Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Peluang Kerja dan Dampak Buruk Pembangunan Daerah

×

Peluang Kerja dan Dampak Buruk Pembangunan Daerah

Sebarkan artikel ini

Agung Adi Suryadi,Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi Universitas Jambi

Pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu upaya penting dalam mendukung kemajuan suatu wilayah. Proyek pembangunan jalan tidak hanya memperlancar arus transportasi, tetapi juga untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, dan mengurangi kemacetan. Dengan adanya jalan yang baik, akses masyarakat menuju fasilitas – fasilitas penting seperti rumah sakit, sekolah, dan pusat perbelanjaan menjadi lebih mudah dan efisien.

Proyek pembangunan daerah sering dipandang hanya sebagai upaya untuk memperbaiki infrastruktur, seperti jalan, jembatan, atau bangunan umum. Namun dampak proyek semacam ini tidak berhenti pada manfaat langsung yang terlihat, seperti akses transportasi yang lebih baik atau fasilitas publik yang lebih memadai. Proyek pembangunan juga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian lokal melalui penciptaan peluang kerja, baik yang berhubungan langsung dengan aktivitas proyek maupun yang bersifat tidak langsung.

Baca Koran

Salah satu proyek pembangunan jalan yang sedang ramai diperbincangkan yakni pembangunan jalan underpass. Kata “underpass” berarti jalan bawah tanah, artinya proyek ini membuat jalan melintang di bawah tanah melintasi jalan raya atau jalan umum. Alasan diberlakukannya proyek ini ialah untuk mengurangi kemacetan akibat truk muatan batu bara. Tidak hanya menjanjikan kelancaran transportasi di masa mendatang, proyek ini juga membuka peluang kerja baru bagi masyarakat setempat dalam pengerjaannya.

Peluang Kerja Baru di Tengah Proyek Pembangunan Daerah

Proyek pembangunan jalan daerah tidak hanya sekedar menggali dan membangun jalan baru. Di balik proses tersebut, banyak membutuhkan tenaga kerja baru yang dapat diisi oleh masyarakat lokal. Peluang kerja tersebut jelas sangat berdampak baik bagi perekonomian masyarakat sekitar lokasi pembanganunan proyek. Peluang kerja yang dihasilkan sangat beragam, baik yang berhubungan langsung dengan aktivitas proyek maupun tidak. Ketika sebuah proyek pembangunan dimulai, pekerja langsung seperti mekanik, asisten mekanik, operator alat berat, dan pengawas proyek akan terlibat.

Namun, banyak orang lupa bahwa ekosistem di sekitar proyek juga ikut berkembang, menciptakan peluang kerja lain yang bersifat pendukung. Misalnya, hadirnya pekerja proyek sering kali mendorong peningkatan aktivitas di sektor kuliner. Warung makan yang sebelumnya sepi menjadi ramai karena para pekerja membutuhkan makanan sehari-hari. Jasa katering pun banyak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan makan tim proyek dalam skala besar, membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar.

Tidak hanya sektor kuliner, jasa lain seperti penyewaan rumah atau kos juga sering mendapatkan manfaat. Para pekerja yang berasal dari luar daerah membutuhkan tempat tinggal sementara, dan ini memberikan peluang bagi pemilik rumah untuk menyewakan properti mereka. Bahkan jasa pembersih rumah atau laundry bisa ikut berkembang karena kebutuhan para pekerja proyek yang tidak memiliki waktu untuk mengurus hal-hal tersebut.

Baca Juga :  Tagline 'Juara' dan Diskualifikasi Hak Pilih di Pilkada Banjarbaru

Pembangunan infrastruktur daerah seperti proyek pembangunan jalan underpass biasanya membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar, sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan di daerah tersebut. Dalam situasi ini, dimana pekerjaan sulit didapat, proyek ini bisa menjadi penyelamat bagi banyak keluarga. Warga yang biasanya menganggur kini memiliki penghasilan tetap untuk menghidupi keluarganya. Dengan kata lain, pembangunan jalan underpass berdampak langsung pada perekonomian masyarakat lokal.

Namun di balik peluang tersebut, ada dampak negatif yang dihasilkan. Proyek pembangunan jalan underpass dapat menimbulkan dampak dampak buruk, seperti debu dan polusi, serta penutupan akses jalan bagi petani sawah.

Dampak Buruk Debu dan Polusi bagi Warga Sekitar

Proyek pembangunan jalan underpass tidak hanya berdampak positif, tetapi ada juga dampak negatif yang harus ditinjau. Salah satu dampak negatif yakni debu dan polusi yang dihasilkan dari proses proses pembangunan jalan. Proses konstrsuksi seperti penggalian tanah, pembuatan jalan, menghasilkan debu dan polusi udara yang berdampak langsung bagi kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar. Polusi ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi dan kualitas hidup sehari-hari. Anak – anak dan lansia, khususnya menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak buruk akibat debu dan polusi ini.

Pemandangan jalan yang tertutup debu setiap hari juga mengurangi kenyamanan warga sekitar. Debu yang tebal di sepanjang jalan tentu sangat mengganggu mobilitas warga yang melintasi area sekitar proyek. Aktivitas rutin warga seperti berjualan, berjalan kaki, atau bahkan sekadar membuka jendela rumah terganggu oleh partikel debu yang terus melayang di udara.

Debu dan polusi yang dihasilkan tidak hanya berdampak langsung bagi kesehatan, tetapi secara tidak langsung juga berdampak pada kesenjangan sosial antar masyarakat sekitar. Hal itu dapat terjadi karena warga sekitar yang biasanya beraktivitas diluar rumah, berkumpul dan berkomunikasi antartetangga, kini jarang berinteraksi karena enggan keluar rumah sebab debu dan polusi yang sangat tebal. Hal tersebut memicu kesenjangan sosial antarwarga sekitar area yang terkena dampak debu dan polusi akibat proyek pembangunan tersebut.

Baca Juga :  Pendidikan Sebagai Investasi

Upaya mengurangi Dampak Buruk di Tengah Berjalannnya Proyek

Dampak buruk yang ditimbulkan akibat polusi dan debu tersebut dapat dikurangi dengan menerapkan beberapa solusi. Setelah adanya keluhan masyarakat atas debu dan polusi tersebut, para pihak pelaksana proyek menerapkan kebijakan guna mengurangi produksi debu dan polusi yakni berupa penyiraman air setiap sore hari. Penyiraman ini dilakukan menggunakan selang semprotan dari mobil tangki dan sumber air yang diambil berasal dari kolam yang dibangun langsung oleh pihak pelaksana proyek. Penyiraman dilakukan di area paling rawan seperti area sekitar pembangunan proyek, dan sepanjang bahu jalan.

Meskipun belum sepenuhnya menghilangkan masalah, kebijakan ini membantu mengurangi keluhan warga. Langkah ini juga menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur tidak harus mengorbankan kesehatan masyarakat. Kolaborasi antara pihak pelaksana proyek, pekerja, dan warga sangat diperlukan untuk menciptakan solusi yang lebih efektif.

Penutupan Akses Jalan Bagi Para Petani

Proyek pembangunan jalan ini melintasi area akses jalan petani, sehingga para pekerja proyek melakukan penutupan akses jalan demi kelancaran konstruksi. Penutupan akses jalan dilakukan dengan memasang portal melintasi area akses jalan bagi petani.  Penutupan akses jalan ini mengganggu mobilitas petani, menghambat para petani dalam menjangkau sawah. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman hasil pertanian, mempengaruhi pendapatan petani, dan meningkatkan biaya transportasi karena petani harus mencari jalan pintas yang lebih jauh sehingga membutuhkan lebih banyak bahan bakar dalam penggunaannya.

Solusi Bagi Petani Atas Penutupan Akses Jalan Ke Sawah

            Penutupan akses jalan yang dilakukan oleh pekerja proyek jelas sangat mengganggu dan menghambat kegiatan para petani. Namun, ada beberapa solusi yang mungkin dapat digunakan sebagai alternatif untuk tetap melaksanakan kegiatannya secara efektif. Beberapa Solusi tersebut yakni meliputi: para petani dapat melintasi jalan sementara yang biasanya dibuat oleh pekerja proyek selama proses konstruksi, petani juga dapat melintasi jalan yang biasanya dibangun oleh pemerintah daerah yang menghubungkan jalan utama dengan lahan pertanian, dan terakhir petani dapat mencari rute alternatif yang mungkin lebih jauh tetapi tetap dapat diakses.

Iklan