BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar pendandatanganan nota kesepahaman/perjanjian kerjasama program Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) guna mendukung kemandirian pesantren mengklusivitas keuangan syariah, Kamis (7/11/2024).
Hal ini dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah.
OJK telah menginisiasi program Epiks yaitu program berbasis inklusi keuangan berkolaborasi dengan Pelaku Usaha Jasa Keuangan Syariah dalam rangka penyediaan akses keuangan syariah baik berupa penghimpunan dana maupun penyaluran dana di lingkungan Pesantren untuk memfasilitasi kebutuhan finansial stakeholders di dalamnya yakni Santri/Pelajar, asatidz/guru, lembaga Pesantren, dan UMKM sekitarnya.
Jadi ke depan pengembangan program EPIKS juga akan melibatkan pelaku sektor riil sehingga dapat pula mendukung kemandirian Pondok Pesantren.
Kepala OJK Kalsel, Agus Maiyo mengatakan program epiks ini bukanlah program yang baru, dalam perkembangan syariah memang kita bukan saja event best tapi perlu juga program best.
“Langsung menyentuh jenis-jenis program syariah contohnya pesantren. Pesantren ini kan memang kita lihat lengkap. Ekosistem pesantren itukan lengkap ada pelakunya ada umkmnya ada santrinya. Makanya kita langsung mengacu kesitu dengan potensi syariah yang besar saat ini kita mulai dari yang unit-unit kecil,” katanya.
Adapun, Regional CEO Bank Syariah Indonesia (BSI) IX Kalimantan, Ricky Rikardo Mulyadi mengucapkan terimakasih karena telah difasilitasi oleh OJK untuk menyelenggarakan program EPIKS ini.
“Ini sebuah bentuk kolaborasi sinergi antara regulator dan pelaku usaha diharapkan pertumbuhan ekonomi syariah di Kalsel bisa lebih agresif lagi,” harapnya.
Tujuan kegiatan ini mendorong para Pesantren untuk menjadi masyarakat pebisnis selain memberikan edukasi pengekolaab keuangan yang tranparan dan lebih baik.
“Kalau kita memberikan edukasi dalam pengelolaan keuangan tentunya akan tumbh dengan baik sehingga akan para santri nantinya mempunyai jiwa bisnis sehinga begitu lulus mereka mempunyai jiwa intreprenir syariah,” katanya.
“Apabila jika sudah biasa melakukan transaksi ke bank langsung bisa, dan terbiasa sehingga bisa menhadi jiwa pengusaha yang mandiri,” tutupnya.(nau/KPO-3)