BANJARMASIN, kalimantanpost.com – Klub sepak bola kebanggaan Banua Kalimantan Selatan, PS Barito Putera memiliki filosofi kebersamaan dan nilai religius tinggi yang ditanamkan sang founder, almarhum H Abdussamad Sulaiman HB (H Leman).
Seperti diungkapkan oleh Habib Quraisy Baharun yang mengaku kagum dengan sosok H Leman dan pemahaman filosofinya tentang sepak bola. Dalam pandangan Habib Quraisy, filosofi sepak bola yang ditanamkan H Leman memiliki makna mendalam.
“Awalnya saya bukan pecinta sepak bola, sampai 2015 saya dipahamkan oleh ayahanda almarhum H Leman bahwa filosofi sepak bola itu adalah kebersamaan,” ungkap Habib Quraisy.
Ditambahnya, kebersamaan dalam sepak bola mencerminkan nilai-nilai kehidupan. Di mana yang paling penting di dalamnya terdapat niat untuk melakukan sebuah tujuan untuk sampai di akhir yang baik.
Filosofi tersebut, lanjut Habib Quraisy, adalah prinsip yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua insan manusia dalam bermasyarakat.
Tak hanya itu, Habib Quraisy juga mengungkapkan rasa kagumnya terhadap H Leman yang memiliki filosofi dari nama Barito.
“Nama Barito dalam klub itu merupakan sebuah singkatan yang diartikan H Leman kalau dibaca dari kanan, To artinya Toriba. Toriba itu adalah tolaba atau tolib artinya Pencari. Kemudian Ri adalah Ridho, dan Ba adalah Barokah. Jadi simbol lain dari Barito itu adalah mereka yang mencari keridhoan Allah dan keberkahan,” jelasnya.
Filosofi ini, kata Habib Quraisy, menjadi dasar berdirinya Barito Putera, dengan harapan klub kebanggaan Banua ini dapat menjadi simbol persatuan, kebersamaan, dan membawa kebanggaan untuk Kalimantan Selatan, Indonesia, bahkan dunia.
“Alhamdulilah, ini diteruskan oleh adik kami Hasnuryadi Sulaiman yang selalu meminta doa dan restu agar Barito Putera bisa menang. Namun, ia menekankan bahwa yang lebih penting adalah menciptakan kebersamaan antara warga Banua Kalimantan Selatan,” ujarnya.
Habib Quraisy juga memuji pengorbanan dan dedikasi CEO Barito Putera itu dalam dunia sepak bola, yang tidak hanya sekedar melanjutkan apa yang diamanahkan oleh orang tuanya.
“Tindakan itu bukan tanpa sebab. Pertama, karena apa yang ditanamkan orangtuanya untuk mencintai bola. Kedua, bentuk bakti terhadap orangtua atas apa yang ditinggalkannya dengan nilai-nilai ibadah,” imbuhnya lagi.
Ia juga berharap Hasnuryadi tetap eksis dan istiqamah meneruskan warisan nilai-nilai luhur dari mendiang kedua orang tuanya.
“Mari kita doakan, mudah-mudahan dinda ini (Hasnuryadi Sulaiman) eksis dalam dunia sepak bola, istiqamah, dan menerapkan filosofi yang diambil bisa membawa Barito kepada puncak,” ucapnya.
Habib Quraisy menutup dengan harapan besar agar filosofi mulia yang diajarkan H Leman dapat diterapkan tidak hanya dalam sepak bola, tetapi juga oleh tokoh-tokoh yang memimpin Kalimantan Selatan. (Opq/KPO-1)