof Ikki Matsuda Peneliti Bekantan dari Jepang Kagumi Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak

×

Prof Ikki Matsuda Peneliti Bekantan dari Jepang Kagumi Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak

Sebarkan artikel ini
IMG 20240909 WA0001

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Nama Stasiun Riset Bekantan atau yang juga dikenal sebagai stasiun riset ekosistem lahan basah yang dikelola Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, sudah tidak asing lagi bagi para peneliti bekantan (nazalis larvatus) monyet eksotik berhidung mancung ini. Itu terbukti hampir setiap tahunnya didatangi para peneliti primata dunia.

Kali ini peneliti bekantan dari Wildlife Research Center, Kyoto University-Jepang Prof Ikki Matsuda berkunjung ke Stasiun Riset Bekantan, Pulau Curiak. Kedatangan peneliti bekantan ini, disambut langsung oleh Dr. Amalia Rezeki Founder SBI foundation bersama Anni Nurliani, PhD dari Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan, Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kamis (8/9/2024 )

Baca Koran

“Saya menyambut baik atas kunjungan peneliti bekantan dari Universitas Kyoto Jepang. Harapan kami terjalin kerjasama dibidang riset, khususnya terhadap penelitian bekantan di Indonesia. Mengingat penelitian bekantan yang lebih mendalam masih belum banyak dan melalui pertemuan ini, bisa terjalin kerjasama tersebut,” jelas Amel sebutan akrab doktor konservasi bekantan dari ULM ini.

Lebih lanjut menurut Anni Nurliani, mengatakan keberadaan primata endemik pulau Kalimantan seperti bekantan dikawasan Stasiun Riset Bekantan, Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala ini, telah menarik perhatian peneliti Jepang tersebut. Stasiun Riser yang juga menjadi kawasan perlindungan alami bagi kawanan bekantan, dan dijaga serta dilindungi kawasannya oleh SBI bekerjasama dengan ULM dan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, dan termasuk dalam kawasan Geopark Meratus – UNESCO.

Prof Ikki Matsuda sangat terkesan dengan upaya konservasi bekantan di Kalimantan Selatan yang dilakukan Dr Amalia Rezeki dan timnya.

“Saya sangat senang dan terkesan, sejak saya turun dari pesawat dan memasuki Bandara Syamsudin Noor, saya disambut pemandangan yang menakjubkan, berupa gambar bekantan dimana-mana,” katanya.

Baca Juga :  Jemaah Haji Debarkasi Banjarmasin Wafat Enam Orang, Terakhir dari Kotabaru

Dia juga sebelumnya belum mengetahui, jika ada stasiun riset bekantan yang bagus seperti ini. Ia kagum dengan segala upaya yang dilakukan oleh Dr. Amalia Rezeki, menyelamatkan bekantan dengan cara menyelamatkan habitatnya dikawasan Pulau Curiak. Melalui restorasi hutan mangrove dan pulihkan ekosistem lahan basah tersebut.

Prof. Ikki Matsuda sebagai peneliti telah banyak menghasilkan karya ilmiah tentang primata, khususnya bekantan. Ia juga telah menulis beberapa buku, seperti “Matsuda, I., Grueter, C. C., & Teichroeb, J. A. (2022) The Colobines: Natural History, Behaviour and Ecological Diversity Cambridge University Press. Nowak, K, Barnett, AA, & Matsuda, I. (2018) Primates in Flooded Habitats: Ecology and Conservation Cambridge University Press. Sha, JCM, Matsuda, I, & Bernard, H (2011) The Natural History of the Proboscis Monkey Natural History Publications (Borneo). (ful/KPO-3)

foto
– Peneliti bekantan dari Wildlife Research Center, Kyoto University-Jepang Prof Ikki Matsuda bersama Dr. Amalia Rezeki Founder SBI foundation saat berkunjung ke Stasiun Riset Bekantan, Pulau Curiak.(Kalimantanpost.com/Repro SBI)

Iklan
Iklan