JAKARTA, Kalimantanpost.com – Kanker payudara bisa tidak menimbulkan gejala dan setiap orang merasakan yang berbeda-beda.
“Hal yang paling umum terjadi adalah wanita tidak merasakan apa pun,” kata Kepala divisi bedah payudara di Fox Chase Cancer Center, Richard J. Bleicher , MD, dikutip dari laman Popsugar, Sabtu (11/10/2024
Menurut Dr Bleicher, gejalanya sering kali sebagai pembengkakan pada payudara, tulang selangka, atau ketiak, menampilkan seperti kulit jeruk, retraksi puting, kemerahan atau penebalan kulit payudara dan keluarnya cairan dari puting.
Amarican Cancer Society (ACS) mengungkapkan hampir 311.000 kanker payudara baru didiagnosis di AS setiap tahun pada wanita, sementara hampir 3.000 kasus didiagnosis pada pria.
Saat ini, United States Preventive Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan agar wanita memulai pemeriksaan kanker payudara setiap dua tahun, dimulai pada usia 40 tahun.
ACS mengelompokkan dua jenis utama kanker payudara noninvasif atau yang belum menyebar dan yang sudah menyebar atau invasif.
Kanker payudara terjadi ketika sel-sel tumbuh tak terkendali diiringi dengan faktor risiko, yang paling umum terjadi dan tak dapat diubah adalah genetika, usia, riwayat reproduksi dan memiliki payudara padat.
Sementara yang dapat diubah menurut dr. Wael Harb , MD, seorang onkolog medis di MemorialCare Cancer Institute Amerika adalah tidak aktif secara fisik, berat badan, memiliki kehamilan pertama setelah 30 tahun, tidak menyusui, minum alkohol dan merokok.
Menerima diagnosis kanker payudara bisa jadi menakutkan, tetapi para dokter setuju bahwa ada banyak pilihan pengobatan yang tersedia bagi sebagian besar pasien.
“Saat ini, seorang wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara memiliki prognosis yang jauh lebih baik daripada sebelumnya,” kata Wael Harb.
Saat ini, tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker payudara berkisar antara 86 persen untuk kanker yang telah menyebar ke luar payudara ke area di sekitarnya, hingga 99 persen untuk kanker yang belum menyebar ke luar payudara.
“Kini kami memiliki perawatan yang lebih baik yang tidak terlalu invasif, dengan efek samping yang lebih sedikit,” kata Dr. Bleicher.
Pilihan perawatan meliputi kemoterapi, terapi radiasi, terapi hormon, pembedahan, terapi target, dan terapi biologis, kata Dr Harb. (Ant/KPO-3)