BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org yang selanjutnya disebut Tular Nalar kembali mengadakan kelas Akademi Digital Lansia (ADL) pada Sabtu (12/10/24).
Bertempat di Aula Kelurahan Alalak Selatan, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, kegiatan yang bertajuk Lansia Bersama Bugar Digital ini menyasar komunitas Posyandu Lansia yang rentan akan interaksi digital.
Koordinator Wilayah (Korwil) MAFINDO Banjarmasin, Sri Astuty mengatakan kegiatan ADL tersebut bertujuan untuk mengedukasi para lansia tentang literasi digital, khususnya hoaks yang bertebaran di media sosial.
“Kami harap Bapak dan Ibu tidak hanya bisa mengindera hoaks secara mandiri, namun juga bisa memberitahu anak dan cucu agar tidak mudah termakan hoaks,” ucapnya.
Apalagi sambungnya, Menjelang Pilkada 2024, banyak sekali hoaks yang beredar di media sosial. Melalui teknik Wakuncar (Waspada, Kunjungi, Cari) ala Tular Nalar, peserta ADL diharapkan mampu mengidentifikasi setiap informasi daring tentang Pilkada yang mereka terima.
“Jangan sampai terhasut dan saling memfitnah, karena kita semua berharap menemukan pemimpin yang baik,” tambah Sri Astuty.
Senada dengan itu, Syamsul Ma’rif selaku Ketua Posyandu Lansia Senyum Ceria Kelurahan Alalak Selatan mengapresiasi kedatangan tim MAFINDO Banjarmasin. “Kami berterima kasih kepada pihak MAFINDO Banjarmasin yang sudah memilih kelurahan kami untuk mengadakan ADL, karena program ini sesuai dengan ajaran agama, bahwa kita tidak boleh memfitnah,” bebernya.
Kegiatan yang diikuti sekitar 100 peserta lansia berusia 56 s.d. 100 tahun ini berlangsung dengan penuh antusias. Dimulai dengan senam bersama yang dipimpin tim panitia, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang penipuan, penginderaan hoaks daring, serta informasi tentang Pemilu/Pilkada 2024.
Peserta sangat bersemangat menyimak pemaparan masing-masing fasilitator, sesekali bercerita tentang pengalaman pribadi maupun cerita orang-orang sekitar mereka yang pernah menjadi korban penipuan.
“Anak saya pernah dihubungi penipu, mengabarkan kalau cucu saya kecelakaan. Awalnya keluarga kami sempat panik, namun untungnya kami bisa melacak cucu saya dan Alhamdulillah ternyata dia baik-baik saja,” cerita Siti Salmani yang merupakan salah satu lansia peserta ADL.
Meskipun sejumlah lansia tidak memiliki ponsel dengan akses internet, hal ini tidak melunturkan semangat para peserta untuk tahu pentingnya penginderaan hoaks.
“Saya tidak punya ponsel, tapi saya akan mengawasi interaksi digital cucu saya yang masih SD agar berhati-hati dan tidak mudah termakan berita palsu,” ujar Hj. Arsiah, peserta ADL lainnya.
Acara berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam, dengan diakhiri sesi refleksi masing-masing peserta. Kelompok lansia yang tadinya belum mengerti serba-serbi hoaks dan informasi tentang Pilkada 2024, kini sudah tercerahkan berkat pemaparan para fasilitator.
“Senang sekali rasanya bisa belajar dan diskusi bersama anggota Posyandu Lansia Senyum Ceria Kelurahan Alalak Selatan. Mereka excited untuk belajar meskipun banyak yang tidak memiliki ponsel dan tidak bisa baca tulis. Semoga ke depannya Mafindo akan terus melanjutkan pendidikan literasi digital kepada lansia agar terhindar dari hoaks,” ucap Rusdiana selaku fasilitator kegiatan ADL. (Sfr/KPO-1)