Oleh: Muhammad Aufal Fresky
Penulis Buku/Esais
Pembangunan bangsa dan negara dalam segala bidang tidak bisa dilepaskan begitu saja dari peran kaum muda. Dalam sejarah perjalanan bangsa ini, pemuda memainkan peran sentral dalam segala pergolakan sosial dan beragam perubahan yang terjadi. Sejak pra kemerdakaan, kaum muda menjadi pendobrak kejumudan berpikir. Ide-ide progresif pemuda terbukti cukup ampuh dalam membenahi kehidupan masyarakat. Termasuk juga dalam bidang ekonomi, jangan harap adanya percepatan pertumbuhan ekonomi jika kaum muda tidak dilibatkan di dalamnya. Lebih-lebih era digital saat ini, pemuda adalah elemen yang sangat adaptif terhadap kondisi dan situasi zaman. Sehingga patut kiranya jika kita kembali memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pemuda untuk berkiprah secara total dalam mebangun bangsa ini. Khususnya dalam tulisan ini yaitu di bidang ekonomi kreatif. Apalagi kita sedang berjalan bersama-sama menyongsong Indonesia Emas 2045. Pastinya membutuhkan gagasan cemerlang dan aksi nyata pemuda dalam mewujudkan visi besar tersebut.
Pemuda adalah modal berharga atau sumber daya yang sangat vital dalam memajukan Indonesia. Pertanyaanya yaitu: apakah sudah optimal peran para pemuda dalam memberikan kontribusinya, terlebih di bidang ekonomi kreatif?
Pertanyaan tersebut wajar dilontarkan oleh kita mengingat tidak semua pemuda memiliki kepekaan dan kepedulian dalam membangun bangsa dan negaranya. Sebagian pemuda masih terjebak dalam rutinitas yang muaranya hanya untuk kepentingan pribadi. Ujung-ujungnya hanya berpkir dan bertindak hanya sebatas untuk memenuhi hasrat duniawi dan eksistensi dirinya di mata masyarakat. Terkait kebermanfaatan dirinya tidak menjadi persoalan. Tidak penting menjadi berguna atau tidak. Yang utama baginya yaitu mendapatkan segala hal yang diinginkan dalam hidup. Masalah ketimpangan sosial, kemiskinan, pengangguran, pembangunan SDM, dan beragam persoalan sosial, tidak menjadi perhatiannya. Individualisme, hedonisme, dan materialisme telah menjadi kiblatnya dalam melangkah. Padahal, yang Indonesia perlukan adalah bukan sekadar hadirnya pemuda yang cerdas intelektual tapi miskin idealisme. Tidak mau pusing dengan perkara-perkara di luar kepentingan dirinya. Sekali lagi, kita butuh pemuda yang peka, peduli, dan mau terlibat dalam sege
nap proses pembangunan bangsa. Utamanya di bidang ekonomi kreatif. Tidak harus melakukan hal-hal besar. Cukup memberikan dampak kecil yang positif bagi sekelilingnya itu sudah lebih dari cukup.
Banyak bidang yang bisa digeluti. Hanya saja dalam tulisan ini saya fokus pada kontribusi pemuda di bidang ekonomi kreatif. Apalagi, Indonesia memiliki peluang besar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonominya melalui sektor ekonomi kreatif. Sektor satu ini mengedepankan kreativitas dan inovasi dalam prosesnya. Lebih-lebih ekonomi kreatif juga menjadi salah satu pilar utama pembangunan berkelanjutan. Ekonomi kreatif mampu mendorong masyarakat untuk berpikir di luar kota, menciptakan lapangan kerja, dan selalu berkreasi menciptakan hal-hal baru yang berbeda, unik, dan memiliki daya tarik. Tidak hanya itu, jika sektor ekonomi kreatif bergerak dan mengalami pertumbuhan, maka akan menyerap tenaga kerja serta bisa memberdayakan masyarakat. Dalam hal ini, pemuda menjadi kunci utam dalam mewujudkan potensi ekonomi kreatif tersebut.
Pemuda bisa menjadi inisiator, konseptor, dan sekaligus aktor utama dalam pengembangan ekonomi kreatif. Kaum muda bisa memberikan stimulus-stimulus terentu untuk menggerakkan industri kreatif. Semisal di bidang music, seni, desain, film, mode, dan sebagainya. Mereka bisa menghasilkan karya-karya kreatif yang bernilai jual tinggi. Bahkan, produk-produk yang dihasilkan bisa bersaing di tingkat global. Inti tentu menjadi daya tawar tersendiri bagi Indonesia di kancah internasional. Dengan artian kita bisa menunjukkan taring kita di dunia global dengan kehadiran pemuda-pemuda sebagai SDM kreatif, bermutu, dan berkelas tentunya. Ditambah lagi spirit inovasi dan jiwa kewirausahaan yang dimiliki kaum muda juga menjadi modal utama dalam mengakselerasi perkembangan ekonomi kreatif di Tanah Air.
Selanjutnya, bagaimana cara pemuda untuk benar-benar menjadi penggerak ekonomi kreatif dengan menghasilkan produk dan layanan yang menarik? Ada beberapa hal yang bisa dikerjakan yaitu dengan mengeksplorasi ide-ide untuk dan menarik, baik dari teman, buku, koran, dan sumber-sumber lainnya dalam rangka menghasilkan produk/layanan kreatif yang berbeda dan menarik perhatian konsumen. Tidak hanya itu, mereka bisa berkolaborasi dengan pemuda lainya yang memiliki latar belakang disiplin keilmuan yang bebeda. Semisal, pemuda yang berlatar belakang teknologi bisa bekerja-sama dengan pemuda yang memiliki keahlian di bidang seni dan desain. Kemudian, pemuda juga bisa menerapkan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas produk kreatifnya.
Sebagai penulis, saya percaya betul bahwa kaum muda bisa menciptakan tren dan menginspirasi pasar. Daya kreativitas dan inovasinya dalam menghasilkan produk/layanan kreatif bisa menumbuhkembangkan industri kreatif. Hanya saja, ada beberapa tantangan yang akan dihadapi kaum muda. Di antaranya terbatasnya pendanaan/permodalan, minimnya pengetahuan tentang bisnis, manajemen, dan pemasaran, dan infrastruktur serta akses pasar yang juga terbatas. Hal itu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah selaku pengambil kebijakan. Dukungan dan keberpihakan kongkret pemerintah sangat diperlukan dalam meningkatkan kreativitas pemuda. Salah satunya dengan memfasilitas pelatihan dan pengembangan keterampilan bisnis dan pemasaran khusus kaum muda, perlinungan hak kekayaan intelektual (HKI), memberikan kesempatan selebar-lebarnya kepada kaum muda untuk mengakses pasar, membuka peluang kolaborasi pemuda dengan pemerintah lewat proyek-proyek kreatif, dukungan promosi, memfasilitasi pembentukan jaringan antara pemuda dan komunitas e
konomi kreatif, dan sebagainya.
Pemuda tidak bisa mengandalkan apalagi bergantung terhadap kebijakan dan program pemerintah. Sebab, kadang kala, apa yang diharapkan tidak kesampaian. Perlu menjemput bola untuk turut berperan di industri kreatif. Mulai dari hal-hal kecil yang bisa diberikan. Sebab, selain dihadapkan pada kompelsitas tantangan eksternal, kaum muda juga dihadapkan pada dirinya sendiri. Ya, mereka harus berani keluar dari zona nyaman dan menjadi pencipta/kreatof produk dan jasa kreatif yang menarik. Sehingga hasrat yang berkobar-kobar untuk berkarya dan berdampak itulah yang akan menjadi pendorong untuk bermanfaat bagi bangsa dan negara. Akhir kata saya mengatakan dengan tegas bahwa masa depan bangsa dan negara ini berada di tangan kaum muda.